Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Cara Mengelola Stres agar Tidak Mengganggu Keseharian

ilustrasi stres (unsplash.com/Elsa Tonkinwise)

Stres merupakan bentuk respons tubuh terhadap tekanan. Hal ini pun sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi. 

Saat stres, berarti tubuh sedang berupaya menghindar dari situasi yang dianggap berbahaya. Sayangnya, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menumpuk sehingga bisa menjadi bumerang dan berdampak buruk bagi tubuh. 

Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui cara mengelola stres yang disarankan ahli. Langkah tersebut penting karena dapat membantu menjaga kesehatan mental sehingga aktivitas harian tidak terganggu.

Cara mengelola stres

Menghadapi stres bukan selalu hal yang mudah. Hal itu karena kemampuan tiap individu untuk mengatasinya berbeda-beda. Meski demikian, beberapa tindakan berikut bisa dilakukan untuk mencegah stres berkembang menjadi suatu hal yang buruk. 

1. Tetap terhidrasi

ilustrasi minum air putih (IDN Times/Mardya Shakti)

Semua organ tubuh membutuhkan air supaya bisa berfungsi dengan baik. Menurut penelitian yang disebutkan oleh Amanda Carlson, RD, Direktur Nutrisi Kinerja di Athletes Performance, kekurangan cairan sekitar 0,5 liter pun bisa memicu dehidrasi yang dapat meningkatkan kadar kortisol.

"Kortisol adalah salah satu hormon stres. Tetap dalam keadaan terhidrasi untuk menurunkan tingkat stres. Saat kita tidak memberikan cairan yang dibutuhkan tubuh, kita memberikan tekanan, dan tubuh akan meresponnya," ungkapnya di laman WebMD.

Sementara itu, menurut Renee Melton, MS, RD, LD, Direktur Nutrisi Sensei, manusia cenderung mengalami dehidrasi ketika sedang stres. Hal itu karena detak jantung naik dan napas lebih berat sehingga tubuh kehilangan cairan. Oleh karena itu, meski pikiran sedang suntuk, jangan lupa minum air, ya.

2. Atasi dengan olahraga

ilustrasi olahraga di gym (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut penelitian berjudul yang diterbitkan dalam ACSM's Health & Fitness Journal, latihan fisik bisa menjadi komponen yang efektif untuk memanajemen stres. Hal ini direkomendasikan untuk seseorang yang mengalami stres akut, kronis, dan episodik.

Olahraga bisa menurunkan kadar hormon stres, termasuk kortisol dan adrenalin. Pada saat yang bersamaan, olahraga dapat merangsang produksi endorfin atau bahan kimia di otak yang bisa mengangkat suasana hati dan menghilangkan rasa sakit alami tubuh.

Dari penjelasan tersebut, bisa dibilang olahraga efektif sebagai cara mengelola stres. Meski demikian, olahraga tidak menyelesaikan penyebab utama stres. Jika diperlukan, individu yang mengalami stres perlu dirujuk ke psikolog atau penyedia layanan kesehatan lainnya.

3. Carilah dukungan dari keluarga atau teman

Ilustrasi bercakap-cakap (IDN Times/Sukma Shakti)

Stres dan kesendirian bukan kombinasi yang baik. Saat merasa stresberlebihan, kamu perlu mencari dukungan orang lain. Bisa pada keluarga, teman terdekat, rekan kerja, atau bahkan profesional di bidangnya. Mereka bisa membantumu melihat segala sesuatu dari perspektif berbeda. 

Selain itu, interaksi dengan orang lain yang kita sayangi pun dapat membantu membuat rileks dan meredakan stres. Tidak ada salahnya berbagi dengan orang lain tentang apa yang sedang kamu rasakan. 

4. Makan makanan yang sehat

ilustrasi makan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kita akan merasa sedikit lebih baik setelah makan buah daripada sebungkus keripik kentang. Menurut Matthew J. Kuchan, Ph.D, peneliti senior di Abbott, makan makanan sehat bisa mengurangi efek stres pada tubuh.

"Pola makan yang sehat membangun fondasi yang kokoh dan tahan lama bagi tubuh dengan mengurangi oksidasi dan peradangan serta mencegah penambahan berat badan," ujarnya di situs resmi Abbott.

Ia menjelaskan, stres berdampak negatif pada tekanan darah dan aliran darah. Ada hubungan yang kuat antara fluktuasi aliran darah otak dan senyawa ini.

Nutrisi dari makanan sehat bisa membantu memperlancar aliran darah dalam tubuh. Contoh nutrisi yang meningkatkan aliran darah adalah omega-3 (EPA dan DHA), vitamin E, dan polifenol.

5. Tuliskan apa yang kamu rasakan

ilustrasi seseorang yang sedang menulis ikhtisar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Journaling atau membuat jurnal adalah salah satu cara mengelola stres yang paling disarankan. Aktivitas ini dikatakan menjadi salah opsi paling efektif untuk mengurangi stres. Dalam praktiknya, kamu perlu menuliskan secara terperinci perasaan dan pikiran yang memicu stres. 

Metode pencatatannya sendiri bisa berbeda-beda tergantung kenyamanan dan kebutuhan. Sebuah studi dalam Journal of Social and Clinical Psychology menunjukkan bahwa journaling membantu melepas peristiwa traumatis dengan mengeksplorasi dan melepaskan emosi secara penuh alih-alih membuatnya menjadi pikiran mengganggu.

Langkah paling mudah adalah dengan menulis bebas. Tulis apa saja yang membuatmu bingung, khawatir, takut, marah, dan semua emosi dirasakan. Jangan terpaku pada tulisan yang buruk, tidak ada dekorasi, atau hal-hal sejenisnya. Tidak ada aturan untuk journaling, kok.

6. Lakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan

Ilustrasi Bermain Game (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Psychosomatic Medicine, aktivitas yang menyenangkan dikaitkan dengan total kortisol dan tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu, hal itu juga berkaitan dengan persepsi tentang fungsi fisik yang lebih baik.

Berbagai studi menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan kreatif memiliki suasana hati yang lebih positif. Oleh karena itu, melakukan hobi dan aktivitas menyenangkan bisa jadi cara mengelola stres yang baik untukmu.

7. Menjadi seseorang yang lebih terorganisir

ilustrasi to do list (pexels.com/energepic.com)

Mana yang membuatmu lebih tenang, melakukan sesuatu di detik-detik terakhir atau menyiapkan segala sesuatunya dengan baik? Faktanya, menjadi sosok yang terorganisir bisa membantu menurunkan tingkat stres.

Secara umum, mengorganisir sesuatu membantumu lebih fokus pada hal yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, kamu lebih produktif dan mengurangi tingkat stres serta kecemasan.

Rumah, kamar, atau meja kerja yang berantakan juga bisa menjadi pemicu stres. Oleh karena itu, kita harus menyempatkan waktu untuk merapikannya. Kalau rapi, jadi lebih enak dipandang, kan?

8. Meningkatkan tidur berkualitas

ilustrasi tidur di mobil (unsplash.com/Elvis Bekmanis)

Tidur saja tidak cukup untuk tubuhmu, lho. Kamu perlu memastikan bahwa tubuh beristirahat pada durasi yang disarankan. Selain itu, kualitas tidur pun harus dipastikan. Pasalnya, kualitas tidur yang buruk di malam hari sangat berkaitan dengan kemampan stres di siang hari.

Ketika lelah akibat kurang tidur, kamu jadi lebih mudah gelisah dan tidak sabar. Hal tersebt tentu meningkatkan sensitivitas dan memicu stres lebih mudah. Praktikkan kebiasaan tidur yang baik sekaligus cara mengelola stres lain untuk meningkatkan kesehatan mentalmu.

Cara mengelola stres memang harus kamu usahakan sendiri. Meski demikian, kamu bisa meminta keluarga atau teman untuk membantumu sehingga melakukannya pun jadi lebih mudah.

Referensi: 

"Tips to Reduce Stress and Sleep Better". WebMD. Diakses Juli 2024
"How to Be More Organized". Verywell Mind. Diakses Juli 2024
"Why You Should Keep a Stress Relief Journal". Verywell Mind. Diakses Juli 2024
"The Answer Might Be in Your Diet". Abott. Diakses Juli 2024
"Water and Stress Reduction: Sipping Stress Away". WebMD. Diakses Juli 2024
Jackson, Erica M. “STRESS RELIEF”. ACSM’s Health & Fitness Journal 17, no. 3 (May 1, 2013) : 14–19
Hoyt, dkk., “The effects of negative emotion and expressive writing on posttraumatic stress symptoms”. Journal of Social and Clinical Psychology 30, no. 6 (June 1, 2011) : 549–69
Pressman, dkk,. “Association of enjoyable leisure activities with Psychological and Physical Well-Being”. Psychosomatic Medicine 71, no. 7 (September 1, 2009) : 725–32.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Nena Zakiah
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us