Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

World Water Forum Diyakini Buka Peluang Investasi Sektor Air

Aparat keamanan mulai memperketat pengamanan terutama di sekitar kawasan pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 dan pintu-pintu masuk menuju Bali guna menjaga keamanan pelaksanaan pertemuan internasional yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 tersebut. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/rwa.)
Aparat keamanan mulai memperketat pengamanan terutama di sekitar kawasan pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 dan pintu-pintu masuk menuju Bali guna menjaga keamanan pelaksanaan pertemuan internasional yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 tersebut. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/rwa.)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR RI Putu Supadma Rudana menyebutkan pertemuan World Water Forum (WWF) ke-10 membuka peluang dan potensi dalam investasi di sektor air. Hal itu mengingat pertemuan multipihak yang berlangsung di Bali sepanjang 18-25 Mei 2024 itu melibatkan sektor bisnis, pemerintahan, hingga pemikir.

"Mereka bertemu tidak hanya hadir dalam forum, tetapi berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik dalam isu konservasi, perlindungan, pemeliharaan air, sarananya, dan limbah buangannya,” kata Putu dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (19/5/2024), dilansir ANTARA.

1. Meningkatkan perputaran ekonomi

ilustrasi Elon Musk tiba di Indonesia sebagai salah satu negara ter-cover Starlink (Dok.IDN Times/istimewa)
ilustrasi Elon Musk tiba di Indonesia sebagai salah satu negara ter-cover Starlink (Dok.IDN Times/istimewa)

Selain membuka peluang investasi, menurutnya, WWF ke-10 juga diharapkan meningkatkan perputaran ekonomi hingga masyarakat kecil di Bali. Sebab, kepala negara hingga anggota parlemen akan hadir dalam kegiatan tersebut.

Forum air terbesar dunia tersebut akan dihadiri sebanyak 13.448 orang dari 148 negara yang terdiri dari 8 kepala negara dan wakil kepala pemerintahan, 3 utusan khusus, dan 38 menteri.

Dia berharap WWF ke-10 diharapkan menjadi ajang yang produktif untuk membahas isu-isu keberlanjutan air di seluruh dunia. Ajang ini diharapkannya signifikan untuk mengevaluasi perjalanan dialektika komunitas global tentang isu air.

"World Water Forum Ke-10 sangat mendesak bagi dunia mengingat isu air menjadi salah satu isu pembangunan berkelanjutan yang krusial untuk dicapai," pria yang juga anggota Biro Komite IPU (Inter-Parliamentary Union) untuk pembangunan berkelanjutan.

2. DPR RI akan jadi host parliamentary side event WWF

World Water Forum ke-10 akan digelar di Bali, 18-25 Mei 2024. (dok. Tim Komunikasi WWF/ANTARA FOTO)
World Water Forum ke-10 akan digelar di Bali, 18-25 Mei 2024. (dok. Tim Komunikasi WWF/ANTARA FOTO)

Putu mengatakan menyampaikan, DPR RI akan menjadi host penyelenggaraan parliamentary side event ‘The 10th World Water Forum’ di Nusa Dua, Bali.

Saat dirinya bertemu dengan Presiden Dewan Air Dunia Tuan Loic Fauchon di Jakarta. Kata dia, kedua pihak menyadari air sendiri berpengaruh dan terpengaruh oleh perubahan iklim.

"World Water Forum Ke-10 menjadi pengingat, penanda bahwa isu air bukan isu yang ecek-ecek. Isu air sangat krusial bagi keberlangsungan hidup manusia, wilayah, politik, bahkan pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya, kita perlu menganggap serius isu air tersebut," ujar Putu.

3. Hal yang perkuat Bali dan Indonesia sebagai tuan rumah

Penjor yang dipasang di DTW Jatiluwih dalam rangka penyambutan delegasi WWF (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Penjor yang dipasang di DTW Jatiluwih dalam rangka penyambutan delegasi WWF (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Sebagai putra daerah Bali, Putu menyadari bahwa berbagai masyarakat dunia tentu memiliki kearifan-kearifan di sektor, dan menarik bagi parlemen untuk kemudian mengetahuinya lebih luas dan berbagi praktik-praktik tersebut.

Di Bali, kata dia, kearifan lokalnya adalah konsep Tri Hita Karana, konsep Hari Nyepi, dan sistem irigasi SUBAK dengan menjaga kesinambungan baik danau, sungai maupun springs atau mata air.

"Di Bali dan di Indonesia, tanah air kita juga memiliki penghormatan yang tinggi terhadap air atau disebut tirta. Indonesia juga memiliki penghormatan yang sama tinggi antara daratan dan sumber air, yaitu dengan menyebut negeri kita sebagai Tanah Air," katanya.

Putu menambahkan, pemaknaan Tanah Air itu justru memperkuat kenapa Indonesia menjadi tuan rumah yang penuh makna. Karena dua pertiga dari wilayah kita adalah lautan, sepertiga adalah daratan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us