Bos BI Sebut Milenial Berperan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan generasi milenial di Tanah Air berperan penting membangkitkan berbagai sektor perekonomian. Perry menyebut, generasi milenial di Indonesia semakin kaya.
"Para milenial kita semakin kaya, sehingga sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi umumnya perdagangan, logistik, akomodasi, dan sektor jasa itu Indonesia sudah 45 persen dari pertumbuhan ekonomi kita," kata Perry Warjiyo dikutip, Rabu (30/8/2023).
1. Milenial jadi daya ungkit ekonomi

Menurut Perry Warjiyo, milenial telah ikut mendorong ekonomi Indonesia. Hal itu terlihat dengan tetap kuatnya ekspektasi penghasilan dan penjualan eceran ritel.
BI memperkirakan perekonomian Indonesia akan disokong sumber pertumbuhan ekonomi domestik, yaitu konsumsi rumah tangga.
Kondisi ini, diprediksi masih akan berlanjut di tahun 2024, dengan pertumbuhan ekonomi tahun depan berada pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen.
"Insya Allah ekonomi kita tahun depan akan tetap baik, perkiraan 4,7 persen sampai 5,5 persen," tutur Perry.
2. Laju ekonomi kuartal III diperkirakan 5,15 persen

Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III mencapai 5,15 persen (yoy). Adapun pertumbuhan ekonomi selama 2023 diperkirakan berada pada kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen (yoy).
"Dari mana sumber pertumbuhan? Konsumsi yang meningkat dan sisi investasi. Komitmen kami untuk menjaga ekonomi kita stabil dan pertumbuhan ekonomi tetapi tinggi," jelasnya.
3. Inflasi terus turun hingga akhir tahun

Sementara itu, tingkat inflasi secara tahunan atau year on year sudah turun ke level 3,08 persen pada Juli 2023. Dengan demikian, BI mengajak seluruh pemangku kepentingan menjaga stabilitas inflasi.
Sementara itu, inflasi secara bulanan sebesar 0,21 persen dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,24.
"Hingga akhir tahun 2023, inflasi diharapkan bisa turun ke angka 2,9 persen, dan berada dalam sasaran inflasi BI yaitu 3 persen plus minus 1 persen. Tahun depan bisa kita kendalikan di sasaran 2,5 persen plus minus 1 perseb atau 1,5 persen sampai 3,5 persen. Jadi kami perkiraan tahun depan bisa sekitar 2,7 persen," tambahnya.



















