[PUISI] Membaca Fotomu

Matahari tak pernah peduli pada pagi
Ketika desah angin begitu gemulai menghibur wahai sang kabut
Gelisah yang kau tuliskan pada bingkai hitam putih di sudut fana
Tanpa cahaya, tanpa mimik sempurna, kaku, tak sewajarnya
Membidik ilalang di pekarangan gubug lawas serupa kandang sapi
Karikatur sempurna merekam jerit tangis kelahiran jabang bayi
Kau takut?
Dia bahkan tak pernah takut
Kau dan kameramu tak perlu diam, mengendap, sekalipun sembunyi
Kau tak akan sanggup menatap mata sayu bergelayut tanda tanya
Wajah lugu kombinasi senyum ikhlas edisi kemiskinan
Bahwa remah-remah kata berjibaku lumat tertangkap lensa
Mencabik sukma para pembaca paragraf senja kala matahari lagi-lagi tak peduli
Meratap mengiba pada hari-hari yang ingin dimengerti
Harapan, harapan, dan harapan tak pernah hilang
Tersimpan dalam liang kubur yang mereka gali sejak dulu di depan rumah
Sekadar tanda adanya kehidupan, berhias nisan atas nama masa depan
Tak perlu iba membaca fotomu sore ini
Semoga bulan bisa bersahabat dengan malam
Dan matahari semoga kau menyesal


















