Waspada, Gelombang Panas Bisa Membahayakan Kehamilan

- Gelombang panas dan panas ekstrem meningkat akibat perubahan iklim.
- Paparan panas ekstrem rentan terhadap ibu hamil, dapat menyebabkan keguguran dan bayi lahir prematur.
- Suhu tinggi mengganggu kemampuan tubuh untuk melepaskan panas, berdampak pada kesehatan ibu hamil dan janin.
Seiring dengan perubahan iklim yang terus berlanjut, frekuensi dan intensitas gelombang panas turut mengalami peningkatan. Panas ekstrem bukan hanya berampak negatif pada lingkungan, tetapi juga menghadirkan ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Dampak panas ekstrem paling dirasakan oleh masyarakat yang kurang mampu secara sosial ekonomi dan orang-orang yang memiliki kemampuan fisiologis terbatas untuk beradaptasi, seperti orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Selain itu, ibu hamil juga lebih rentan terkena dampak buruk dari panas ekstrem, dengan bukti yang menunjukkan paparan panas ekstrem dikaitkan dengan peningkatan risiko bagi bayi.
1. Iklim makin panas dan membahayakan kesehatan ibu dan bayi
Perubahan iklim secara luas diakui sebagai keadaan darurat lingkungan yang mengancam kesehatan manusia.
Di berbagai belahan Bumi, suhu rata-rata tahunan telah meningkat sejak awal abad ke-20 dan diperkirakan akan terus meningkat. Peningkatan suhu ini juga memicu kondisi panas ekstrem dan gelombang panas.
Sayangnya, peningkatan paparan panas ini berdampak negatif pada kesehatan masyarakat, dan ibu hamil menjadi salah satu pihak yang paling rentan terkena dampaknya.
Suhu tinggi mengganggu kemampuan tubuh untuk melepaskan panas dan meregulasi temperatur. Ini paling dirasakan oleh ibu hamil, yang suhu tubuhnya rata-rata lebih tinggi dari biasanya.
Kehamilan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, membuat ibu hamil lebih rentan terhadap paparan panas dan masalah kehamilan.
2. Apa saja risikonya bagi ibu hamil?

Secara global, satu kelahiran mati terjadi setiap 16 detik dan 15 juta bayi lahir prematur setiap tahun. Komplikasi kelahiran prematur merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Tinjauan sistematis tahun 2020 yang mencakup penelitian dari 27 negara menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan suhu lingkungan sebesar 1 derajat Celcius meningkatkan risiko kelahiran prematur dan kelahiran mati sebesar 5 persen.
Risiko kelahiran mati dan prematur yang disebabkan oleh panas lebih besar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tempat para perempuan sering bekerja di sektor pertanian atau sebagai buruh kasar, dan pekerjaan berlanjut hingga akhir kehamilan.
Sementara itu, di negara berpenghasilan tinggi, risikonya lebih besar pada populasi yang kurang beruntung.
Perempuan hamil dianggap lebih berisiko mengalami stres akibat panas karena perubahan kapasitas tubuh mereka untuk mengatur suhu.
Perubahan-perubahan ini meliputi:
- Peningkatan massa tubuh dan lemak tubuh yang mengurangi kemampuan untuk melepaskan panas ke lingkungan sekitar.
- Energi tambahan yang dihasilkan oleh bayi meningkatkan suhu tubuh inti ibu.
3. Dampak pada tubuh dan bayi
Ketika lingkungan sekitar lebih panas daripada suhu tubuh inti ibu hamil, aliran darah dialihkan ke kulit untuk merangsang keringat. Ini dapat menurunkan aliran darah ke plasenta, yang berarti lebih sedikit nutrisi dan oksigen untuk bayi.
Jika terjadi dehidrasi, ini dapat memengaruhi pelepasan prostaglandin dan oksitosin, yang berpotensi memicu persalinan prematur. Paparan panas juga dapat melepaskan protein syok panas yang bisa merusak sel-sel dan fungsi plasenta. Ini dapat menyebabkan gizi janin yang buruk, yang menyebabkan berat badan lahir rendah.
4. Melindungi diri dari panas

Meskipun perempuan hamil termasuk golongan yang paling rentan terhadap gelombang panas, tetapi suhu ekstrem dapat berbahaya bagi siapa pun.
Berikut strategi yang dapat kamu lakukan untuk melindungi diri dari panas:
- Amati prakiraan cuaca untuk peringatan panas berlebih sebelum melakukan kegiatan luar ruangan.
- Jangan pernah meninggalkan hewan peliharaan atau orang di dalam mobil pada hari yang panas. Bayi dan anak-anak sangat berisiko meninggal akibat panas ekstrem.
- Minum lebih banyak air. Jangan menunggu sampai haus.
- Saat cuaca panas, nyalakan AC. Jika di rumahmu tidak ada AC, pergilah ke mal atau kafe untuk mendinginkan tubuh.
- Saat berada di luar, kenakan pakaian longgar, ringan, berwarna terang, serta topi bertepi lebar dan kacamata hitam.
- Kenakan tabir surya dengan SPF tinggi untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Oleskan 30 menit sebelum keluar dan oleskan kembali setiap dua jam.
- Batasi aktivitas luar ruangan.
- Makan makanan ringan. Hindari makanan panas dan berat yang menambah panas pada tubuh.
Mengingat panas ekstrem bisa berdampak buruk pada ibu hamil, sangat penting bagi ibu hamil untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap panas.
Referensi
Chersich, Matthew Francis, Minh Duc Pham, dkk. “Associations between high temperatures in pregnancy and risk of preterm birth, low birth weight, and stillbirths: systematic review and meta-analysis.” BMJ, 4 November 2020, m3811.
Healthnews. Diakses pada Juni 2024. Heat Waves May Put a Pregnancy at Risk.
National Partnership for Women & Families. Diakses pada Juni 2024. HIGHER TEMPERATURES HURT MOMS AND BABIES.
Ravanelli, Nicholas, William Casasola, dkk. “Heat stress and fetal risk. Environmental limits for exercise and passive heat stress during pregnancy: a systematic review with best evidence synthesis.” British Journal of Sports Medicine 53, no. 13 (1 Maret 2018): 799–805.
The Conversations. Diakses pada Juni 2024. Extreme heat can be risky during pregnancy. How to look after yourself and your baby.