Efek Gas Air Mata pada Mata dan Cara Mengatasinya

- Gas air mata dapat menyebabkan gejala mata seperti keluarnya air mata, gatal, dan kebutaan sementara.
- Paparan jangka panjang bisa mengakibatkan kerusakan mata seperti katarak, erosi kornea, dan pendarahan.
- Jika terkena gas air mata, segera bilas dengan air bersih, hindari mengucek mata, dan dapatkan bantuan medis.
Gas air mata adalah salah satu senjata kimia yang sering digunakan oleh pihak keamanan dalam mengendalikan kerusuhan atau demonstrasi. Meskipun disebut "air mata," tetapi dampaknya jauh lebih dari sekadar membuat "menangis".
Dalam kasus yang lebih buruk, paparan gas air mata dapat menyebabkan batuk darah, pingsan, dan masalah pada sistem saraf dan serangan epilepsi.
Pada mata, ada beberapa efeknya yang perlu diwaspadai. Apa saja?
Gejala pada mata

Segera setelah terpapar gas air mata, seseorang bisa mengalami gejala mata berikut:
- Mengeluarkan air mata.
- Kelopak mata tertutup tanpa sengaja.
- Gatal.
- Rasa terbakar.
- Kebutaan sementara.
- Penglihatan kabur.
- Luka bakar kimia.
Paparan jangka panjang atau paparan jarak dekat bisa menyebabkan:
- Kebutaan.
- Pendarahan.
- Kerusakan saraf.
- Katarak.
- Erosi kornea.
Jika terpapar gas air mata, segera lakukan ini

Jika kamu terkena gas air mata, segera lakukan langkah-langkah berikut:
- Tetap tenang dan menjauhlah dari area gas air mata dilepaskan.
- Bilas mata dengan banyak air bersih atau obat cuci mata.
- Lepaskan pakaian apa pun di dekat wajah.
- Carilah udara segar.
- Carilah tempat yang lebih tinggi (gas air mata lebih berat daripada udara).
- Berkedip sesering mungkin untuk mendorong produksi air mata.
- Jangan mengucek mata (menggosok mata dapat menyebarkan kristal bahan kimia ke permukaan mata).
- Segera lepaskan dan buang lensa kontak setelah kamu mencuci tangan.
- Kalau menggunakan kacamata, segera lepaskan dan jangan dipakai lagi sampai kamu membersihkannya dengan sabun dan air.
- Dapatkan bantuan medis segera.
Komplikasi akibat gas air mata bisa bertambah parah jika terpapar lebih lama. Meminimalkan lamanya waktu terpapar gas dengan menjauh secepat mungkin bisa meminimalkan risiko efek samping yang lebih parah.
Kamu bisa meminimalkan paparan dengan menutup mata, mulut, hidung, dan kulit sebisa mungkin. Mengenakan syal atau bandana di hidung dan mulut bisa membantu mencegah sebagian gas memasuki saluran pernapasan. Mengenakan kacamata pelindung juga bisa membantu melindungi mata.
Referensi
Kearney, Thomas, Patricia Hiatt, Elisabeth Birdsall, and Craig Smollin. “Pepper Spray Injury Severity: Ten-year Case Experience of a Poison Control System.” Prehospital Emergency Care 18, no. 3 (March 26, 2014): 381–86.
Rothenberg, Craig, Satyanarayana Achanta, Erik R. Svendsen, and Sven‐Eric Jordt. “Tear gas: an epidemiological and mechanistic reassessment.” Annals of the New York Academy of Sciences 1378, no. 1 (July 8, 2016): 96–107.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Agustus 2024. Facts About Riot Control Agents Interim document.
Yeung, Mf, and William Ym Tang. “Clinicopathological effects of pepper (oleoresin capsicum) spray.” Hong Kong Medical Journal, November 6, 2015.
Healthline. Diakses pada Agustus 2024. How Does Tear Gas Affect the Human Body?
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada Agustus 2024. Eye Safety During Protests.