Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hamil di Usia 40 Tahun, Apa yang Perlu Dipahami?

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/gpointstudio)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Vetta Fegitalasky, SpOG

Ada banyak poin yang patut jadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk hamil. Dua di antaranya kemapanan secara emosional dan finansial. Berkaca pada dua hal tersebut, beberapa perempuan akhirnya menunda kehamilan hingga memasuki usia 40 tahun.

Namun, perlu dipahami bahwa mengandung pada usia tersebut tidak mudah. Terdapat manfaat dan risiko hamil di usia 40 tahun yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan melakukannya.

Manfaat dan risiko hamil di usia 40 tahun

WebMD menyebutkan bahwa dalam satu siklus menstrusi hanya 1 dari 10 perempuan yang akan mendapatkan kehamilan begitu memasuki usia 40 tahun. Artinya, dalam 1 tahun, potensi perempuan untuk hamil hanya 44 persen. Hal tersebut berkaitan dengan jumlah sel telur ovarium yang menurun. 

Walau kecil kemungkinan, tetapi ada juga perempuan di berbagai belahan dunia yang mengalami kehamilan dan melahirkan bayi secara sehat meski telah memasuki usia tersebut. Namun, perlu dipahami juga manfaat dan risikonya, ya.

Manfaat hamil di usia 40 tahun

Ilustrasi Ibu Hamil (pexels.com/Leah Newhouse)

Kehamilan pada usia 40 tahun dikatakan lebih mungkin memberikan manfaat dari segi kesehatan psikologis. Pada usia tersebut, ibu telah membangun karier dan dapat mendedikasikan lebih banyak waktunya untuk buah hati. 

Selain itu, hamil pada usia yang lebih matang juga dikatakan memberikan sejumlah manfaat berikut:

  • Mengurangi penurunan kognitif
  • Rentang hidup lebih panjang
  • Hasil pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya.

Lebih lanjut, hamil pada usia matang juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional perempuan. Studi dalam Annual Review of Clinical Psychology menyebutkan bahwa kurangnya stres dan meningkatnya hubungan berkualitas dapat menurunkan risiko depresi pasca persalinan. Meski demikian, studi tersebut tidak terbatas pada usia tertentu.

Risiko hamil di usia 40 tahun

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Amina Filkins)

Sayangnya, risiko dari kehamilan pada usia 40 tahunan dikatakan lebih banyak dibanding manfaatnya. Mengandung pada usia tersebut dapat meningkatkan potensi komplikasi karena kondisi tubuh yang secara umum sudah menurun. 

Kehamilan pada usia senior berpotensi mengalami kondisi medis, termasuk endometriosis, fibroid rahim, dan gangguan tuba falopi. Selain itu, risiko komplikasi kehamilan pun meningkat, contohnya berupa beberapa hal berikut:

Tak hanya pada ibu, risiko masalah kesehatan pun berpotensi terjadi pada bayi dalam kandungan. Risikonya meliputi hal ini:

  • Lahir dengan kelainan genetik 
  • Bayi lahir dengan berat badan berlebih
  • Terjadi plasenta previa atau plasenta bayi menutupi sebagian atau seluruh serviks dan meningkatkan pendarahan
  • Keguguran atau bayi lahir mati. Pada usia 40 tahun, 27 persen kehamilan berakhir keguguran. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding kehamilan pada usia 30 tahun yang hanya berpotensi 16 persen
  • Kelahiran dengan operasi caesar. 

Perlu dicatat, manfaat dan risiko hamil di usia 40 tahun di atas berlaku secara umum, ya. Risikonya mungkin bisa dikurangi dengan berkonsultasi pada dokter kandunganmu. 

Referensi:

"What to know about pregnancy after 40". Medical News Today. Diakses Oktober 2024.
"Pregnant at 40: What to Expect". WebMD. Diakses Oktober 2024.
"What You Should Know About Having a Baby at 40". Healthline. Diakses Oktober 2024.
"What Happens if I’m Pregnant Over The Age of 40?". Tommy's . Diakses Oktober 2024.
Yim, Ilona S. dkk., “Biological and Psychosocial Predictors of Postpartum Depression: Systematic Review and Call for Integration.” Annual Review of Clinical Psychology 11, no. 1 (March 28, 2015): 99–137.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us