[PUISI] Di Peristirahatan Terakhirmu

Tangan halusku meraba tanah basah
Sembari menghirup aroma paling khas
Seolah ia mengumbar memori silam
Dua jiwa anggun bernari riang
Di tengah gemuruh deras hujan
Apa yang tersisa dari hari itu
Hanya raga teduh berbayang
Dan janji yang menggenggam erat
Besok, lusa, dan hari seterusnya
Jiwa kita terikat dalam degup takdir
Kamu dan segala harap serakah
Aku serta mimpi paling semerbak
Adalah dua secuil rintik paling bias
Kita sibuk merencana segala pasti
Sampai lupa keputusan paling sakral
Milik-Nya, bukan milik kita
Kau dan aku hanya dicipta dan dititip
Bukan untuk tinggal, tapi berkunjung
Hingga aku hanya bisa bersimpuh pilu
Di sini, di peristirahatan terakhirmu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.