ESDM: Tambang DMLZ dan Big Gossan Mulai Beroperasi

- Rata-rata produksi biji 2024 sebesar 208.356 ton
- Produksi bijih dari dua tambang akan dipasok ke Gresik
- Freeport sempat hentikan operasi karena kejadian longsor
Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan dua situs pertambangan PT Freeport Indonesia yang tidak terdampak longsor di Grasberg Block Cave (GBC), yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, telah mulai beroperasi kembali.
“Udah-udah (beroperasi), yang DMLZ dan Big Gossan,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Kamis (13/11/2025).
1. Rata-rata produksi biji 2024 sebesar 208.356 ton

Meskipun sudah kembali beroperasi, Tri menjelaskan kedua situs tambang tersebut belum mulai berproduksi. Nantinya, ketika kedua tambang itu mulai memproduksi, hasilnya akan diserap sepenuhnya oleh smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur.
Berdasarkan catatan PT Freeport Indonesia, rata-rata produksi bijih pada tahun 2024 mencapai 208.356 ton per hari, yang terdiri atas tembaga, emas, dan perak. GBC merupakan salah satu tambang bawah tanah utama yang dikelola Freeport, selain DMLZ dan Big Gossan.
Dalam laporan resmi Freeport, kapasitas produksi konsentrat tambang GBC tercatat sekitar 133.800 ton per hari, DMLZ sekitar 64.900 ton per hari, dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari. Dengan demikian, produksi GBC menyumbang sekitar 64 persen dari total kapasitas Freeport Indonesia.
2. Produksi bijih dari dua tambang akan dipasok ke Gresik

Produksi bijih dari dua tambang tersebut rencananya akan dipasok ke smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, yang sebelumnya sempat terhenti beroperasi akibat kekurangan pasokan konsentrat tembaga.
“Iya, akan dipasok ke smelter Manyar, karena memang kekurangan pasokan,” tegas Tri.
3. Freeport sempat hentikan operasi karena kejadian longsor

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, sempat tidak beroperasi karena tidak memperoleh pasokan konsentrat setelah terjadinya longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
Adapun pada 8 September 2025, Freeport memberhentikan operasional tambangnya. Hal ini menyusul peristiwa longsor lumpur bijih basah yang terjadi pada area tambang bawah tanah GBC Extraction 28–30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Sejak kejadian itu, Freeport menghentikan sementara seluruh kegiatan operasionalnya untuk memfokuskan sumber daya dalam mengevakuasi tujuh pekerja yang terjebak di area tambang.

















