Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Percepat Pajak Paket Murah China pada 2026

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Antoine Schibler)
Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Antoine Schibler)
Intinya sih...
  • Uni Eropa akan mempercepat penerapan biaya penanganan untuk paket kecil dari China pada awal 2026, dua tahun lebih cepat dari rencana semula.
  • Rencana biaya penanganan sebesar 2 euro untuk setiap paket bernilai rendah yang masuk ke Eropa secara langsung ke konsumen, dan 0,5 euro per paket jika diproses lewat gudang di Eropa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa mengumumkan rencana mempercepat penerapan biaya penanganan untuk paket kecil yang dipesan secara online dari platform seperti Shein, Temu, dan Alibaba. Langkah ini diambil sebagai upaya menghadapi lonjakan impor barang murah asal China yang memasuki pasar Eropa setiap tahun.​

Kebijakan tersebut dijadwalkan mulai berlaku secara serempak di seluruh negara Eropa pada awal 2026, lebih cepat dua tahun dari jadwal semula.

1. Uni Eropa targetkan percepatan penerapan biaya pajak paket online dari China

Uni Eropa melalui Komisioner Perdagangan Maros Sefcovic mengirimkan surat resmi kepada para menteri keuangan negara anggota Uni Eropa. Dalam surat tersebut, ia meminta percepatan penerapan biaya penanganan paket kecil pada awal 2026, jauh lebih cepat dari rencana sebelumnya yaitu 2028.

Langkah ini bertujuan membendung masuknya miliaran barang murah dari platform China yang dinilai menyaingi pasar lokal.​

"Percepatan penetapan biaya ini sangat dibutuhkan untuk melindungi pelaku usaha lokal dari tekanan persaingan yang tidak adil," kata Maros Sefcovic dalam suratnya, dilansir Yahoo Finance.

Pada 2024, tercatat sekitar 4,6 miliar paket bernilai rendah yang dipesan daring, dengan 91 persen di antaranya berasal dari China.​ Uni Eropa akan membawa proposal tersebut untuk dibahas bersama seluruh menteri keuangan Uni Eropa pada pertemuan berikutnya, guna mempercepat proses persetujuan dan pelaksanaan kebijakan baru tersebut.

"Kami berkomitmen untuk segera memperkuat pengawasan terhadap impor barang-barang murah," ujar Sefcovic, dilansir DevDiscourse.

2. Rincian rencana biaya penanganan dan dampaknya bagi pelaku bisnis

Uni Eropa mengumumkan pada Mei 2025, rencana besar penerapan biaya penanganan sebesar 2 euro (Rp38,6 ribu) untuk setiap paket bernilai rendah yang masuk ke kawasan Eropa secara langsung ke konsumen. Barang-barang yang diproses lewat gudang di Eropa akan dikenakan biaya lebih rendah, yakni 0,5 euro (Rp9,6 ribu) per paket.​

“Dengan 4,6 miliar paket per tahun, pengawasan penuh sangat sulit, dan ongkos kontrol sangat besar. Sudah seharusnya perusahaan seperti Alibaba, Temu, atau Shein ikut membayar biaya penanganan tersebut," kata Ketua Komite Perdagangan Parlemen Eropa, Bernd Lange, dilansir British Business Excellence Awards.

Asosiasi pengusaha ritel di Eropa, seperti Zalando, juga menyambut positif rencana ini dan menegaskan pentingnya percepatan penghapusan batas pungutan bea masuk bagi paket murah.

"Biaya penanganan ini akan membantu mengatasi persaingan yang tidak sehat dari perusahaan seperti Temu dan Shein," kata Stephan Tromp, Wakil Direktur Asosiasi Ritel Jerman.

3. Langkah negara anggota dan harapan industri

Tekanan untuk segera menerapkan kebijakan ini semakin kuat setelah data menunjukkan kenaikan ekspor barang murah dari China ke Eropa secara signifikan pada 2025. Pemerintah Italia dan beberapa negara anggota telah menyiapkan strategi pelaksanaan biaya penanganan secara mandiri sebagai langkah awal menyesuaikan aturan baru.​

“Ekspor China ke Eropa, khususnya barang murah, terus meningkat setiap bulan,” kata seorang pejabat pemerintah Italia.

Sementara itu, perusahaan e-commerce seperti Allegro Polandia menyebut kebijakan ini sebagai langkah ke arah yang benar, walau meminta rincian teknis pelaksanaan yang lebih jelas.​ Dari sisi China, Kementerian Luar Negeri China mengharapkan Uni Eropa tetap transparan serta memberikan perlakuan adil pada perusahaan China, termasuk Alibaba, Shein, dan Temu.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Google: Ekonomi Digital RI Tumbuh 14 Persen, Terbesar se-ASEAN

13 Nov 2025, 15:50 WIBBusiness