Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bahan Kimia Berbahaya yang Sering Ada di dalam Rumah, Waspada!

ilustrasi produk rumah tangga (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi produk rumah tangga (pexels.com/Anna Shvets)

Bahan kimia yang berpotensi berbahaya dapat ditemukan di mana saja, bahkan di setiap sudut di rumah. Jika tidak disimpan atau digunakan dengan benar, produk ini dapat menyebabkan masalah kesehatan ringan hingga serius.

Kira-kira, apakah bahan kimia ini dan apa saja bahaya yang mungkin ditimbulkan? Mari kita cari tahu jawabannya lewat pembahasan berikut ini.

1. Bisphenol A

ilustrasi wadah makanan plastik (unsplash.com/Kim Deachul)
ilustrasi wadah makanan plastik (unsplash.com/Kim Deachul)

Bisphenol A atau BPA adalah bahan kimia yang biasa ditemukan dalam plastik, seperti botol dan food container atau wadah penyimpan makanan. Dilansir Mayo Clinic, bahan kimia ini dikaitkan dengan risiko penyakit arteri koroner, peningkatan tekanan darah, dan masalah dengan perkembangan reproduksi perempuan.

Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengatakan bahwa BPA aman bagi manusia, tetapi sebenarnya hal ini ditentang oleh komunitas ilmiah. Untuk menghindari paparan BPA, kamu harus menghentikan memasukkan wadah makanan berbahan dasar plastik ke dalam microwave, mengurangi konsumsi makanan kalengan, dan mengganti wadah plastik dengan alternatif, seperti kaca atau stainless steel.

2. Ftalat

ilustrasi botol plastik (pexels.com/Steve Johnson)
ilustrasi botol plastik (pexels.com/Steve Johnson)

Ftalat adalah bahan kimia dalam keluarga plasticizer yang membuat plastik tahan lama dan fleksibel. Sebenarnya, ftalat dilarang digunakan dalam mainan dan produk anak-anak, tetapi bahan kimia ini terus digunakan dalam manufaktur dan memberikan berbagai dampak buruk bagi kesehatan.

Menurut data dari IHS Markit, ftalat menyumbang 65 persen dari konsumsi plasticizer dunia. Paparan ftalat dikaitkan dengan sejumlah masalah reproduksi, seperti penurunan fungsi reproduksi, obesitas, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), asma, diabetes, dan kanker payudara.

3. Pestisida

ilustrasi mencuci kentang (pixabay.com/kropekk_pl)
ilustrasi mencuci kentang (pixabay.com/kropekk_pl)

Pestisida biasa ditemukan pada buah-buahan, sayuran, hingga susu. Pestisida digunakan sebagai pembunuh gulma, tetapi bisa bersifat racun bagi manusia.

Penelitian dalam jurnal The Lancet tahun 2015 menunjukkan bahwa paparan pestisida tertentu dapat menyebabkan kanker, seperti leukemia dan limfoma non-Hodgkin. Pestisida juga telah dikaitkan dengan risiko autisme pada bayi dan ADHD pada anak-anak dan remaja. Untuk menghindari paparan pestisida, ada baiknya kamu beralih ke makanan organik.

4. Bleaching

ilustrasi produk pembersih rumah (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi produk pembersih rumah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Produk bleaching dalam rumah tangga mengandung bahan kimia yang disebut natrium hipoklorit. Dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, cairan dan uap pemutih klorin dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. Dermatitis dapat terjadi akibat kontak langsung dengan kulit. Apabila tertelan, ini dapat menyebabkan cedera esofagus, iritasi lambung, mual, dan muntah yang berkepanjangan.

Ingatlah untuk tidak mencampur pemutih klorin dengan produk pembersih rumah tangga lainnya dan terutama dengan amonia. Sebab, melakukan hal ini dapat menyebabkan berbagai jenis gas beracun dilepaskan, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan yang sangat serius.

5. Asbes

ilustrasi atap asbes (pexels.com/Nadine Wuchenauer)
ilustrasi atap asbes (pexels.com/Nadine Wuchenauer)

Asbes adalah mineral yang tahan terhadap panas dan korosi kimia dan dapat dicampur dengan bahan lain untuk memperkuatnya. Bahan bangunan modern mungkin mengandung asbes hingga satu persen, sedangkan bangunan tua cenderung mengandung asbes dalam persentase yang lebih tinggi.

Dilansir Green America, serat asbes dapat terhirup dan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan peradangan, jaringan parut, penyakit pernapasan, dan kanker. Meskipun sampai saat ini penggunaan abses tidak dilarang, tetapi ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk menggunakan material yang lain karena begitu asbes rusak, debu asbes akan beterbangan dan terhirup yang menyebabkan masalah kesehatan.

Kamu mungkin tidak bisa menghindari semua bahan ini 100 persen, tetapi kamu bisa meminimalkan akibatnya dengan mencari alternatif yang lebih aman dan menyimpan produk dengan benar. Jika tanpa sengaja bahan-bahan kimia ini tertelan, terhirup, atau mengenai kulit, segera datangi fasilitas kesehatan untuk mendapat pertolongan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Aditya Suryanto
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us