Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Batuk setelah Makan, Tak Hanya Keselak!

ilustrasi batuk setelah makan (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi batuk setelah makan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Batuk adalah suatu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batuk setelah makan sesekali adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, batuk yang terjadi terus-menerus setelah makan terkadang juga bisa menjadi tanda adanya kondisi tertentu yang memerlukan perhatian medis.

Nah, jika kamu merasakan hal yang tidak wajar terkait batuk setelah makan, kamu mungkin perlu mencurigainya. Dilansir berbagai sumber, berikut penyebab umum batuk yang terjadi tepat setelah makan. Baca sampai tuntas dan coba temukan gejala yang mendekati kondisimu.

1. Refluks asam atau kondisi terkait

ilustrasi sakit perut (freepik.com/KamranAydinov)
ilustrasi sakit perut (freepik.com/KamranAydinov)

Refluks asam adalah kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (saluran makanan). Asam ini dapat mengiritasi kerongkongan dan bisa memicu batuk. Selain batuk, refluks asam juga disertai beberapa gejala lain, seperti:

  • Sensasi terbakar atau nyeri di dada

  • Bersendawa

  • Isi perut naik ke kerongkongan (regurgitasi)

  • Mual

Adapun beberapa kondisi yang terkait dengan refluks asam adalah GERD dan refluks laringofaring (LPR). GERD adalah refluks asam yang persisten dan parah. Sedangkan refluks laringofaring adalah jenis GERD yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan masuk ke laring (kotak suara) atau bahkan hidung. Baik GERD maupun LPR umumnya menyebabkan batuk kronis, terutama setelah makan.

2. Aspirasi

ilustrasi batuk setelah makan (pexels.com/Edward Jenner)
ilustrasi batuk setelah makan (pexels.com/Edward Jenner)

Saat makan, kadang kala makanan atau cairan bergerak ke saluran yang salah, yaitu masuk ke saluran pernapasan. Hal ini juga akan memicu batuk sebagai refleks alami untuk mendorong benda asing tersebut keluar dari tenggorokan sebelum masuk ke paru-paru. Aspirasi biasanya lebih sering terjadi ketika seseorang mengalami disfagia, pernah mengalami stroke, penyakit Parkinson, atau mengalami masalah gigi.

3. Alergi makanan

ilustrasi batuk (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi batuk (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Alergi makanan dapat menimbulkan reaksi alergi dalam beberapa waktu setelah makan. Biasanya, dua jam setelah makan. Gejalanya dapat bervariasi pada setiap orang. Namun, terkadang juga bisa memengaruhi sistem pernapasan yang menyebabkan batuk dan bersin setelah makan.

4. Disfagia

ilustrasi makan (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi makan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Disfagia adalah kondisi di mana tubuh mengalami kesulitan menelan makanan. Kondisi ini menyebabkan tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk menelan makanan atau cairan ke lambung. Disfagia biasanya akan menyebabkan sensasi makanan tersangkut di tenggorokan sehingga memicu batuk atau tersedak.

5. Asma

ilustrasi batuk untuk memperlambat detak jantung (freepik.com/stockking)
ilustrasi batuk untuk memperlambat detak jantung (freepik.com/stockking)

Asma dapat menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan sesak di saluran pernapasan. Kondisi ini juga dapat memicu batuk. Bahkan pada beberapa varian asma, seperti asma varian batuk, batuk merupakan satu-satunya gejala bagi sebagian penderitanya.

Dilansir laman Verywell Health, peradangan akibat asma yang terjadi terus-menerus mudah teriritasi oleh apapun termasuk alergen, bahan makanan, dan cairan. Di mana batuk akibat asma biasanya diawali ketika makanan masuk ke tenggorokan, tidak langsung ke kerongkongan. Inilah yang kemudian memicu batuk setelah makan.

Selain itu, asma juga dapat menyebabkan saluran udara menyempit. Kondisi ini memicu produksi lendir yang berlebih sehingga menyebabkan pembatasan aliran udara. Ini bisa menyebabkan gangguan menelan dan memicu batuk.

6. Infeksi saluran pernapasan atas

ilustrasi batuk (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi batuk (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) juga dapat memicu batuk setelah makan. Ini karena adanya peradangan dan penumpukan lendir yang terjadi pada hidung, sinus, tenggorokan, dan pita suara yang mudah teriritasi. Di mana makanan bisa menjadi sumber iritan yang mengganggu.

7. Tetesan postnasal (postnasal drip)

ilustrasi batuk (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi batuk (pexels.com/cottonbro studio)

Postnasal drip adalah kondisi ketika terjadi penumpukan lendir di belakang tenggorokan. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala batuk untuk membersihkan ruang tersebut. Batuk akibat sindrom postnasal drip dapat disebabkan oleh keluarnya lendir, peradangan, atau iritasi tenggorokan akibat makanan atau cairan yang masuk dan memicu reseptor batuk.

Batuk setelah makan umumnya adalah hal yang wajar. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan batuk setelah makan menjadi perhatian. Nah, jika kamu mengalami batuk setelah makan yang kurang wajar, ada baiknya konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui penyebab pastinya, ya.

Referensi

“9 Causes of Coughing After Eating”. Verywell Health. Diakses Agustus 2025.

“Cough After Eating: Related Symptoms, Causes, and Treatment”. Healthline. Diakses Agustus 2025

“Coughing After Eating: Causes and Treatments”. Health. Diakses Agustus 2025.

“Why Do You Cough After You Eat: Symptoms, Treatments”. Men’s Health. Diakses Agustus 2025

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us