Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cedera Hamstring: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

ilustrasi cedera hamstring (freepik.com/drobotdean)
Intinya sih...
  • Cedera otot hamstring adalah cedera olahraga yang paling umum, yang terjadi pada bagian otot belakang paha.
  • Cedera ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi olahragawan seperti pemain sepak bola, pemain basket, dan pelari profesional lebih rentan mengalaminya.
  • Cedera hamstring dapat terjadi jika salah satu tendon atau otot meregang melebihi batasnya. Ini sering terjadi saat melakukan gerakan kuat dan tiba-tiba, seperti lari, menerjang, atau melompat.

Otot hamstring bertanggung jawab atas pergerakan pinggul dan lutut saat kamu berjalan, jongkok, menekuk lutut, dan memiringkan panggul. 

Cedera otot hamstring adalah cedera olahraga yang paling umum, yang terjadi pada bagian otot belakang paha. Kondisi ini akan membuat otot paha merasakan sensasi tertarik yang menimbulkan rasa sakit akibat adanya robekan. Cedera ini sering kali memerlukan waktu pemulihan yang lama dan dapat kambuh kembali.

Cedera ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi olahragawan seperti pemain sepak bola, pemain basket, dan pelari profesional lebih rentan mengalaminya.

Apa penyebab, gejala, dan bagaimana pengobatan cedera hamstring? Simak informasinya berikut ini, ya!

1. Gejala cedera hamstring berdasarkan tingkat keparahan serta gejalanya

ilustrasi cedera robekan pada hamstring (commons.m.wikimedia.org/InjuryMap - Free Human Anatomy Images and Pictures)

Cedera hamstring dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 

  • Tingkat 1: Pada tingkat ini, otot hamstring tidak sampai mengalami robekan, sehingga disebut cedera hamstring ringan. Pada kondisi ini, otot merasakan tarikan berlebihan tetapi tidak sampai robek.
  • Tingkat 2: Terjadi robekan parsial atau robek sebagian pada otot hamstring. Pada tingkat ini, kaki menjadi lemah dan kemungkinan agak lemas.
  • Tingkat 3: Merupakan kondisi paling parah, yakni ketika otot hamstring mengalami robekan yang cukup besar atau robek sepenuhnya. Karena ada robekan yang besar, bagian belakang paha akan terasa sangat sakit bahkan sampai tidak bisa digerakkan.

Pada tingkat ringan (tingkat 1), biasanya akan menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang tiba-tiba di bagian belakang paha. Mungkin akan terasa sakit saat menggerakkan kaki, tetapi kekuatan otot seharusnya tidak terpengaruh.

Pada robekan hamstring parsial (tingkat 2), biasanya ini lebih menyakitkan dan terdapat nyeri tekan. Selain itu, mungkin bisa terjadi pembengkakan dan memar di bagian belakang paha. Penderitanya pun mungkin akan sedikit kehilangan kekuatan di kaki.

Robekan hamstring yang parah (tingkat 3) biasanya akan sangat menyakitkan, ada nyeri tekan, bengkak, dan memar. Mungkin ada sensasi "popping" atau muncul suara robekan saat cedera terjadi dan penderitanya tidak bisa menggerakkan kaki yang terdampak.

2. Penyebab dan faktor risiko cedera hamstring

ilustrasi otot hamstring (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Cedera hamstring dapat terjadi jika salah satu tendon atau otot meregang melebihi batasnya. Ini sering terjadi saat melakukan gerakan kuat dan tiba-tiba, seperti lari, menerjang, atau melompat.

Meski begitu, cedera ini juga bisa terjadi secara bertahap atau selama gerakan lebih lambat yang meregangkan hamstring.

Cedera berulang sering terjadi pada atlet dan olahragawan, karena kemungkinan besar seseorang lebih berisiko terkena cedera hamstring bila cedera tersebut pernah dialami sebelumnya.

Faktor risiko terjadinya cedera otot hamstring adalah:

  • Ketegangan otot: Setelah melakukan aktivitas fisik yang berat, otot tubuh akan mengalami tegang, yang mana harus segera diistirahatkan dan dilakukan peregangan. Otot yang mengalami kelelahan akan lebih mungkin untuk terluka.
  • Ketidakseimbangan otot: Ketidakseimbangan terjadi apabila ada dua kelompok otot yang bekerja secara berlawanan dengan kekuatan yang berbeda. Otot paha bagian depan biasanya lebih kuat dibanding otot belakang paha, salah satunya otot hamstring. Mekanisme kerja kedua otot tersebut berlawanan, sehingga otot hamstring menjadi lebih cepat lelah daripada otot bagian depan paha dan rentan mengalami cedera karena mengimbangi kemampuan kerja otot paha depan.
  • Kelelahan otot: Kelelahan mengurangi kemampuan menyerap energi otot, membuatnya lebih rentan terhadap cedera.

3. Diagnosis cedera hamstring

ilustrasi MRI (pixabay.com/Michal Jarmoluk)

Cedera hamstring harus ditangani oleh ahli medis seperti fisioterapis dan/atau dokter. Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan seperti MRI, USG, dan sinar-X.

Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui tingkat keparahan cedera serta untuk menentukan tindakan medis yang paling sesuai untuk pasien.

4. Pengobatan cedera hamstring

ilustrasi fisioterapi (pexels.com/Funkcinės Terapijos Centras)

Metode RICE adalah pertolongan pertama untuk sebagian besar cedera olahraga. Untuk keparahan cedera hamstring tingkat 2, ini adalah bentuk perawatan utamanya. Caranya:

  • Rest atau istirahat: Setelah lelah bekerja, otot dan juga tubuh perlu diistirahatkan untuk proses pemulihan.
  • Ice atau es: Untuk meredakan pembengkakan dan rasa sakit, kompres dengan es batu yang dibungkus handuk atau ice pack dan letakkan di bagian belakang paha selama 20 menit. Ulangi beberapa kali dalam sehari.
  • Compression atau penekanan: Penekanan pada area yang cedera akan mengurangi pembengkakan. Ini bisa dilakukan dengan membalut paha dengan perban elastis.
  • Elevation atau elevasi: Menempatkan bagian yang cedera dengan posisi yang lebih tinggi dari jantung saat beristirahat akan mengurangi risiko perdarahan berlanjut. Kadang diperlukan imobilisasi untuk menjaga kaki dalam posisi netral untuk membantu penyembuhan.

Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen bisa membantu meredakan nyeri dan pembengkakan. Meski demikian, obat ini mungkin punya efek samping, seperti meningkatnya risiko perdarahan dan nyeri lambung. Obat-obatan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi jangka panjang, kecuali ada indikasi dari dokter.

Lakukan latihan peregangan dan penguatan jika dokter atau terapis fisik merekomendasikannya. Memperkuat paha belakang adalah salah satu cara untuk melindungi dari ketegangan hamstring.

Dalam kasus yang parah, pasien mungkin membutuhkan operasi. Ahli bedah akan memperbaiki otot-otot dan memasangnya kembali. 

5. Butuh waktu untuk bisa sembuh total

ilustrasi fisioterapi (pexels.com/Funkcinės Terapijos Centras)

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari cedera hamstring atau robekan akan bergantung pada seberapa parah cederanya.

Pada cedera tingkat 1, mungkin cuma butuh waktu beberapa hari untuk pulih. Sementara itu, lama pemulihan dari cedera yang menyebabkan robekan otot bisa makan waktu beberapa minggu hingga bulan (tingkat 2 dan 3).

Biasanya, robekan parsial atau robek sebagian pada otot hamstring akan sembuh dalam 4 hingga 8 minggu, sementara robekan total membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.

Karena cedera ini bisa amat menyiksa, kamu yang gemar berolahraga perlu waspada dan lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mencegahnya:

  • Lakukan pemanasan sebelum olahraga dan lakukan peregangan setelahnya.
  • Tingkatkan intensitas aktivitas fisik secara perlahan. Jangan lebih dari 10 persen peningkatan dalam seminggu.
  • Berhenti olahraga bila merasakan sakit di bagian belakang paha.
  • Regangkan dan perkuat paha belakang sebagai tindakan pencegahan.

Itulah informasi seputar cedera hamstring. Bila baru saja cedera dan mengalami gejala-gejala di paha bagian belakang, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Selain itu, cegah cedera hamstring dengan mempraktikkan cara-cara di atas, ya!

Referensi

Healthline. Diakses pada Agustus 2024. Hamstring Muscles Anatomy, Injuries, and Training.
National Health Service. Diakses pada Agustus 2024. Hamstring injury.
American Academy of Orthopaedic Surgeons. Diakses pada Agustus 2024. Hamstring Muscle Injuries.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Aditya Suryanto
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us