Apakah Donor Darah Menyebabkan Anemia?

- Anemia sering kali disebabkan oleh kehilangan darah, termasuk dari donor darah.
- Faktor penyebab anemia defisiensi besi lainnya meliputi asupan zat besi yang tidak memadai dan kondisi medis tertentu.
- Donor darah perlu memperhatikan kadar zat besi tubuh, kualitas darah yang disumbangkan, dan keselamatan penerima transfusi.
Donor darah merupakan tindakan kebaikan yang dapat menyelamatkan nyawa. Namun tetapi kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi sering kali menjadi penghalang bagi banyak calon donor.
Berikut ini ulasan hubungan antara kadar zat besi dan donor darah.
1. Kenapa donor darah dapat menyebabkan anemia?
Anemia defisiensi besi sering kali disebabkan oleh kehilangan darah, termasuk karena donor darah.
Faktor penyebab lainnya termasuk asupan zat besi dari makanan yang tidak memadai, kehilangan darah kronis (seperti akibat periode menstruasi yang berat atau pendarahan gastrointestinal), kehamilan, dan kondisi medis tertentu yang mengganggu penyerapan zat besi.
Zat besi sangat penting untuk menjaga hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kadar hemoglobin yang rendah dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi ketika sel darah merah tidak dapat mengangkut cukup oksigen.
Gejala anemia mungkin saja terjadi setelah mendonorkan darah, terutama jika kadar zat besi kamu rendah. Gejala-gejalanya antara lain:
- Pusing.
- Kelelahan.
- Kulit pucat.
- Tangan dan kaki dingin.
Jika mengalami salah satu gejala di atas setelah mendonorkan darah, konsultasikan dengan dokter. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Kenapa kadar zat besi penting untuk donor darah?

Bagi para pendonor, menjaga kadar zat besi yang cukup sangat penting karena beberapa alasan:
- Kesehatan donor: Donor darah dapat menyebabkan penurunan sementara kadar zat besi, terutama pada pendonor yang rutin. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kelelahan, lemas, pusing, dan gejala lainnya.
- Kualitas darah yang disumbangkan: Darah yang kekurangan zat besi mungkin tidak memenuhi standar untuk didonorkan. Bank darah dengan cermat menyaring darah yang disumbangkan untuk berbagai faktor, termasuk kadar hemoglobin. Kadar hemoglobin yang rendah dapat mengakibatkan penolakan darah yang disumbangkan atau membatasi kegunaannya untuk transfusi.
- Keselamatan penerima: Memastikan darah yang disumbangkan memenuhi standar kualitas sangat penting untuk keselamatan penerima transfusi. Darah yang anemia mungkin tidak menyalurkan oksigen secara efektif, yang berpotensi membahayakan hasil perawatan pasien penerima donor darah.
3. Bolehkah donor darah jika memiliki anemia?
Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), seseorang harus memenuhi kadar hemoglobin minimum sebelum mendonorkan darah. Kadar ini adalah 12,5–17,0 gr/dL.
Dokter mungkin mendiagnosis anemia jika kadar hemoglobin kamu di bawah angka tersebut. Ini berarti kamu tidak dapat mendonorkan darah jika memiliki anemia.
Sebelum mendonorkan darah, seorang profesional kesehatan akan mengukur kadar hemoglobin. Jika tidak memenuhi persyaratan minimum, kamu harus menunggu setidaknya 30 hari sebelum diizinkan untuk mendonorkan darah. Selama waktu ini, kamu dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan kadar hemoglobin agar memenuhi persyaratan minimum untuk mendonorkan darah.
4. Cara mengobati anemia karena donor darah

Pengobatan anemia bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.
Pengobatan umumnya meliputi:
- Suplemen zat besi: Ini sering kali menjadi pengobatan lini pertama.
- Konsumsi makanan yang kaya akan zat besi: Dokter mungkin menyarankan untuk menambahkan lebih banyak makanan tinggi zat besi ke dalam pola makan, seperti:
- Produk hewani: Daging, ikan, hati, dan lain-lain.
- Produk nabati: Kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau tua, dan biji-bijian tertentu.
Pengembalian kadar zat besi biasanya memakan kira-kira waktu 3 hingga 6 bulan. Penting untuk tidak mendonorkan darah sampai kadar zat besi dan hemoglobin kamu pulih sepenuhnya. Karena kehilangan darah merupakan penyebab utama anemia defisiensi besi, menghindari kehilangan darah lebih lanjut sangat penting.
Untuk anemia berat, pengobatannya dapat meliputi:
- Infus zat besi.
- Obat-obatan dan suplemen.
- Transfusi darah.
Jika mengalami gejala anemia setelah mendonorkan darah, seperti pusing atau kelelahan, konsultasikan dengan dokter. Mereka dapat mendiagnosis kondisi kamu dan merekomendasikan rencana pengobatan yang tepat.
Referensi
"Iron-Deficiency Anemia". National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses Desember 2024.
"Blood Donation & Low Iron: What You Need to Know". Our Blood Institute. Diakses Desember 2024.
"FAQ Donor Darah Sukarela". Palang Merah Indonesia. Diakses Desember 2024.
"Can Donating Blood Cause Anemia?" Healthline. Diakses Desember 2024.