Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hadapi La Nina, PUPR Siap Kosongkan Volume Tampung Bendungan

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono memaparkan sejumlah strategi untuk terlibat dalam upaya penanggulangan bencana banjir akibat badai La Nina yang diprediksi bakal melanda Indonesia akhir tahun ini.

Sebagai langkah dan strategi yang pertama, Basuki memastikan bakal mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di pusat guna melakukan monitoring seluruh infrastruktur yang ada di Indonesia.

"Kita sekarang mempunyai 231 bendungan plus yang baru ini kita hitung semua daya tampung banjir di bendungan tersebut. Kemudian kami melaksanakan standard operational procedure siaga bencana," ujar Basuki dalam 'Webinar Antisipasi dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi La Nina dan Bencana Hidrometeorologi,' Jumat (29/10/2021).

1. Kementerian PUPR siap mengosongkan tampungan bendungan

Ilustrasi bendungan. Dok. Istimewa / WIjaya Karya (WIKA)

Berkaitan dengan hal tersebut, Basuki berencana mengosongkan tampungan di bendungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran seperti di Bendungan Bili-Bili, Batutegi, dan Jatiluhur.

"Jadi, bendungan itu ada storage capacity-nya, sedangkan yang di atasnya itu adalah flood storage-nya. Jadi, tampungan untuk banjir itu yang kita kosongkan. Dengan prediksi La Nina, itu saya kosongkan semua dengan total volume tampung sebesar 4,7 miliar meter kubik," tutur dia.

2. Pengosongan tampungan bendungan bisa efektif hadapi banjir

Presiden Jokowi resmikan Bendungan Way Sekampung di Lampung. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Rencana tersebut diprediksi Basuki efektif dalam menanggulangi banjir karena pernah dilakukan tahun lalu ketika bencana alam tersebut melanda Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kala itu, banjir di Kalsel terjadi di 13 kabupaten/kota. Namun, hanya ada satu kabupaten/kota yang tidak terkena banjir yang diklaim Basuki terjadi karena adanya bendungan.

"Hanya satu kabupaten/kota yang tidak banjir, yaitu Tapin karena Alhamdulillah waktu itu baru selesai dibangun Bendungan Tapin. Banjirnya ditampung di Bendungan Tapin tersebut," ucapnya.

3. Puncak La Nina terjadi awal 2022

Ilustrasi cuaca ekstrem ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan pusat layanan iklim dunia memperkirakan La Nina akan terjadi hingga level moderat. Hal itu seiring penguatan intensitas suhu muka laut Samudra Pasifik.

"Prediksi puncaknya (La Nina) Januari-Februari 2022," katanya di kanal YouTube BMKG.

Dia mengatakan suhu muka laut Samudra Pasifik semakin dingin. Tingkat suhu anomali sudah mencapai -0,92 derajat yang mengindikasikan intensitas La Nina.

"Apabila mencapai -1, itu artinya sudah mulai La Nina dengan intensitas moderat," kata Dwikora.

Lebih lanjut, Rita mengatakan, La Nina akhir 2021 dan awal 2022 diprediksi sama dengan tahun 2020/2021 lalu dengan intensitas moderat. Menurunya, La Nina bisa meningkatkan curah hujan.

"Meningkatkan curah hujan dari 20 persen menjadi 70 persen di atas normal, yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us