Garuda Indonesia Buka Suara soal Isu Dapat Modal dari Danantara

- PT Garuda Indonesia membuka suara terkait isu Danantara yang akan menyuntikkan modal ke perseroan.
- Seluruh kebijakan aksi korporasi dan strategi pendanaan menjadi kewenangan pemegang saham.
- Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan bahwa proses investasi harus mendapatkan persetujuan dari dirinya.
Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara soal isu Danantara bakal menyuntikkan modal ke perseroan.
Dalam dokumen yang diterbitkan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan rencana tersebut sepenuhnya menjadi hak para pemegang saham.
"Menanggapi pemberitaan mengenai penjajakan aksi korporasi terhadap Garuda Indonesia oleh Danantara Indonesia, dapat kami sampaikan bahwa pada prinsipnya kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait," kata Wamildan dikutip, Rabu (21/5/2025).
1. Tunggu keputusan pemegang saham

Terkait skema pendanaan dari Danantara, Garuda menyatakan seluruh pertimbangan, kebijakan, dan strategi atas aksi korporasi itu menjadi kewenangan pemegang saham.
"Garuda Indonesia secara berkala berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait lainnya, sambil tetap berfokus untuk memastikan perusahaan berjalan on the track sesuai dengan strategi kinerja perusahaan," ujar Wamildan.
2. Erick Thohir buka suara

Menanggapi isu yang sama, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan segala bentuk investasi memang menjadi kajian Danantara. Namun, untuk proses akhirnya harus mendapatkan persetujuan Erick.
"Nanti kan diproses oleh mereka, baru ke saya. Kan corporate action terakhir di saya. Tetapi kalau proses kajian kan di mereka," kata Erick usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (21/5).
3. Garuda sedang dalam proses pengadaan pesawat

Dalam rapat kerja itu, Erick membeberkan saat ini Garuda Indonesia memang sedang dalam proses pengadaan pesawat baru. Maskapai pelat merah itu akan mengambil pesawat dari Boeing, dengan memperbaharui kontrak lama.
"Bukan kontrak lama, kontrak yang baru dengan jumlah yang sama. Tentu ini yang mau kita lihat seperti apa pengadaan-pengadaan yang bisa mereka deliver dan ini yang kita harapkan untuk bisa mengisi penambahan pesawat yang ada tentu di Garuda," tutur Erick.
Sejak 2024 lalu, Garuda Indonesia sudah mengumumkan rencana penambahan 20 armada pesawat. Dua armada pesawat sudah tiba di Indonesia sejak akhir 2024 hingga awal 2025 ini.