Mendag Ancam Tutup Ritel yang Tidak Patuh Protokol Kesehatan

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengancam akan menutup ritel yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Meski demikian, ia mengatakan akan memulainya dengan sosialisasi terlebih dahulu karena pusat perbelanjaan baru dibuka pekan lalu.
"Kita harus persuasif lalu baru diberikan sanksi penutupan jika mereka tidak patuh dengan protokol kesehatan. Dengan sosialisasi maka menyadarkan mereka dan pendekatan ini lebih efektif. Jika tidak bisa maka sanksinya adalah penutupan ritel tersebut," kata Agus dalam webinar yang diselenggarakan oleh IDX Channel, Kamis (25/6).
1. Perlu pengawasan ketat protokol kesehatan, jangan cuma sementara

Penelti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho pada kesempatan tersebut mengatakan perlu ketegasan pemerintah dan asosiasi peritel dalam menjalankan protokol kesehatan ini. Ia khawatir, protokol kesehatan ini hanya dijalankan sementara saja.
"Tidak semua mal bisa patuh protokol kesehatan. Bulan depan bisa hilang, karena bisa saja saat ini cuma euforia," ucapnya.
2. Mal sudah mulai pulih perlahan

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI), Stevanus Ridwan mengatakan pusat perbelanjaan mulai menunjukkan pemulihan secara kunjungan costumer. Saat dibuka pada 15 Juni lalu, pengunjung hanya berkisar 20 persen.
"Minggu ini kita lihat 30-40 persen. Tapi history dari pasar ritel tahun lalu, jadi setelah lebaran masa paceklik. Hasil sekarang sudah bagus. Yang penting udah mulai bergerak. Supplier juga sudah masukin barang ke toko. Kita perlu bersabar dan masyarakat juga disiplin," katanya.
3. Pendapatan ritel turun Rp12 triliun

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebut terjadi penurunan pada sektor ritel akibat pandemik virus corona. Tidak tanggung-tanggung, selama dua bulan terakhir, pendapatan sektor ritel turun hingga Rp12 triliun.
"Penurunan cukup signifikan dua bulan terakhir sekitar Rp12 triliun. Pusat perbelanjaan yang tidak aktif di DKI ada 70. Sekitar Jabodetabek ada 326. Pendapatan tidak sama dengan sebelum COVID-19," kata Agus dalam webinar Ngobrol Seru IDN Times dengan tema 'New Normal, Bisnis Ritel Pasca Pandemik COVID-19', Kamis (18/6)