[PUISI] Aku Sering Lupa

Aku sering lupa, saat awan kelabu menumpuk
Kata-kata meluncur, tak tahu arah
Diam berteriak di balik bibir yang rapat
Hati menatap, tapi tak terdengar
Aku sering lupa, luka hanyalah riak
Gelombang kecil di samudra jiwa
Namun badai aku biarkan membesar
Menepuk tenang, tapi tak pernah reda
Aku sering lupa, senyap mampu berbicara
Sedih bukan selalu perlu jerit
Seperti embun menetes di daun pagi
Hati mereda tanpa suara yang tajam
Kini aku ingat, angin bisa menenangkan
Marah yang datang tak harus berkobar
Luka hadir, tapi tak mesti menjerit
Hanya langkah lembut yang tahu kembali
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.