[PUISI] Bisikan Rindu di Langit Jingga

kutabur cinta di hamparan takdir,
bagai kelopak mawar di padang tak bernama,
namun angin,
hanya menjadikannya serpih yang menghilang bersama senja.
kukirimi rindu lewat bisikan remang,
pada langit jingga yang perlahan menutup hari,
namun gema suaramu tak pernah pulang,
hilang di balik cakrawala yang enggan membuka diri.
duhai hati,
mengapa kau masih bertahan,
di ambang harapan yang tak pernah mengundang hadirmu?
kau berdiri di antara harap dan luka,
bagai pengembara menanti pintu yang tak pernah terbuka.
seperti rembulan merindukan sang surya,
mereka bersentuhan hanya dalam bias cahaya cinta yang abadi, namun tak pernah bersua.
aku mencintai tanpa jemari untuk menggenggam,
menunggu dalam sepi yang menua,
menyulam harap dari benang-benang ilusi,
berharap pada bintang yang bahkan tak tahu namaku.
jika takdir menulis cerita lain di kitab langitmu,
biarlah aku menjadi senyap,
yang mencintai dalam diam,
seperti hujan pertama yang jatuh di bumi asing membasahi, lalu pergi,
tanpa pernah dikenang oleh tanah yang disentuhnya.


















