Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkeu Purbaya Beberkan Alasan Defisit Anggaran Melebar

IMG-20250915-WA0010.jpg
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Tambahan belanja untuk dongkrak ekonomi secara merata.
  • Defisit terjadi karena belanja melebar.
  • Defisit masih lebih rendah dari outlooknya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan alasan di balik pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 yang kini ditetapkan sebesar 2,68 persen atau setara 689,1 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menururnya kenaikan defisit tersebut terutama dipicu oleh peningkatan belanja negara yang diarahkan ke daerah. Ia menekankan keputusan ini diambil untuk meredam keresahan masyarakat yang muncul akibat tingginya kenaikan pajak daerah, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

"Jadi dalam hal itu kita setuju untuk mengurangi keresahaan masyarakat dengan memberi tambahan ke daerah, supaya daerah punya cukup uang untuk membangun dan menjalankan programnya, sehingga kerentanan tadi bisa diredam sedikit. Jadi kita nggak ada gunanya menghemat uang, kalau keributan di mana-mana dan kita nggak bisa ngebangun," tegas Purbaya di Istana Negara, Jumat (19/9/2025).

1. Tambahan belanja untuk dongkrak ekonomi secara merata

Ilustrasi anggaran atau APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi anggaran atau APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Purbaya menegaskan tambahan belanja negara ini bukan semata-mata pengeluaran, melainkan bentuk investasi jangka panjang. Dengan kondisi masyarakat yang lebih tenang, pembangunan di daerah diharapkan dapat berjalan lebih baik dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perekonomian nasional.


“Ngapain hemat uang kalau akhirnya keributan di mana-mana. Ini memang kelihatan rugi, tapi nanti untungnya banyak ketika ekonomi stabil,” tegasnya.

Terkait sumber pembiayaan, Purbaya memastikan pemerintah memiliki ruang yang cukup dan fleksibel. Skema pembiayaan bisa melalui penerbitan surat utang atau pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL).

"Jadi nggak ada masalah tentang pembiayaan, apalagi kalau saya bilang tadi, mereka atau semua tahu bahwa prospek ekonomi kita bagus, mereka akan berbut, belanja, beli surat utang pemerintah Indonesia," jelasnya.

2. Defisit terjadi karena belanja melebar

Ilustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun pelebaran defisit dalam RAPBN 2026 terjadi karena adanya kenaikan belanja negara yang diputuskan naik dari rancangan semula Rp3.786,5 triliun menjadi Rp3.842,7 triliun.

Di sisi lain, pendapatan negara juga ditargetkan meningkat, meski tidak signifikan, yakni dari Rp3.147,7 triliun menjadi Rp3.153,6 triliun.

3. Defisit masih lebih rendah dari outlooknya

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan rancangan defisit di tahun depan masih lebih rendah dari outlook 2025 yang mencapai 2,78 persen terhadap PDB.

"Jadi ini justru sedikit menunjukkan lagi kehati-hatian pemerintah untuk kondisi fiskal. Tetapi kita melihat kebutuhan untuk pertumbuhan ekonomi dan juga baik di pusat maupun belanja di daerah itu tetap menjadi prioritas," jelas Febrio.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Jujuk Ernawati
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Ini Langkah Pertamina Usai Masyarakat Pindah ke SPBU Swasta

20 Sep 2025, 08:29 WIBBusiness