Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini 4 Perbedaan MinyaKita dan Minyak Makan Merah 

Ilustrasi minyak goreng bersubsidi Minyakita. (IDN Times/Daruwaskita)

Pemerintah Indonesia telah meresmikan dua jenis minyak goreng subsidi untuk masyarakat, yaitu MinyaKita dan Minyak Makan Merah. Kedua produk ini hadir sebagai solusi bagi masyarakat dalam mendapatkan minyak goreng dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, keduanya juga diharapkan dapat menjaga kestabilan pasokan minyak goreng di Indonesia.

Meskipun sama-sama merupakan program pemerintah, MinyaKita dan Minyak Makan Merah memiliki perbedaan mendasar. Faktor yang membedakan kedua minyak ini mencakup waktu peresmian, warna, harga, serta distribusinya di pasaran. Berikut adalah empat perbedaan utama antara MinyaKita dan Minyak Makan Merah.

1. MinyaKita lebih dulu diresmikan

ilustrasi minyak goreng (freepik.com/jcomp)

MinyaKita secara resmi diperkenalkan oleh pemerintah melalui Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, pada Juli 2022. Produk ini segera hadir di pasaran sebagai minyak goreng bersubsidi untuk masyarakat luas. Keberadaan MinyaKita menjadi langkah awal dalam mengatasi permasalahan harga minyak goreng yang tinggi.

Sementara itu, Minyak Makan Merah baru diresmikan dua tahun kemudian, pada Maret 2024, oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Meski peresmiannya lebih lambat, pembangunan pabrik Minyak Makan Merah di Sumatra Utara sudah mulai dipersiapkan sejak 2022. Pemerintah berharap kehadiran minyak makan merah dapat menjadi solusi tambahan bagi masyarakat.

2. Warnanya berbeda

ilustrasi minyak goreng (pexels.com/Ron Lach)

Perbedaan utama antara MinyaKita dan Minyak Makan Merah dapat dilihat dari warnanya. MinyaKita memiliki warna kuning jernih yang sedikit keruh dan dikemas dalam bentuk plastik kiloan maupun botol literan. Warna ini menyerupai minyak goreng pada umumnya yang sudah dikenal masyarakat dan banyak digunakan dalam berbagai jenis masakan. Selain itu, MinyaKita telah melewati proses pemurnian lebih lanjut sehingga lebih familiar bagi konsumen.

Sebaliknya, Minyak Makan Merah memiliki warna merah yang khas, sesuai dengan namanya. Warna ini berasal dari kandungan alami dalam minyak sawit yang belum mengalami proses pemutihan.

Minyak Makan Merah mengandung karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, serta squalene. Kandungan ini menjadikan Minyak Makan Merah berpotensi sebagai pangan fungsional dan dapat membantu mencegah stunting.

3. Harga minyak makan merah lebih murah

Ilustrasi minyak goreng (unsplash.com/Fulvio Ciccolo)

MinyaKita dan Minyak Makan Merah sama-sama dirancang untuk membantu masyarakat mengatasi mahalnya harga minyak goreng di pasaran. Harga minyak goreng komersial dapat mencapai Rp20.000 per liter, sehingga kedua produk subsidi ini menjadi alternatif yang lebih terjangkau. Dengan harga lebih rendah, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan minyak goreng tanpa membebani pengeluaran.

Harga Minyak Makan Merah bahkan lebih murah dibandingkan MinyaKita. Tanpa subsidi, Minyak Makan Merah dijual seharga Rp14.000 - Rp15.000 per liter, sedangkan dengan subsidi bisa mencapai Rp8.000 per liter.

Sementara itu, harga MinyaKita awalnya ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter. Namun, pada Februari 2025, harga rata-rata MinyaKita mencapai Rp17.540 per liter, melampaui harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

4. Distribusi MinyaKita lebih merata

ilustrasi minyak goreng (freepik.com/cookie_studio)

Saat ini, MinyaKita lebih mudah dijangkau oleh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Hingga 24 Februari 2023, tercatat 6.230.703 liter MinyaKita telah didistribusikan ke sejumlah wilayah di seluruh Indonesia, antara lain Bali 35.640 liter, Jawa Barat 346.159 liter, dan Jawa Timur 84.348 liter. Kemudahan akses ini membuat MinyaKita menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang mencari minyak goreng subsidi.

Sebaliknya, Minyak Makan Merah masih memiliki keterbatasan dalam distribusinya. Hingga tahun lalu, produk ini masih sulit ditemukan di pasaran. Seiring waktu, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan distribusi minyak makan merah agar semakin merata.

MinyaKita dan Minyak Makan Merah memiliki tujuan yang sama, yaitu menyediakan minyak goreng dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Meskipun terdapat perbedaan dalam warna, harga, dan distribusi, keduanya bisa menjadi solusi penting dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng di Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us