Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Di Antara Engkau dan Secangkir Robusta

Ilustrasi dua cangkir kopi (pixabay.com/pexels)
Ilustrasi dua cangkir kopi (pixabay.com/pexels)

Atas nama cinta
Secangkir robusta beraroma karsa
Kini robusta berduka
Rasamu mengendap di dalamnya

Candu mataku di bawah bayang tawamu
Sementara relung hatiku, sepi masih membelenggu
Detik-detik sendu menggema dalam dada
Aku tak mungkin lupa, terakhir kali rasamu jumpa!

Biasanya kita berpangku, melucu
Ditemani dua cangkir robusta, menyalami senja di pelupuk mata
Meski tanpa susu dan gula
Rasa indah begitu menguap di antara kita

Letih menunggu dalam heningnya pujian
Di antara engkau dan secangkir robusta
Seteguk rindu pun kupasrahkan

Pahit!
Ampasnya hadirkan nyawamu, mengisi penuh rongga mulutku
Seolah mengingatkan, “Aku juga merindukanmu.”
Semoga dua sendok gula cukup untuk mengobati rasa rindu itu

Kasih berlagak baik-baik saja
Ia berkata, “Asmara kita sudah derana.”
Di antara engkau dan secangkir robusta
Bagi setia, jarak tak memutus asa

Robusta yang malang... 
Biarkan gula - gula itu larut dalam pelukmu
Setidaknya sampai aku dan dia bertemu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
duytrie
Editorduytrie
Follow Us