7 Penyebab Perut Terasa Keras atau Kencang saat Hamil

- Penyebab perut kencang saat hamil bervariasi setiap semester, seperti peregangan otot, sembelit, dan kontraksi Braxton Hicks.
- Pada trimester pertama, peregangan rahim dan perkembangan bayi menjadi penyebab utama perut mengeras. Sementara itu, pada trimester kedua bisa disebabkan oleh nyeri ligamen bundar.
- Kontraksi persalinan yang lebih intens dan ketuban pecah adalah tanda-tanda menjelang persalinan. Ada beberapa cara untuk meredakan perut kencang atau keras selama kehamilan.
Merasa perut mengeras atau mengencang adalah sensasi umum selama kehamilan. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Pemicu perut keras atau kencang tergantung pada trimester kehamilan saat itu terjadi, serta dapat diidentifikasi dengan memantau gejala lainnya.
Penyebab perut keras atau kencang saat hamil bisa mencakup peregangan otot, kontraksi terkait persalinan, atau kemungkinan keguguran.
Jika kamu merasakan kelainan pada setiap titik kehamilan, jangan menunda-nunda untuk memberi tahu dokter. Dokter akan menilai dan menentukan apakah ini merupakan hal normal atau membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
Pada trimester pertama
Trimester pertama meliputi minggu pertama kehamilan sampai minggu ke-13. Penyebab perut mengeras selama ini antara lain:
1. Peregangan otot perut
Dengan pertumbuhan rahim dan perkembangan bayi, perut bisa mulai terasa lebih kencang, bahkan pada awal kehamilan. Pengerasan sebagian besar disebabkan oleh peregangan otot perut yang berlebihan. Ini biasanya terjadi sekitar minggu ke-7 dan ke-8.
Normal untuk perut bagian bawah tampak lebih bengkak dan keras saat kamu tidak dalam kondisi hamil.
Karena merupakan hal normal, maka tidak perlu perawatan khusus. Apabila sensasi perut yang keras menjadi sangat tidak nyaman, laporkan ke dokter.
2. Sembelit

Sembelit adalah masalah umum yang dialami perempuan sepanjang kehamilan. Ini terjadi karena perubahan hormonal yang cepat, terutama pada trimester pertama, yang memperlambat aliran usus. Aliran usus yang lebih lambat dapat menyebabkan peningkatan pembentukan gas, yang dapat membuat perut kembung dan lebih keras.
Selain itu, beberapa perempuan mengonsumsi suplemen zat besi selama kehamilan. Ini juga dapat membuat tinja menjadi lebih keras.
Kamu dapat mengurangi ketidaknyamanan terkait sembelit dengan memastikan hidrasi yang cukup setiap hari. Pastikan untuk mendapatkan cukup serat dari makanan, seperti dari sayuran, buah, dan biji-bijian.
3. Tanda keguguran
Lebih jarang, perut yang terasa kencang pada trimester pertama dapat menandakan keguguran. Keguguran paling sering terjadi sebelum 12 minggu, meskipun perut yang kencang bisa menjadi indikator hingga minggu ke-20.
Keguguran juga memiliki tanda peringatan lain. Hubungi dokter secepatnya jika mengalami salah satu gejala ini:
- Sakit parah atau kram di punggung bagian bawah.
- Bercak merah atau cokelat di pakaian dalam.
- Gumpalan darah pada keputihan.
Beberapa keguguran terjadi tanpa peringatan. Keguguran trimester pertama biasanya disebabkan oleh faktor-faktor yang sepenuhnya di luar kendali kamu.
Pada trimester kedua
Semester kedua kehamilan mencakup minggu ke-14 hingga ke-27. Penyebab paling umum untuk perut yang keras selama periode ini adalah:
4. Peradangan pada ligamen bundar

Pada trimester kedua, otot dan ligamen perut terus meregang, membuat perut terasa lebih keras. Akibat perut membesar, banyak ibu hamil mengalami peradangan pada ligamen bundar, yang menyebabkan rasa sakit terus-menerus di bagian dalam perut. Rasa sakitnya juga bisa menjalar ke selangkangan.
Untuk meredakan nyeri ligamen bundar, ibu hamil harus beristirahat dan menghindari posisi yang sama untuk waktu yang lama. Berbaring miring dengan perut ditopang oleh bantal juga dapat membantu mengurangi rasa sakit.
5. Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi Braxton Hicks, yang juga dikenal sebagai kontraksi persalinan prodromal, dapat muncul setelah minggu ke-20. Kontraksi ini membantu melatih otot dan mempersiapkan persalinan yang sebenarnya. Saat kontraksi ini terjadi, ini akan membuat perut ibu hamil terasa keras. Ini umumnya berlangsung selama sekitar 2 menit.
Kontraksi Braxton Hicks merupakan hal normal dan karena itu tidak memerlukan perawatan khusus. Jika ini membuat ibu hamil tidak nyaman, beri tahu dokter atau bidan.
6. Irritable uterus

Dalam beberapa kasus, ibu hamil mungkin mengembangkan kondisi yang disebut irritable uterus, yaitu kondisi ketika otot rahim berkontraksi namun tidak menyebabkan persalinan atau perubahan di dalam serviks.
Kontraksi atau pengencangan perut dalam kondisi irritable uterus terasa mirip dengan kontraksi Braxton Hicks. Dalam kasus irritable uterus, ibu hamil mungkin mengalami pengencangan perut secara teratur dan sering, yang tidak merespons istirahat atau hidrasi.
Walaupun pola ini mungkin mengkhawatirkan dan merupakan tanda persalinan prematur, tetapi perempuan dengan irritable uterus belum tentu mengalami perubahan dilatasi.
Pada trimester ketiga
7. Kontraksi menjelang persalinan
Trimester ketiga merupakan tiga bulan terakhir kehamilan. Selain terus mengalami kontraksi Braxton Hicks, nyeri ligamen bundar, dan sembelit , ada alasan lain yang sangat penting mengapa perut menjadi keras, yaitu kontraksi jelang persalinan.
Umumnya, kontraksi persalinan sangat mirip dengan kontraksi Braxton Hicks, tetapi seiring waktu, kontraksi persalinan akan menjadi lebih intens dengan waktu istirahat yang lebih sedikit di antara masing-masing kontraksi. Ketuban akan pecah saat mengalami kontraksi adalah hal normal.
Apabila ibu hamil merasa akan segera melahirkan, segera ke rumah sakit untuk menilai kontraksi. Leher rahim juga akan diperiksa untuk pelebaran, yang akan mengonfirmasi apakah sudah waktunya bayi lahir. Integritas sumbat lendir juga akan dinilai jika masih di tempatnya.
Cara meredakan perut keras atau kencang selama kehamilan

Perut terasa kencang atau keras saat hamil umumnya merupakan hal normal, tetapi ada beberapa cara untuk meredakannya. Ikuti tips ini:
- Tetap terhidrasi.
- Beralih posisi, biasanya tidur berbaring menyamping bisa membantu menenangkan kontraksi palsu.
- Jangan berdiri atau bergerak terlalu cepat.
- Rawat diri dengan baik, misalnya dengan pijat untuk mengendurkan otot dan ligamen. Namun, bicarakan dulu tentang pijat yang aman dengan dokter.
- Mandi air hangat, mengaplikasikan bantal pemanas atau botol berisi air panas bisa memberi kenyamanan.
Apabila tidak satu pun dari tips di atas meredakan perut yang kencang atau keras, tak ada salahnya untuk menghubungi dokter jika kamu khawatir.
Jika usia kehamilan kurang dari 36 minggu, tanda-tanda persalinan bahkan lebih mengkhawatirkan. Demi kesehatan ibu dan bayi, segera pergi ke rumah sakit jika memiliki tanda-tanda ini sebelum usia kehamilan 36 minggu:
- Lebih dari 4 hingga 6 kontraksi per jam.
- Kram seperti menstruasi di perut atau punggung.
- Bocornya cairan bening atau darah.
- Tekanan tiba-tiba di panggul.
- Muntah atau diare.
Jika kamu khawatir dengan perut kencang atau keras saat hamil, atau ada gejala lainnya yang menyertai, hubungi dokter. Dokter akan menenangkan kamu itu adalah kontraksi palsu, atau jika memang sudah waktunya melahirkan atau ada masalah, dokter akan membantu kamu melahirkan dengan aman atau memberi penanganan yang dibutuhkan.
Referensi
"Why your pregnant belly feels tight and heavy." Baby Center. Diakses September 2024.
"Why Your Pregnant Belly Is Hard Sometimes (Causes By Trimester)." Tua Saude. Diakses September 2024.
"What Causes Stomach Tightening During Pregnancy?" Healthline. Diakses September 2024.
"Literally Bursting with Baby Bloat? Here’s the Deal with All That Stomach Stretching." Greatist. Diakses September 2024.