Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketimbang Impor, Airlangga Harap Kementerian Serap Cangkul Lokal

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ikut menanggapi keresahan Presiden Jokowi soal impor cangkul. Menurut dia, industri dari dalam negeri saat ini mampu memenuhi kebutuhan cangkul.

"Itu urusan teknis. Secara teknis dalam negeri bisa memproduksi," kata Airlangga di kantornya, Kamis (7/11).

1. Harap kementerian bisa serap cangkul dalam negeri

Unsplash/Maksym Ivashchenko

Ketua Umum Partai Golkar itu berharap ke depannya, kementerian bisa menyerap cangkul dari dalam negeri. Hal itu bakal memberi manfaat bagi industri dan pekerjanya.

"Seperti disampaikan pak presiden kementerian yang bisa menyerap cangkul, kalau produksi Barata bisa produksi, kemudian sudah dirapatkan blanking (proses produksinya) siapa, industri kecil siapa, tapi paling penitng adalah off-taker-nya," jelas AIrlangga.

Airlangga juga mengungkapkan jika serapan cangkul dari dalam negeri saat ini hanya sebesar 500 ribu unit. Dia menargetkan bisa lebih banyak serapan lewat aturan TKDN. "Kalau (serapan) nasional itu yang terserap kira-kira 500 ribu. Kita nanti tingkatkan bagaimana tim TKDN bagaimana usernya ditambah," sambung Airlangga.

2. Kurang kesadaran dari pembeli

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menjawab keresahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang menyoroti soal impor cangkul. Menurut dia, masih maraknya impor cangkul lantaran belum ada kesadaran dari pembeli (offtaker) untuk memprioritaskan produk dalam negeri.

"Memang kita harus memunculkan kesadaran dari off-taker, dari pengguna, baik itu industri ataupun kementerian lembaga yang membeli itu," ujarnya.

3. Presiden Jokowi ingin pengadaan barang dan jasa beri manfaat untuk industri dalam negeri

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Presiden Jokowi mengatakan harusnya pengadaan barang dan jasa itu bisa kita pakai membangun industri-industri kecil yang berkaitan dengan barang. Ia meminta LKPP dapat memetakan mana produk yang dapat diproduksi sendiri, disusun di dalam negeri dan mana yang harus impor.

"Kalau yang impor langsung stabilo merah saja enggak usah," kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Ia juga meminta Roni memprioritaskan produk dengan komponen lokal yang sangat tinggi agar didahulukan dan mempersulit impor.

"Impar-impor senangnya kita. Stoplah! Ini duit APBN, APBD. Prioritaskan benar bahwa harga murah bukan patokan utama. Murah kalau diperoleh dengan cara impor saya lebih senang kalau kita beli barang lokal meski harganya sedikit lebih mahal," ujar Jokowi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us