Siapkan Aturan Baru, Pertamina Bebas Impor Minyak dari AS Tanpa Lelang

- Indonesia meningkatkan peran kemitraan AS di sektor energi dan investasi, dengan komitmen impor energi senilai 15 miliar dolar dan investasi proyek blue ammonia senilai 10 miliar dolar AS.
- Besaran tarif dagang AS-Indonesia hampir final, menunjukkan komitmen Indonesia untuk berkembang sambil menjaga hubungan baik dengan AS.
- Sejumlah komoditas Indonesia berpeluang memperoleh tarif nol persen di pasar AS, termasuk CPO, karet, teh, kopi, serta produk turunan karet.
Jakarta, IDN Times -Pemerintah tengah menyiapkan aturan baru yang memungkinkan PT Pertamina membeli minyak dari Amerika Serikat tanpa melalui proses tender atau lelang. Langkah ini bertujuan mempercepat pengadaan barang dan mempermudah transaksi antara Indonesia dan AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan rancangan Perpres tersebut menjadi bagian dari kesepakatan tarif resiprokal yang tengah difinalisasi kedua negara.
“Kami sedang membuat Peraturan Presiden yang mengizinkan Pertamina membeli langsung tanpa tender atau bidding dari perusahaan AS,” ujar Airlangga dalam US–Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin (17/11/2025).
1. Indonesia meningkatkan peran kemitraan AS di sektor energi dan investasi

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Indonesia, melalui Pertamina, juga berkomitmen meningkatkan impor energi dari AS dengan nilai hingga 15 miliar dolar. Komitmen ini diajukan sebagai upaya menyeimbangkan neraca perdagangan sekaligus menjadi imbal balik atas penurunan tarif yang diberikan AS.
Selain itu, ada juga proyek investasi dari perusahaan Indonesia di AS untuk mengembangkan blue ammonia, salah satu solusi energi ramah lingkungan yang akan diproduksi di negara tersebut.
“Total nilai investasi yang diperkirakan dari proyek-proyek ini mencapai 10 miliar dolar AS. Ini termasuk investasi untuk membeli kilang serta proyek energi bersih, seperti blue ammonia yang akan diproduksi di AS,” kata Airlangga.
2. Besaran tarif dagang AS-Indonesia hampir final

Proyek ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus berkembang, baik dalam sektor energi maupun industri lainnya, sambil menjaga hubungan baik dengan mitra dagang utamanya, yakni AS.
Menurut Airlangga, hampir seluruh aspek perpajakan dalam negosiasi dagang telah dibahas. Saat ini, kedua pihak sedang menyelesaikan tahap akhir penyelarasan dokumen.
"Sebetulnya hampir semua tax sudah kami bahas. Kami juga sudah kirim ke Amerika. Tinggal finalisasi legal drafting-nya. Targetnya tahun ini," kata Airlangga.
3. Sejumlah komoditas berpeluang memperoleh tarif 0 persen

Airlangga turut memaparkan sejumlah komoditas Indonesia yang berpeluang memperoleh tarif nol persen di pasar AS, khususnya produk yang tidak diproduksi di negara tersebut.
Beberapa di antaranya adalah CPO, karet, teh, kopi, serta produk turunan karet. Sementara itu, pembahasan mengenai komoditas tekstil dan sepatu disebut masih terus berlanjut.
















