Kapan Sebaiknya Kita Mengganti Minyak Goreng di Wajan?

Bagi sebagian besar rumah tangga di Indonesia, minyak goreng sudah jadi sahabat setia yang harus tersedia di dapur. Berkatnya, kita bisa mengolah berbagai jenis makanan berbeda yang harus melalui proses menggoreng. Badan Pangan Nasional (Bapenas) menyebut kalau rata-rata masyarakat Indonesia bisa menghabiskan sekitar 9,56 kg/kapita/tahun minyak goreng untuk tiap individu. Angka itu jelas berbanding lurus dengan kebutuhan tahunan minyak goreng untuk konsumsi rumah tangga di Indonesia yang mencapai 2,66 juta ton di tahun yang sama.
Dari angka yang fantastis itu, pengetahuan tentang penggunaan minyak goreng yang baik jelas jadi hal penting yang harus diketahui masyarakat. Dengan demikian, kita bisa memperoleh manfaat dari minyak goreng sekaligus menghindari bahaya yang bsa ditimbulkan. Salah satu pengetahuan penting tentang minyak goreng yang mungkin masih luput dari perhatian kita adalah kapan sebaiknya kita mengganti minyak goreng setelah digunakan.
Apakah sebaiknya kita rutin mengganti minyak setelah selesai memasak? Apakah kita boleh menggunakan minyak yang sama untuk beberapa kali proses menggoreng? Penasaran, bukan? Maka dari itu, yuk, kita cari tahu jawabannya di bawah ini!
1. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dari penggunaan minyak goreng lebih dari sekali

Tentunya, kita tak perlu selalu mengganti minyak goreng tiap satu kali penggunaan. Nyatanya, menggunakan minyak goreng beberapa kali sejak pertama kali dituang memang sah-sah saja. Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang membuat penggunaan minyak goreng bekas memasak harus dibatasi.
Dilansir US Department of Agriculture, beberapa tanda yang menunjukkan minyak goreng sisa sudah tidak bisa digunakan adalah mulai terbentuknya busa di sekitar minyak, berbau tak sedap, asap berlebih, dan warnanya yang sudah menghitam. Kalau sudah demikian, lebih baik segera mengganti minyak goreng dengan yang baru. Namun, tiap jenis minyak goreng berbeda-beda waktu penggunaannya dan lama penggunaan itu juga dipengaruhi oleh jenis masakan yang digoreng di dalamnya.
Kalau digeneralisasi, Southern Green Industries menyarankan agar minyak goreng apa pun digunakan untuk sekitar 6—8 kali menggoreng. Sumber lain, seperti Ricardo Cuisine, menyebutkan bahwa jumlah penggunaan minyak goreng bisa mencapai 8—10 kali.
Perlu digarisbawahi kalau total penggunaan itu merujuk pada bahan gorengan yang tidak meninggalkan sisa-sisa yang dapat menempel di minyak. Jenis makanan yang mengandung tepung, berbau amis, ikan, hingga bahan daging biasanya mengurangi jumlah penggunaan ideal minyak goreng menjadi 2—4 kali saja.
Selain itu, menyimpan minyak goreng pun tak boleh sembarangan kalau tidak ingin merusak kualitasnya. Rata-rata minyak goreng hanya bisa bertahan selama 3 bulan setelah dibuka di suhu luar ruangan. Jika ingin bertahan lebih lama, yakni sekitar 6—8 bulan, kita bisa menyimpan minyak goreng di dalam kulkas dengan kondisi tertutup rapat.
2. Bahaya dari menggunakan minyak goreng berkali-kali

Jadi, kita sudah tahu soal batasan berapa kali minyak goreng bekas boleh digunakan pada berbagai jenis bahan makanan. Lantas, bagaimana jika kita, baik sengaja ataupun tidak, menggunakan minyak sisa melebihi ambang batas yang dianjurkan tersebut? Jawabannya, ada sejumlah penyakit berbahaya yang bisa menghantui kita, lho.
Dilansir Singapore Food Agency, menggunakan minyak yang sama berkali-kali berarti mewajibkan kita untuk memanaskan minyak tersebut secara terus menerus. Pada titik tertentu, bahan organik yang ada di dalam minyak goreng akan terurai dan membentuk beberapa senyawa membahayakan. Misalnya saja, hidrokarbon aromatik polisiklik dan aldehida. Keduanya merupakan senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko terpapar kanker ataupun penyakit kardiovaskular.
Bahaya lain yang bisa timbul dari menggunakan minyak goreng berulang kali secara berlebih adalah kembung. Memang, bahaya yang satu ini tak semengerikan bahaya yang disebutkan sebelumnya. Namun, jika dibiarkan terus menerus, rasa kembung yang terasa setelah mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak sisa dapat memicu asam lambung ataupun sakit perut.
3. Manfaat dari penggunaan minyak goreng dengan tepat

Pada dasarnya, menggunakan minyak goreng secara terus menerus memang dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Lantas, apakah sebenarnya memasak dengan minyak goreng itu sama sekali tak memiliki manfaat bagi tubuh kita? Jawabannya, iya. Akan tetapi, manfaat secara spesifiknya ternyata tergantung dengan jenis minyak yang kita bicarakan.
Jika itu minyak sawit—yang merupakan jenis minyak yang paling umum digunakan masyarakat Indonesia—WebMD melansir bahwa manfaat utamanya adalah sebagai antioksidan. Minyak kelapa sawit diketahui tinggi akan vitamin E yang dapat membantu sistem imun tubuh dan menjaga sel dari beberapa molekul yang dapat membahayakan tubuh. Terdapat pula kandungan vitamin A dan D yang bisa membantu kesehatan mata serta pertumbuhan.
Kemudian, minyak kelapa yang juga sering digunakan masyarakat disebut mengandung medium-chain triglycerides (MCTs). Ditambah lagi, minyak zaitun serta minyak alpukat dipercaya mampu mengurangi resiko kanker karena kandungan antioksidan dan omega 3s di dalamnya, dilansir Piedmont. Tentunya, manfaat penggunaan minyak-minyak tersebut akan terasa jika digunakan sesuai dengan ketentuan, semisal suhu ideal serta lama masa pakai.
Nah, jadi itulah jawaban atas pertanyaan berapa kali sebaiknya kita menggunakan minyak goreng sebelum menggantinya. Kalau diibaratkan, minyak goreng—terlepas apa pun jenisnya—mirip seperti api. Jika digunakan sewajarnya maka ia akan menjadi teman yang dapat menyehatkan tubuh, tetapi jika digunakan secara berlebih justru akan menjadi lawan yang membahayakan.
Referensi
Southern Green. "How Often Should You Change Your Fryer Oil". Diakses pada Desember 2024.
Ricardo Cuisine. "When Should You Change the Oil in the Deep Fryer". Diakses pada Desember 2024.
Southern Fry Kings. "How Often Should You Change the Oil in a Deep Fryer". Diakses pada Desember 2024.
Singapore Food Agency (SFA). "Reusing Cooking Oils". Diakses pada Desember 2024.
U.S. Department of Agriculture (USDA). "How Long Can I Keep Oil After Frying". Diakses pada Desember 2024.
Piedmont Healthcare. "The Healthiest Cooking Oils and How to Use Them". Diakses pada Desember 2024.
Healthline. "Health Benefits Cooking Oil Guide". Diakses pada Desember 2024.