Cegah Stunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak, Ini Caranya!

Istilah 1.000 hari pertama kehidupan anak kerap disebut sebagai periode emas, yang dimulai dari masa kehamilan hingga usia 2 tahun. Nyatanya periode emas ini berhubungan dengan stunting.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar.
Health Talk by IDN Times menggandeng dr. Elia Indrianingsih, SpGK, dokter spesialis gizi klinik Eka Hospital BSD, membahas topik "Pentingnya Asupan Gizi 1.000 Hari Pertama Kehidupan Bayi".
Kapan 1.000 hari dimulai?

Anak stunting di Indonesia datanya cukup besar sehingga para ahli medis konsentrasi terhadap penanganannya. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) juga ikut menggaungkan untuk mencegah kondisi tersebut.
Bicara tentang tumbuh kembang anak yang optimal, orang tua harus memberi perhatian ekstra pada 1.000 hari pertama kehidupan.
"Seribu hari pertama kehidupan merupakan masa di mana pertumbuhan otak anak tumbuh pesat, sehingga memengaruhi tumbuh kembang anak selanjutnya. Jadi sangat penting asupan gizi yang optimal agar pertumbuhan otak berjalan dengan baik," kata dr. Elia.
Lebih lanjut, dr. Elia menjelaskan bahwa pertumbuhan otak anak pada "golden age" itu sangat cepat, yang mana 80 persen otak dewasa akan tumbuh pada masa itu, dari saat ibu mengandung sampai anak berusia 2 tahun.
1. Masa kehamilan
Perempuan hamil harus rutin melakukan pemeriksaaan kehamilan ke dokter kandungan atau bidan, saat trimester pertama, kedua, dan ketiga.
Tujuannya adalah untuk memantau tumbuh kembang janin. Jadi, jika ada tanda-tanda kebutuhan yang kurang, stunting bisa dicegah lebih awal dengan tata laksana yang benar.
"Penelitian menyebutkan bahwa ibu stunting kemungkinan akan melahirkan bayi kurang gizi, sehingga calon ibu hendaknya memperhatikan status gizi, jika kurang maka perhatikan asupan makanan gizi yang seimbang," ujar dr. Elia.
2. ASI eksklusif
Saat bayi lahir, mereka harus mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan. Seorang ibu memiliki peran penting untuk bisa memiliki ASI yang berkualitas dan memiliki kuantitas yang baik.
3. MPASI
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan saat anak memasuki usia 6 bulan karena ASI tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi, sehingga harus diberikan makanan pendamping dengan menu gizi seimbang.
Membuat ASI berkualitas dan berkuantitas

Ibu harus memiliki indeks massa tubuh normal, 18,5 hingga 23 untuk memiliki cadangan lemak yang cukup guna menyiapkan produksi ASI untuk bayi, kata dr. Elia.
Ibu juga harus belajar cara pelekatan yang baik. Ini merupakan posisi saat menyusui agar bayi bisa mendapatkan ASI secara optimal. Jika salah, bayi rentan malas menyusu sehingga pengosongan payudara tidak maksimal, membuat volume ASI menjadi sedikit. Frekuensi pemberian harus terjadwal dan dalam waktu lama.
Selain pelekatan, ada beberapa hal yang bisa memengaruhi produksi ASI, yaitu faktor stres dan kelelahan, gangguan emosi, pengaruh obat-obatan, hingga penggunaan kontrasepsi yang tidak cocok.
"Pemberian ASI berperan terhadap produksi ASI, sehingga diharapkan meningkat volumenya kalau pelekatannya dibetulkan. Tanda bayi cukup ASI adalah meningkatnya berat badan bayi, tidak rewel, dan volume air seni yang banyak. Jika ASI berkurang, segera konsultasi ke dokter," imbuhnya.
Jadi, disarankan untuk memiliki asupan gizi yang baik, mineral serta vitamin, dan minum 3 liter air putih setiap harinya untuk mendapat ASI yang berkualitas dan deras.
Cegah dengan gizi lengkap dan seimbang

Dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak, ibu hamil dan menyusui juga harus memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan tubuh, baik makronutrien maupun mikronutrien.
Menurut dr. Elia, makronutrien terdiri dari karbohidrat yang bisa didapatkan dari nasi, umbi-umbian atau tepung. Tambahannya berupa protein dan lemak baik.
Sementara itu, mikronutrien merupakan zat gizi yang diperkuat dalam tubuh dengan buah dan sayuran, merupakan sumber protein yang kaya akan zat besi, mengandung kalsium yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang.
"Tidak ada satu makanan yang punya gizi lengkap, sehingga sangat baik jika mengonsumsi makanan yang bervariasi untuk mendapatkan gizi yang lengkap dan seimbang," jelasnya.
Adapun gambaran kebutuhan asupan gizi dalam sehari sekitar 5 sampai 6 porsi nasi (500–600 gram). Kemudian, ditambah dengan 4 penukar plus 1 butir telur. Misal, 40 gram ayam, 40–50 gram ikan atau 35 gram daging sapi. Sumber protein lain termasuk protein nabati sebanyak 50 gram, berupa tahu atau tempe.
"Seribu hari tidak bisa kembali, ini merupakan modal untuk membuat pertumbuhan anak menjadi optimal, menjadi individu yang sehat dan produktif saat dewasa. Ibu, ayah, dan lingkungan berperan penting dalam masa ini," ujar dr. Elia.
Tidak hanya pola makan dengan gizi seimbang yang sesuai kebutuhan dan bervariasi, tetapi juga pola makan yang bersih dengan harapan tidak menimbulkan infeksi berulang pada anak. Jadi, penting untuk menjaga dan memberikan gizi baik pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.