Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nasib Negosiasi Tarif Resiprokal RI-AS Ditentukan 8 Juli

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Batas akhir negosiasi tarif Indonesia-Amerika berakhir 8 Juli
  • Optimalkan hilirisasi dan perkuat diplomasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan perkembangan terbaru tentang negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mengenai tarif impor resiprokal.

Ia menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah merampungkan penyampaian seluruh poin negosiasi kepada pihak AS. Airlangga mengatakan, Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menilai dokumen-dokumen yang dikirim Indonesia sudah lengkap.

"Indonesia sendiri sudah menyerahkan semua dokumen yang diminta oleh pihak AS terkait persyaratan negosiasi tarif resiprokal. Dalam pertemuan terakhir dengan USTR, mereka menyatakan bahwa dokumentasi dari Indonesia sudah lengkap. Jadi tinggal menunggu keputusan dari para pemimpin, baik Presiden kita, Prabowo, maupun Presiden Amerika, Donald Trump," ujar Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

1. Batas akhir negosiasi tarif Indonesia-Amerika berakhir 8 Juli

Infografis 15 Daftar Ekspor RI yang Paling Terdampak Tarif Trump (IDN Times/Aditya Pratama)
Infografis 15 Daftar Ekspor RI yang Paling Terdampak Tarif Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Keputusan akhir negosiasi dagang antara Indonesia dan AS itu dijadwalkan akan ditentukan pada Selasa, 8 Juli 2025. Waktu tersebut merupakan batas akhir masa penundaan tarif impor yang diberlakukan Presiden AS, Donald Trump.

Di tengah proses negosiasi tersebut, Presiden Prabowo Subianto berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Trump pada Kamis (12/6/2025) malam. Namun, Airlangga enggan mengungkapkan isi percakapan tersebut.

"Ya, intinya memang ada pembicaraan antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump. Soal isinya apa, kita tunggu saja hasilnya nanti," ujar Airlangga.

Sejak April 2025, Indonesia dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen oleh AS. Namun, penerapan tarif tersebut ditunda oleh Presiden Trump selama tiga bulan, terhitung sejak 9 April 2025.

2. Optimalkan hilirisasi dan perkuat diplomasi

Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sebelumnya, Airlangga mengatakan, Indonesia harus memanfaatkan peluang ini untuk mengoptimalkan hilirisasi dan masuk ke pasar AS.  Di sisi lain, Airlangga mengatakan, pemerintah siap bernegosiasi tentang tarif resiprokal yang diterapkan AS ke Indonesia sebesar 32 persen, terlebih AS merupakan mitra strategis Indonesia. 

Dalam beberapa rapat yang telah dilakukan, Presiden mengungkapkan pentingnya mempertahankan hubungan konstruktif dengan Amerika.

“Indonesia memilih jalur negosiasi karena Amerika Serikat merupakan mitra strategis dan untuk revitalisasi perjanjian kerja sama. Kita juga akan meningkatkan produk dari Amerika,” ujar dia. 

Menurut dia, jalur diplomasi dan negosiasi dipilih sebagai solusi yang saling menguntungkan, tanpa mengambil langkah retaliasi terhadap kebijakan tarif. Salah satunya melalui revitalisasi perjanjian kerja sama Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).

Adapun sejumlah kebijakan dalam paket negosiasi itu seperti meningkatkan impor dan investasi dari AS dan peningkatan impor LPG dan LNG. 

"Dengan pembicaraan dengan menteri ESDM, juga kita arahan presiden kita bisa membeli LPG dan LNG dari AS," kata Airlangga.

3. Kebijakan Trump tambah ketidakpastian global

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, Airlangga memastikan berbagai indikator ekonomi Indonesia tetap sehat meskipun ada guncangan akibat kebijakan tarif yang diterapkan Donald Trump. Kendati demikian, Airlangga tidak menampik, penetapan tarif ini meningkatkan ketidakpastian global yang berpotensi memicu resesi di berbagai negara.

"Pengumuman penetapan tarif oleh Trump langsung memicu lonjakan ketidakpastian ekonomi yang pada puncaknya menyebabkan peningkatan probabilitas resesi," ujar Airlangga.

Sementara itu, probabilitas Indonesia untuk mengalami resesi hanya sebesar 5 persen akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan ini. Adapun probabilitas resesi di AS mencapai 60 persen.

"Probabilitas Indonesia untuk masuk resesi relatif rendah, hanya 5 persen, meskipun ketidakpastian kebijakan perdagangan cukup tinggi. Ini menyebabkan gejolak pasar keuangan di Indonesia dengan pelemahan di pasar negara berkembang dan gangguan pada rantai pasok global akibat tarif balasan China," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us