Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Sukses Pendiri Mixue, Dulunya Tukang Es Serut

Orang orang sedang berantri di mixue (IDN Times/Vahia Lidyana)
Orang orang sedang berantri di mixue (IDN Times/Vahia Lidyana)
Intinya sih...
  • Zhang Hongchao mendirikan Mixue, gerai es krim asal China yang berkembang pesat di Indonesia.
  • Awalnya Hongchao menjual es serut dengan modal kecil dan perjuangan keras sejak 1997.

Jakarta, IDN Times - Gerai es krim Mixue sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan, kini banyak lelucon terkait gerai Mixue bisa dengan cepat mengisi rukan ata rumah kantor yang kosong di mana pun lokasinya.

Mixue adalah gerai es krim asal China yang didirikan oleh Zhang Hongchao. Kerajaan bisnisnya itu dimulai dari bisnis kecil-kecilan. Bahkan, awalnya Hongchao menjual es serut di sebuah kota kecil di Zhengzhou, China pada 1997.

1. Hongchao mulai bisnis dengan modal Rp8 juta

Zhang Hongchao (Youtube/Paradigmague)
Zhang Hongchao (Youtube/Paradigmague)

Di awal kariernya sebagai pebisnis, Hongchao tak memiliki modal besar. Bahkan, dia harus meminjam uang ke sang nenek sebesar 4 ribu yuan.

Dilansir FoodTalks, Hongchao mendirikan warung es serut saat dia lulus kuliah. Tokonya dinamakan cold stream shaved ice atau es serut aliran dingin.

Kala itu, dia berdagang es serut dengan alat terbatas, hanya dengan lemari es, beberapa bangku, dan meja lipat. Bahkan, alat penyerut esnya dia buat sendiri dengan merakit mesin atau motornya, turntable, dan cutter.

Setelah bisnisnya mulai terbangun, dia menambah produk yang dijual, seperti es krim, smoothie, dan teh susu. Dia mulai bisa mencetak penghasilan sekitar 100 yuan per hari.

2. Toko es serut Zhang Hongchao harus tutup karena musim dingin

ilustrasi (Unsplash.com/Ashim D’Silva)
ilustrasi (Unsplash.com/Ashim D’Silva)

Beberapa waktu kemudian, bisnis Hongchao mengalami kendala. Dikarenakan dia menjual minuman dingin, bisnisnya tak berjalan lancar saat musim dingin. Dia pun terpaksa menutup tokonya karena permasalahan tersebut.

Namun, Hongchao tak patah semangat. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 1999, Hongchao mendirikan lagi gerai es krim bernama Mixue Bingcheng, yang berarti kastil es yang dibangun dengan salju yang manis.

Lalu, pada 2000, Hongchao menjajal bisnis restoran China dan makanan ala Barat. Kemudian pada 2003, dia membuka restoran makanan rumahan. Namun, bisnis restorannya tak berjalan lancar.

Masih gigih memperjuangkan minatnya, Hongchao pun membuka gerai es krim di sebelah restorannya, dengan tetap menggunakan Mixue Bingcheng. Dia membuka gerai es krim bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade 2008 di Beijing, China.

Kala itu, es krim berbentuk kerucut atau seperti puncak Monas sedang melejit. Harga es krim naik hingga 5-10 kali lipat. Melihat peluang itu, Hongchao membuat perhitungan biaya, dan berhasil menjual es krim seharga 2 yuan, di kala toko lain menjualnya seharga 10 yuan. Gerai es krimnya pun mulai digandrungi, dan terus berkembang pesat sejak itu.

3. Mixue masuk ke bisnis waralaba pada 2007

Gerai Mixue (Dok Mixue Indonesia)
Gerai Mixue (Dok Mixue Indonesia)

Melihat perkembangan bisnisnya yang pesat, Hongchao pun terjun ke bisnis waralaba (franchise), tepatnya pada 2007. Setelah itu, lusinan gerai Mixue dibuka di Provinsi Henan, China.

Pada 2008, Hongchao mendirikan perusahaan, dengan jumlah gerai Mixue kala itu sudah lebih dari 180. Namun, saat itu dia menemui permasalahan rantai pasok. Akhirnya, Hongchao memutuskan mempekerjakan manajer profesional dan mengoptimalkan model manajemen.

Selanjutnya pada 2010, Mixue Bingcheng bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co Ltd untuk mengembangkan waralaba di seluruh negeri. Upaya itu makin meningkatkan visibilitas dan pengaruh perusahaan milik Hongchao.

Pada 2012, Mixue Bingcheng mulai membangun pusat litbang modern dan pabrik pusatnya. Sehingga, Mixue bisa mengelola bahan baku secara mandiri.

Pada 2014, perusahaan mendirikan pusat logistik di Kota Jiaozuo, Provinsi Henan, untuk mengirimkan bahan baku dengan biaya kirim gratis ke waralaba ke seluruh negeri. Dengan pusat pergudangan dan logistiknya sendiri, siklus transit Mixue Bingcheng telah dipersingkat dan biaya inventaris serta biaya penyimpanan bisa terpangkas. Mixue pun jadi merek minuman pertama di China dengan pengiriman logistik gratis.

Kini, telah tersebar di 12 negara, dengan 33 ribu gerai global. Di Indonesia sendiri, jumlah gerai Mixue mencapai 2.400. Pada 2021 lalu, Mixue menduduki posisi kelima sebagai perusahaan makanan dan minuman (Food & Beverage atau FnB) terbesar di dunia menurut data Momentum Work.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Jujuk Ernawati
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us