[PUISI] Malam dan Diagnosa

Basah
Tepat di jalanan remang-remang
Terendus bau aspal
Sebab ulah hujan yang menjadikan senja tak datang
Bolehkan membenci hujan?
Bukankah sama saja dengan menyalahkan Tuhan?
Delapan puluh kilometer per jam
Bersama diagnosa palsu dari angan-angan
Logika yang semakin tak masuk akal
Juga riuh yang saling bertabrakan
Coba perhatikan netranya
Bukankah sudah membenci air mata?
Perhatikan pula lisannya
Bukankah sudah semakin liar juga?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.