Ngos-ngosan saat Konser, Robbie Williams Akui Mengalami Long COVID

Robbie Williams harus menghentikan sebentar konsernya

Baru-baru ini, Robbie Williams menghentikan sebentar konsernya setelah menyanyikan beberapa lagu dalam acara festival musik di Belanda. Penyanyi asal Inggris tersebut terengah-engah, mengaku bahwa ia merasa kelelahan akibat long COVID.

Ia baru saja membawakan lagu ketiganya malam itu, yaitu lagu cover klasik Land of 1000 Dances, dan tampak terengah-engah saat band-nya beralih ke lagu berikutnya, yaitu lagu Robbie sendiri berjudul Monsoon.

“Stop stop,” katanya. “Aku kacau. Ini adalah long COVID, aku memiliki long COVID. Ini bukan karena usiaku,” kata Robbie mengutip news.com.au.

Ia kemudian melanjutkan kembali lagu tersebut dan melanjutkan set, membawakan 16 lagu termasuk Rock DJ, Kids, dan Angels.

Robbie diketahui mengalami dua serangan COVID-19 yang dilaporkan secara publik. Pertama pada April 2020 dan yang kedua pada Januari 2021.

Long COVID bisa menyerang siapa saja

Ngos-ngosan saat Konser, Robbie Williams Akui Mengalami Long COVIDilustrasi long COVID (unsplash.com/Engin Akyurt)

Menurut laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), long COVID didefinisikan sebagai kelanjutan atau perkembangan gejala baru 3 bulan setelah infeksi awal SARS-CoV-2. Gejala yang dialami bisa berlangsung setidaknya dua bulan atau lebih.

Kondisi long COVID bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan memiliki keparahan gejala yang beragam. 

WHO menyebutkan bahwa gejala umum long COVID bisa meliputi kelelahan, sesak napas, dan disfungsi kognitif. Ada lebih dari 200 gejala berbeda telah dilaporkan yang dapat berdampak pada kegiatan sehari-hari penderitanya.

Pencegahan long COVID

Ngos-ngosan saat Konser, Robbie Williams Akui Mengalami Long COVIDilustrasi masker (unsplash.com/Anshu A)

Studi menunjukkan bahwa sekitar 10–20 persen orang yang terinfeksi oleh SARS-CoV-2 terus mengembangkan gejala yang mereka alami saat terinfeksi COVID. Studi dalam jurnal Nature Reviews Microbiology menemukan setidaknya 65 juta orang di seluruh dunia memiliki long COVID.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, cara terbaik untuk mencegah long COVID adalah melindungi diri dan orang lain agar tidak terinfeksi COVID-19. Untuk yang memenuhi syarat, dapatkan vaksin COVID-19 dan booster-nya sesuai anjuran.

Selain itu, penting untuk memastikan ventilasi yang memadai, menjalani tes COVID-19 jika diperlukan, dan mencari pengobatan untuk COVID-19 jika memenuhi syarat. Tindakan pencegahan tambahan termasuk menghindari kontak dekat dengan orang yang terkonfirmasi atau diduga mengidap penyakit COVID-19 dan mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 setelah mendapat vaksinasi cenderung tidak melaporkan long COVID, dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.

Dampak infeksi virus COVID-19 tidak hanya terjadi pada saat terjadi infeksi, tetapi juga bisa menimbulkan gejala setelah infeksi alias long COVID. Yuk, tetap mengikuti protokol kesehatan agar kita terhindar dari infeksi COVID-19 dan penyakit lainnya!

Baca Juga: Studi: Paxlovid dan Vaksinasi COVID-19 Turunkan Risiko Long COVID

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya