Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Segini Bengkaknya Subsidi BBM Jika Iran Picu Gejolak Harga Energi

Ilustrasi kapal tanker minyak. (unsplash.com/Marcus Dall Col)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan dampak kenaikan harga minyak dunia yang dapat dipicu oleh serangan Iran ke Israel jika sampai menyebabkan eskalasi.

Eskalasi adalah peningkatan atau intensifikasi dari sebuah konflik, ketegangan, atau situasi yang sudah ada, yang seringkali berujung pada bertambahnya kekerasan atau eskalasi lebih lanjut dari konflik tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, meskipun terjadi kenaikan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai hasil dari lonjakan harga minyak, namun peningkatan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan meningkatnya subsidi dan kompensasi yang harus ditanggung oleh pemerintah.

“Kita lihat bahwa ada kenaikan PNBP tetapi untuk subsidi dan kompensasi jauh lebih besar,” kata dia dalam Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter x IDN Times, Senin (15/4/2024).

1. Kenaikan harga minyak tingkatkan penerimaan sekaligus beban negara

SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurutnya, setiap kenaikan ICP sebesar 1 dolar AS per barel berpotensi meningkatkan PNBP sekitar Rp1,8 triliun. Namun, kenaikan tersebut diimbangi oleh kenaikan subsidi energi yang hampir sebesar Rp1,8 triliun serta kompensasi sebesar Rp5,3 triliun.

Ditambah, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memiliki dampak serupa. Setiap kenaikan kurs sebesar Rp100 per dolar AS dapat menyebabkan kenaikan PNBP sekitar Rp1,8 triliun.

“Tapi kenaikan subsidi energi sekitar Rp1,2 triliun dan kompensasi sekitar Rp3,9 triliun,” sebut Tutuka.

2. Subsidi dan kompensasi energi bisa melampaui asumsi APBN 2024

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Kementerian ESDM memproyeksikan dampak kenaikan harga minyak mentah terhadap subsidi dan kompensasi BBM serta subsidi LPG 3 kg. Dalam hal ini, jika ICP naik menjadi 100 dolar AS per barel dengan kurs Rp15.900 per dolar AS, subsidi dan kompensasi BBM diperkirakan akan mencapai Rp249,86 triliun, naik dari asumsi sebelumnya dalam APBN 2024 sebesar Rp160,91 triliun.

Sementara itu, subsidi LPG diperkirakan akan naik menjadi Rp106,28 triliun dari asumsi sebelumnya sebesar Rp83,27 triliun dalam APBN 2024.

Lebih lanjut, jika ICP meningkat menjadi 110 dolar AS per barel pada kurs yang sama, subsidi dan kompensasi BBM diperkirakan akan meningkat menjadi Rp287,24 triliun, sementara subsidi LPG diperkirakan akan naik menjadi Rp116,97 triliun.

3. Harga LPG dan solar paling terdampak jika ada gejolak komoditas energi

Pertamina tambah stok LPG 3 Kg di Pontianak. (IDN Times/istimewa).

Menurut paparan Tutuka, setiap kenaikan ICP sebesar 5 dolar AS per barel akan menyebabkan tambahan subsidi BBM sebesar Rp0,19 triliun. Sementara itu, setiap kenaikan kurs rupiah sebesar Rp100 per dolar AS akan menambah subsidi BBM sebesar Rp0,03 triliun.

Lebih lanjut, untuk setiap kenaikan ICP sebesar 5 dolar AS per barel, subsidi LPG diperkirakan akan bertambah sebesar Rp5,04 triliun. Sedangkan setiap kenaikan kurs rupiah sebesar Rp100 per dolar AS akan menambah subsidi LPG sebesar Rp0,42 triliun.

Selain itu, Kementerian juga mencatat untuk setiap kenaikan kurs rupiah sebesar Rp100 per dolar AS, kompensasi untuk solar diperkirakan akan bertambah sebesar Rp1,16 triliun. Sementara untuk setiap kenaikan ICP sebesar 5 per barel, kompensasi solar diperkirakan akan bertambah sebesar Rp6,42 triliun.

“Untuk setiap kenaikan ICP 5 dolar, yang paling berpengaruh besar pertama subsidi LPG, ini akan bertambah sekitar Rp5 triliun. Kemudian yang kedua yang lebih besar setiap kenaikan ICP 5 dolar per barel, kompensasi solar Rp6,42 triliun. Jadi dua itu yang paling besar kenaikannya,” tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us