Sudah Gak Makan Jeroan tapi Asam Urat Masih Tinggi? Ini Penyebabnya

Salah satunya karena kebanyakan minum soft drink

Tingginya kadar asam urat dalam tubuh (hiperurisemia) menandakan ketidakseimbangan antara produksi asam urat dengan pembuangannya lewat urine. Bila terus dibiarkan, maka dapat menimbulkan gangguan serius bagi tubuh.

Secara alami, asam urat akan dibuang lewat urine setiap harinya. Namun, bila produksinya berlebihan, baik dari hasil metabolit tubuh sendiri maupun dari konsumsi sumber makanan yang tinggi purin, ini akan membuat ginjal kewalahan untuk membuangnya. Akibatnya, kadar asam urat menumpuk.

Secara luas, masyarakat mengenal penyebab tingginya asam urat sebatas dari konsumsi makanan seperti jeroan saja, yang memang kandungan purinnya tinggi. Namun, ada beberapa faktor lain yang turut memengaruhi.

Beberapa kondisi dan kebiasaan berikut ini juga berpengaruh terhadap tingginya kadar asam urat dalam tubuh. Penasaran apa saja itu? Mari kita bahas satu persatu.

1. Konsumsi sumber karbohidrat berlebih 

Sudah Gak Makan Jeroan tapi Asam Urat Masih Tinggi? Ini PenyebabnyaPixabay/igorovsyannykov

Kebutuhan karbohidrat untuk orang dewasa berkisar antara 45 hingga 60 persen dari kebutuhan energi total.

Karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan diperlukan untuk mencegah penggunaan protein sebagai sumber energi. Namun, kondisi asupan karbohidrat berlebih dalam jangka waktu lama akan meningkatkan simpanan lemak dalam tubuh.

Asupan karbohidrat yang tinggi, terutama fruktosa, ditemukan berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat. Fruktosa adalah karbohidrat yang mempunyai efek langsung terhadap metabolisme asam urat.

Peningkatan kadar fruktosa dalam darah juga akan meningkatkan pembentukan purin dan meningkatkan produksi asam urat.

Fruktosa merupakan komponen utama dalam gula (sukrosa) yang biasa digunakan untuk minuman sehari-hari, seperti teh manis, soft drink, kopi, susu dan untuk pembuatan makanan-makanan manis lainnya.

2. Mengalami kegemukan atau obesitas 

Sudah Gak Makan Jeroan tapi Asam Urat Masih Tinggi? Ini PenyebabnyaPixabay/Bru-nO

Hiperurisemia pada seseorang yang mengalami kegemukan terjadi karena adanya resistansi insulin, sehingga asam urat akan lebih banyak dihasilkan pada orang gemuk ketimbang orang bertubuh kurus.

Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Ilmu Gizi Indonesia tahun 2018, dijelaskan bahwa obesitas dapat meningkatkan kadar hormon leptin dalam darah.

Leptin berperan pada perangsangan saraf simpatis, meningkatkan sensitivitas insulin, hingga mencegah resistansi leptin dalam ginjal. Apabila terjadi resistansi leptin dalam ginjal, maka dapat menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat melalui urine, sehingga kadar asam urat dalam darah orang yang obesitas menjadi tinggi.

Orang dengan obesitas berisiko dua kali lebih tinggi untuk mengalami hiperurisemia dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami obesitas. Dikutip dari Normative Aging Study, obesitas, terutama obesitas viseral, juga berhubungan dengan laju filtrasi ginjal untuk asam urat dan risiko terjadinya gout (bentuk artritis atau radang sendi yang disebabkan oleh kadar asam urat darah yang tinggi).

Baca Juga: Menyiksa! Inilah Gejala-gejala Asam Urat dan Faktor Risikonya

3. Kurang mengonsumsi cairan, terutama air putih 

Sudah Gak Makan Jeroan tapi Asam Urat Masih Tinggi? Ini PenyebabnyaIlustrasi Minum Air (IDN Times/Mardya Shakti)

Asupan cairan yang cukup membantu membuang produk akhir metabolisme melalui ginjal. Cairan dapat membantu ginjal dalam metabolisme asam urat untuk dikeluarkan dari tubuh.

Cairan berperan dalam proses pembuangan sisa metabolisme purin dan mengurangi saturasi urine, sehingga sisa metabolisme purin dapat dikeluarkan dari tubuh. Asupan cairan yang kurang dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi menjadi faktor risiko hiperurisemia karena menurunkan pembuangan asam urat.

Hasil studi yang dilaporkan dalam jurnal Gizi Indonesia tahun 2014 menunjukkan bahwa partisipan dengan asupan cairan yang kurang lebih berisiko mengalami hiperurisemia, dibandingkan dengan partisipan yang asupan cairannya cukup.

Oleh sebab itulah, membiasakan diri minum air putih minimal 8 gelas per hari dapat membantu tubuh dalam mengeluarkan asam urat dan mencegah penumpukan asam urat yang tinggi dalam tubuh.

4. Perbedaan jenis kelamin 

Sudah Gak Makan Jeroan tapi Asam Urat Masih Tinggi? Ini Penyebabnyafreepik.com/cookie_studio

Penelitian terkait perbedaan jenis kelamin telah banyak dilaporkan memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri bagi kondisi metabolisme tertentu. Dalam hal ini, perempuan lebih diuntungkan terkait kontrol asam urat dalam tubuh.

Berdasarkan laporan dalam Jurnal Human Care tahun 2019, kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh cenderung dialami oleh laki-laki karena mereka tidak memiliki hormon estrogen seperti yang dipunyai perempuan.

Hormon estrogen punya sifat sebagai uricosuric agent yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Selama perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam urat ikut terkontrol.

Kasus tingginya kadar asam urat pada perempuan cenderung naik ketika sudah menopause. Ini terjadi karena kadar estrogen mulai menurun, sehingga perempuan kehilangan efek protektifnya terhadap kontrol asam urat.

Pada laki-laki, kadar asam urat dalam darah saat pubertas sudah dapat mencapai 5,2 mg/dl dan akan terus meningkat seiring bertambahnya usia. Studi epidemiologik yang di lakukan di Bandungan, Jawa Tengah, atas kerja sama WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel usia antara 15-45 tahun, menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3 persen pada laki-laki dan 11,7 persen pada perempuan.

5. Melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat atau berlebihan 

Sudah Gak Makan Jeroan tapi Asam Urat Masih Tinggi? Ini Penyebabnyapixabay.com/Pexels

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Nutrition College tahun 2015 memaparkan bahwa saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang berat, bisa terjadi dehidrasi akibat kelelahan. Kondisi dehidrasi ini dapat memengaruhi volime urine, sehingga pembuangan asam urat jadi menurun.

Aktivitas fisik yang berat juga akan meningkatkan akumulasi asam laktat, yang mana hal ini dapat menyebabkan tertahannya asam urat dalam darah.

Meskipun belum dijelaskan secara pasti tentang mekanisme asam laktat dalam memengaruhi asam urat, tetapi penelitian tersebut telah menunjukkan hasil bahwa seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat memiliki kadar asam urat yang tinggi.

Nah, sudah paham, kan, kenapa kadar asam urat bisa tetap tinggi padahal sudah mengurangi makan jeroan? Jadi, bukan makanan tinggi purin saja yang jadi penyebab asam urat naik. Oleh karena itulah, mengupayakan hal-hal yang dapat dikendalikan bisa jadi langkah tepat untuk mencegah kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh.

Baca Juga: 7 Pantangan Asam Urat yang Harus Dipatuhi, Gak Bikin Kambuh

ilham bintoro Photo Verified Writer ilham bintoro

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya