Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Tepis Julukan TACO Trade di Tengah Sorotan Tarif

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Trump menegaskan bahwa ancaman tarif adalah bagian dari strategi negosiasi dagang.
  • Penurunan tarif dijelaskan sebagai cara Trump memberi waktu kepada tim perunding untuk menjalin kesepakatan dagang kilat dengan berbagai negara.
  • Ancaman dan pembatalan tarif dari Trump terus menyebabkan fluktuasi tajam di pasar keuangan.

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak anggapan bahwa ia kerap mundur dari ancaman tarif yang dibuatnya sendiri pada Rabu (28/5/2025). Julukan “TACO trade” atau “Trump Always Chickens Out” muncul dari kolumnis Financial Times, Robert Armstrong, untuk menggambarkan pola Trump mengancam tarif besar lalu membatalkannya.

Trump menganggap sebutan itu keliru dan menyatakan tindakannya justru membuat negara lain bersedia berunding. Saat ditanya soal istilah tersebut oleh wartawan CNBC, Megan Casella, Trump menanggapi secara tegas.

“Setelah saya melakukan itu, mereka bilang, ‘Kami akan bertemu kapan pun Anda mau’,” kata Trump, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (29/5/2025).

Ia menyebut perubahan keputusan bukan bentuk mundur, tapi bagian dari taktik negosiasi.

Trump sebelumnya mengumumkan tarif 50 persen untuk Uni Eropa (UE), namun menunda kebijakan itu dua hari kemudian. Ia mengklaim ancaman tarif membuat UE bersedia membuka pembicaraan dagang.

1. Trump ubah kebijakan tarif setelah tekanan pasar meningkat

Donald Trump. (instagram.com/realdonaldtrump)
Donald Trump. (instagram.com/realdonaldtrump)

Langkah Trump dalam menetapkan lalu menurunkan tarif bukan hanya terjadi pada UE. Ia pernah menjanjikan tarif “resiprokal” untuk hampir seluruh negara pada 2 April, yang ia sebut sebagai “Hari Pembebasan”. Beberapa negara dijatuhi tarif hingga 30 persen atau lebih.

Namun, sepekan kemudian, setelah gejolak pasar saham, Trump menurunkan semua tarif menjadi 10 persen untuk 90 hari, kecuali terhadap China. Keputusan ini memicu reli besar di pasar saham, dengan S&P 500 mencatat lonjakan harian terbaik sejak Oktober 2008. Investor menyambut baik jeda tarif yang dianggap sebagai sinyal potensi kesepakatan cepat, dikutip dari CNN Internasional.

Penurunan tarif ini dijelaskan sebagai cara Trump memberi waktu kepada tim perunding untuk menjalin kesepakatan dagang kilat dengan berbagai negara. Ia disebutkan ingin menunjukkan fleksibilitas dalam kebijakan demi menjaga stabilitas ekonomi domestik.

2. China tetap jadi sasaran utama tarif tinggi Trump

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Trump juga pernah menaikkan tarif terhadap China hingga 145 persen pada April lalu, yang memicu pembalasan dari pihak China dan membuat investor cemas. Sebulan kemudian, tarif itu diturunkan menjadi 30 persen usai pertemuan pertama antara dua negara.

Trump mengungkapkan bahwa penurunan tarif dilakukan karena negara-negara lain, termasuk China, mulai menghubunginya untuk segera membuka pertemuan. Ia mengatakan taktiknya adalah memasang angka tarif yang sangat tinggi di awal, lalu menurunkannya jika lawan mau berkompromi.

Meski begitu, China tetap diperlakukan berbeda dari negara lain. Saat tarif ke berbagai negara diturunkan menjadi 10 persen, tarif terhadap China tetap dipertahankan lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa China menjadi prioritas utama dalam strategi tekanan dagang AS.

3. Pasar keuangan global terus bergejolak akibat ancaman tarif

Bendera Uni Eropa (pexels.com/Marco)
Bendera Uni Eropa (pexels.com/Marco)

Ancaman dan pembatalan tarif dari Trump terus menyebabkan fluktuasi tajam di pasar keuangan. Ketika Trump mengumumkan tarif 50 persen terhadap UE, saham-saham langsung turun. Namun saat ia menunda pemberlakuan hingga 9 Juli atas permintaan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, pasar kembali bangkit.

Trump mengklaim keputusan tersebut berdampak positif pada ekonomi AS.

“Kami punya 14 triliun dolar AS yang siap diinvestasikan ketika Biden tidak punya apa-apa — negara ini sekarat,” kata Trump.

“Saya pergi ke Arab Saudi. Raja bilang pada saya, dia berkata, ‘Anda punya negara paling panas di dunia sekarang’.” tambahnya, dikutip dari New York Post, Kamis (29/5/2025).

Pasar disebut mulai belajar untuk menyikapi ancaman tarif dari Trump dengan hati-hati. Sebelum jeda tarif April diumumkan, indeks S&P 500 sempat mendekati wilayah bear market dan imbal hasil obligasi melonjak karena investor menjual utang AS. Kini, pola “TACO trade” menjadi bagian dari perhitungan pasar dalam menghadapi kebijakan Trump.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us