Nilai Tukar Petani November 2025 Susut, Ini Sebabnya

- Nilai tukar petani (NTP) turun 0,23 persen pada November 2025, dipengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,26 persen.
- Tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP terdalam, dipicu oleh penurunan It komoditas seperti kelapa sawit, kakao, tembakau, dan kelapa.
- Nilai tukar nelayan (NTN) naik 0,70 persen karena peningkatan It komoditas seperti tongkol, kembung, cumi-cumi, dan kakap.
Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada November 2025 berada di level 124,05, atau turun 0,23 persen dibandingkan dengan Oktober 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, penurunan NTP terjadi akibat indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,26 persen. Penurunan tersebut lebih dalam dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) yang mencapai 0,03 persen.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani secara nasional adalah gabah, kelapa sawit, kakao atau biji cokelat, serta tembakau,” kata Pudji dalam Konferensi Pers BPS, Senin (1/12/2025).
1. Nilai tukar petani untuk sektor tanaman perkebunan rakyat turun jasi 159,10

BPS mencatat subsektor dengan penurunan NTP terdalam adalah tanaman perkebunan rakyat (NTPR), yang turun menjadi 159,10 pada November 2025 dari 160,16 pada bulan sebelumnya.
“Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 0,66 persen, yang disebabkan It turun 0,85 persen, lebih dalam dibandingkan penurunan Ib yang hanya 0,19 persen,” ujarnya.
2. Komoditas yang mendorong penurunan

Pudji menuturkan, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It pada subsektor NTPR adalah kelapa sawit, kakao atau biji cokelat, tembakau, dan kelapa.
NTP merupakan indikator yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan seberapa baik mereka dapat menukarkan hasil pertanian dengan barang dan jasa kebutuhan. NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).
3. Nilai tukar nelayan naik

Sementara itu, nilai tukar nelayan (NTN) justru mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen, yang dipengaruhi peningkatan It sebesar 0,66 persen, sementara Ib turun 0,04 persen.
“Komoditas yang dominan memengaruhi peningkatan It pada nilai tukar nelayan adalah tongkol, kembung (kobang atau sumbo), cumi-cumi, dan kakap,” ucapnya.



















