Mengenal Nomofobia, Ketakukatan Ketika Tidak Ada Ponsel

Penggunaan ponsel telah berkembang pesat di beberapa tahun terakhirr ini, terutama setelah kemunculan teknologi ponsel pintar. Hampir semua aktivitas di kehidupan sehari-hari membuthkan perangkat kecil ini sebagai penunjang, baik dalam pekerjaan, komunikasi, maupun untuk mengisi waktu luang.
Di balik semua kemudahan yang diberikan, penggunaan ponsel secara berlebihan juga perlu diwasapadai karena dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kecanduan, ketergantungan, dan kecemasan. Dalam kasus yang lebih parah, keadaan ini dapat menyebabkan nomofobia, gangguan kesehatan yang digambarkan oleh para ahli sebagai penyakit abad ke-21.
1. Apa itu nomofobia?

Nomofobia merupakan singkatan dari no mobile phone phobia. Sesuai dengan namanya, nomofobia adalah kondisi di mana seseorang merasa takut atau cemas secara berlebihan ketika mereka tidak bisa menggunakan ponselnya, seperti dalam keadaan tidak tersedia jaringan seluler, ponsel kehabisan baterai, atau kehilangan ponsel.
Keadaan ini lama-kelamaan dapat mengganggu kemampuan komunikasi face to face karena seseorang dengan nomofobia terlalu mengisolasi dirinya dengan ponsel pintar. Mereka lebih sering berkomunikasi dan memperoleh informasi secara online.
2. Penyebab nomofobia

Kemungkinan besar nomofobia disebabkan oleh meningkatnya ketergantungan pada teknologi dan kekhawatiran akan apa yang terjadi jika seseorang tiba-tiba tidak dapat mengakses informasi yang dibutuhkan. Para ahli belum menemukan penyebab fobia ini secara spesifik. Namun, ketakutan akan perasaan terisolasi dianggap memiliki peran dalam timbulnya nomofobia.
Jika ponsel adalah jalur utama bagi kamu untuk berkomunikasi denagan orang terdekat, tentunya kamu ingin ponselmu selalu berada disekitarmu setiap saat agar terhindar dari rasa kesepian. Hal seperti ini lah yang bisa memicu nomofobia pada diri seseorang.
3. Gejala nomofobia

Ada beberapa gejala yang umumnya terkait dengan ketakutan ini, yaitu ketidakinginan untuk mematikan ponsel, mengecek notifikasi secara berlebihan, selalu mengisi daya ponsel walaupun masih hampir penuh, merasa takut jika tidak bisa tersambung dengan wifi atau jaringan seluler, dan melewatkan aktivitas atau rencana yang sudah dibuat hanya untuk menghabiskan waktu dengan ponsel.
Selain gejala emosional dan kognitif, ada pula gejala fisik yang dapat dirasakan, yaitu napas menjadi lebih cepat, keringat keluar lebih banyak dari biasanya, dan detak jantung meningkat.
4. Penanganan nomofobia

Jika kamu merasakan salah satau atau semua gejala nomophobia dan merasakan ponsel telah menjadi sumber masalah di kehidupanmu, pertimbangkanlah untuk mencari bantuan professional. Dengan menemui ahli terapi, kamu akan mendapatkan beberapa rekomendasi terapi sesuai dengan gejala yang timbul. Di beberapa kasus, dokter kamu juga mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang kamu alami.
5. Cara mencegah nomofobia

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah penggunaan posel secara berlebihan sehingga kamu terhindar dari ketergantungan ekstrem. Cobalah untuk menghapus aplikasi kurang penting yang sekiranya akan menghabiskan waktumu secara sia-sia, hindari menggunakan ponsel saat makan, matikan notifikasi, dan tentukan secara spesifik waktu yang diperbolehkan untuk kamu menggunakan ponsel serta kurangi waktu penggunaanya. Selain itu, biasakanlah untuk memberikan perhatian penuh kepada lawan bicaramu dengan tidak menggunakan ponsel saat sedang mengobrol.
Menghetikan penggunaan ponsel pintar secara sepenuhnya di masa sekarang memang hal yang nyaris tidak mungkin, tetapi membatasi waktu penggunaannya setiap hari dapat menjauhkanmu dari kecanduan perangkat kecil yang serba bisa ini. Sediakanlah waktu khusus di mana kamu tidak boleh menggunakan ponsel sama sekali dan lakukanlah kesibukan lain yang bisa membuat kamu melupakan ponselmu untuk sesaat.
Ingat pula bahwa bantuan tercepat yang bisa kamu dapatkan di situasi yang sulit adalah bantuan dari orang terdekat disekitarmu, bukan orang yang ada di poselmu. Jadi, jangan ragu untuk membangun hubungan yang baik dengan siapa saja dan tinggalkanlah sejenak media online!