5 Strategi Kelola Keuangan agar Tetap Aman saat Bercerai

Perceraian gak hanya menyangkut soal perasaan, tapi juga soal keuangan. Saat hubungan berakhir, kondisi finansial bisa ikut goyah kalau kamu gak siap atau gak tahu harus mulai dari mana.
Biaya hidup yang dulu ditanggung berdua, kini harus kamu pikul sendiri. Belum lagi urusan aset, utang, dan pengeluaran rutin yang tetap jalan. Supaya keuanganmu tetap aman di masa transisi ini, kamu perlu strategi yang matang dan langkah yang jelas.
Berikut ini lima strategi penting yang bisa kamu lakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak saat menghadapi perceraian.
1. Kumpulkan dan rapikan semua dokumen keuangan

Langkah pertama yang penting banget adalah mengumpulkan semua dokumen finansial kamu. Mulai dari rekening koran, dokumen pinjaman, laporan pajak, polis asuransi, sampai laporan kredit. Dengan dokumen-dokumen ini, kamu bisa punya gambaran utuh soal kondisi keuangan kamu dan pasangan.
Langkah ini juga memudahkan saat proses pembagian aset, utang, atau jika perlu membuat kesepakatan hukum. Kalau kamu masih tinggal serumah dan berbagi pengeluaran, pastikan semua tagihan tetap dibayar agar gak menimbulkan utang baru atau merusak skor kredit.
2. Pisahkan rekening dan lindungi informasi pribadimu

Kalau kamu dan mantan pasangan masih punya rekening atau kartu kredit bersama, sebaiknya segera ditutup. Lalu, buka rekening baru atas nama kamu sendiri. Ganti semua PIN dan password yang mungkin diketahui pasangan agar gak ada risiko penyalahgunaan.
Selain itu, jangan lupa update data di asuransi, sewa tempat tinggal, atau surat wasiat kalau kamu punya. Ini penting supaya semua tanggung jawab keuangan benar-benar hanya dipegang oleh kamu tanpa campur tangan mantan.
3. Buat daftar aset dan utang secara menyeluruh

Membuat daftar semua aset dan utang adalah kunci agar pembagian harta berjalan adil. Kalau kamu dan pasangan masih bisa berkomunikasi dengan baik, proses ini bisa dilakukan tanpa bantuan hukum. Tapi kalau situasinya rumit atau ada konflik, kamu mungkin perlu bantuan mediator atau pengacara.
Untuk utang seperti cicilan rumah atau kartu kredit, jangan sampai ada yang terabaikan. Misalnya, meskipun dalam putusan pengadilan pasangan kamu wajib membayar utang tertentu, pihak bank tetap bisa menagih kamu kalau namamu masih tercantum dalam perjanjian. Jadi pertimbangkan untuk memindahkan atau membayar sebagian utang demi menjaga skor kreditmu tetap aman.
4. Buat anggaran baru sesuai kondisi keuangan pasca-cerai

Setelah perceraian, kamu mungkin harus beradaptasi dengan pemasukan tunggal. Maka dari itu, penting banget bikin anggaran baru yang realistis. Catat semua pemasukan dan pengeluaran, lalu susun prioritas pengeluaran mulai dari kebutuhan pokok sampai tabungan darurat.
Kalau kamu belum terbiasa bikin anggaran, gak ada salahnya cari panduan budgeting yang bisa bantu langkah demi langkah. Selain itu, kalau kamu berharap mendapat tunjangan atau uang nafkah anak, sebaiknya segera diskusikan dari awal.
Tapi perlu diingat, jangan menggantungkan seluruh keuanganmu dari sana, ya. Karena gak semua mantan bertanggung jawab memenuhi kewajibannya. Jadi, jauh lebih aman mengandalkan diri sendiri.
5. Rencanakan langkah keuangan setelah perceraian selesai

Setelah proses cerai benar-benar selesai, jangan langsung santai. Masih ada beberapa hal yang perlu kamu bereskan. Misalnya, atur ulang polis asuransi jiwa, lunasi utang yang tersisa, dan awasi rekening bersama yang belum bisa ditutup.
Kalau merasa gak yakin harus mulai dari mana, kamu bisa konsultasi dengan credit counselor untuk bantu menyusun rencana keuangan jangka panjang. Dalam jangka panjang, kamu bisa mulai fokus membangun kembali kemandirian finansial. Misalnya dengan memperbaiki skor kredit, menabung, atau menetapkan target keuangan baru.
Perceraian memang bisa jadi masa yang sulit secara emosional, tapi kamu tetap bisa punya kendali atas kondisi keuanganmu. Dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa menjaga keuangan tetap stabil dan siap menatap masa depan.
Ingat, meskipun kamu memulai dari nol, ini juga jadi peluang untuk membangun kembali hidup yang lebih kuat, termasuk secara finansial. Semangat, kamu pasti bisa melewati fase ini dengan lebih bijak!