Apakah Ceker Ayam Mengandung Kolesterol? Ini Jawabannya!

- Ceker ayam mengandung kolesterol karena jaringan lemak alami dan kulitnya.
- Cara pengolahan memengaruhi kadar kolesterol pada ceker ayam.
- Konsumsi ceker ayam berdampak pada kadar kolesterol darah.
Ceker ayam dikenal karena teksturnya yang kenyal dan rasa gurih yang khas. Namun, di balik kelezatannya, banyak orang mulai mempertanyakan kaitan antara konsumsi ceker dan kadar kolesterol dalam tubuh. Topik apakah ceker ayam mengandung kolesterol banyak jadi perbincangan karena gaya hidup saat ini semakin membuat orang berpikir ulang sebelum menikmati suatu makanan.
Kandungan kolesterol dalam bahan pangan hewani memang tidak bisa diabaikan. Supaya pemahamanmu lebih utuh akan hal ini, penting melihat bagaimana kolesterol bekerja di tubuh, bagaimana cara pengolahan memengaruhi kadarnya, dan bagaimana cara mengonsumsi yang tepat agar ceker ayam tetap sehat. Mari, simak penjelasan berikut!
1. Ceker ayam mengandung kolesterol karena adanya jaringan lemak alami

Setiap bagian tubuh ayam yang memiliki kulit dan jaringan ikat cenderung menyimpan lemak hewani, termasuk ceker. Dalam 100 gram ceker ayam, terdapat sekitar 84 miligram kolesterol, setara hampir 20 persen dari batas konsumsi harian kolesterol untuk orang dewasa. Kolesterol merupakan senyawa lemak yang secara alami ada pada makanan hewani. Ia berperan dalam pembentukan hormon dan sel, tetapi dapat menjadi masalah jika dikonsumsi berlebihan.
Ceker ayam mengandung kolesterol karena lapisan kulit dan jaringan lemak yang menyelubungi tulangnya. Meski begitu, ada juga manfaat gizi dari kandungan proteinnya yang tinggi dan kolagen yang baik untuk kesehatan kulit serta sendi. Asupan ini bisa tetap menyehatkan jika porsinya wajar. Risiko baru muncul bila konsumsi dilakukan berlebihan bersamaan dengan makanan tinggi lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik. Sebab, kolesterol yang menumpuk dapat mengganggu metabolisme lipid di dalam darah.
2. Cara pengolahan memengaruhi kadar kolesterol pada ceker ayam

Setiap teknik memasak memengaruhi kadar lemak dan kolesterol dalam makanan, termasuk saat mengolah ceker. Proses perebusan dalam waktu lama membantu melarutkan sebagian kolesterol ke dalam air rebusan sehingga kandungan di dalam daging menjadi lebih rendah. Sebaliknya, metode penggorengan, terutama memakai minyak panas berulang kali, justru meningkatkan kandungan kolesterol dan lemak jenuh. Minyak yang teroksidasi dari pemanasan berulang bisa memicu pembentukan radikal bebas yang berpengaruh pada kesehatan pembuluh darah.
Selain teknik memasak, bahan tambahan juga berperan dalam meningkatnya kolesterol. Penggunaan santan pekat atau minyak berlebih dapat mempertinggi kadar kolesterol total dalam satu porsi hidangan. Sebaliknya, memasak ceker bersama rempah, seperti bawang putih, jahe, atau daun salam, membantu menekan oksidasi lemak karena memiliki senyawa antioksidan alami. Jika ingin menikmati ceker tanpa khawatir, sebaiknya pilih dengan cara direbus dan hindari penggunaan minyak berulang.
3. Dampak konsumsi ceker ayam terhadap kadar kolesterol darah

Tubuh manusia menghasilkan dua jenis kolesterol utama, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik. LDL berfungsi membawa kolesterol dari hati ke jaringan tubuh, tetapi kelebihannya dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan arteri. Sementara, HDL membantu mengangkut kolesterol berlebih kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Konsumsi ceker ayam berlebihan berpotensi meningkatkan kadar LDL dalam darah, terutama jika diolah menggunakan minyak atau bahan tinggi lemak.
Meski begitu, konsumsi ceker ayam tidak selalu berbahaya. Jika dilakukan dalam jumlah wajar, sekitar 1 hingga 2 kali seminggu, dan diimbangi dengan pola makan tinggi serat serta aktivitas fisik rutin, pengaruhnya terhadap kolesterol darah bisa dikendalikan. Mengatur keseimbangan antara konsumsi makanan sumber lemak hewani dan nabati juga tak kalah penting. Selain itu, memperbanyak minum air putih dan menjaga berat badan ideal akan membantu menjaga kadar kolesterol tetap stabil.
Ceker ayam memang mengandung kolesterol dalam kadar yang cukup tinggi. Namun, tidak berarti makanan ini harus dihindari sepenuhnya. Pembahasan atas pertanyaan apakah ceker ayam mengandung kolesterol justru bisa membantu kamu memahami bagaimana menjaga keseimbangan makanan yang kamu konsumsi dan kesehatan. Selama dikonsumsi dalam porsi yang wajar, diolah dengan cara sehat, dan diimbangi gaya hidup aktif, ceker ayam tetap bisa kamu nikmati.
Referensi
"Are There Any Benefits in Eating Chicken Feet?" Hub Pages. Diakses pada Oktober 2025.
"Eating Chicken Feet: All You Need to Know". Healthline. Diakses pada Oktober 2025.
"IPB University Professor: Chicken Feet are Rich in Collagen but Need to be Consumed Wisely". IPB. Diakses pada Oktober 2025.
"Is Chicken Feet High in Cholesterol? Unpacking Myths, Nutrition, and Cultural Wisdom". Intelloq. Diakses pada Oktober 2025.



















