[PUISI] Di Antara Engkau dan Secangkir Robusta

Atas nama cinta
Secangkir robusta beraroma karsa
Kini robusta berduka
Rasamu mengendap di dalamnya
Candu mataku di bawah bayang tawamu
Sementara relung hatiku, sepi masih membelenggu
Detik-detik sendu menggema dalam dada
Aku tak mungkin lupa, terakhir kali rasamu jumpa!
Biasanya kita berpangku, melucu
Ditemani dua cangkir robusta, menyalami senja di pelupuk mata
Meski tanpa susu dan gula
Rasa indah begitu menguap di antara kita
Letih menunggu dalam heningnya pujian
Di antara engkau dan secangkir robusta
Seteguk rindu pun kupasrahkan
Pahit!
Ampasnya hadirkan nyawamu, mengisi penuh rongga mulutku
Seolah mengingatkan, “Aku juga merindukanmu.”
Semoga dua sendok gula cukup untuk mengobati rasa rindu itu
Kasih berlagak baik-baik saja
Ia berkata, “Asmara kita sudah derana.”
Di antara engkau dan secangkir robusta
Bagi setia, jarak tak memutus asa
Robusta yang malang...
Biarkan gula - gula itu larut dalam pelukmu
Setidaknya sampai aku dan dia bertemu