6 Ciri-Ciri Asam Lambung Naik Saat Puasa dan Pencegahannya

Menunaikan puasa Ramadan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi kamu yang memiliki asam lambung. Perubahan pola makan dan jadwal konsumsi saat puasa dapat memicu asam lambung naik yang mengganggu kenyamanan ibadahmu. Kondisi ini terjadi karena lambung memproduksi asam berlebih saat perut kosong dalam waktu lama.
Untuk itu, mengenali ciri-ciri asam lambung naik saat puasa sangat penting agar ibadahmu tetap lancar. Nah, berikut gejala yang patut kamu waspadi hingga cara mencegahnya.
1. Rasa panas di dada
Sensasi terbakar atau panas di dada atau disebut heartburn merupakan gejala utama asam lambung naik. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi pada lapisan esofagus. Sensasi ini sering dirasakan di belakang tulang dada dan bisa menjalar hingga ke tenggorokan, lho.
Nah, menariknya, penelitian justru menunjukkan hubungan terbalik antara puasa dan heartburn. Menurut penelitian dari Houston Heartburn Center, saat berpuasa, tubuh mengalami peningkatan produksi hormon ghrelin atau hormon lapar. Hormon ini diproduksi di lambung dan kadarnya meningkat selama periode tidak makan.
Namun, hasil temuan justru menunjukkan bahwa bahwa semakin tinggi kadar ghrelin dalam darah, gejala heartburn yang dialami seseorang justru turun. Bahkan, penelitian dari Journal of Clinical Gastroenterology menunjukkan bahwa puasa intermiten jangka pendek dapat memperbaiki gejala regurgitasi dan heartburn.
2. Mulut terasa asam atau pahit

Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, cairan tersebut dapat mencapai mulut dan menyebabkan rasa asam atau pahit yang mengganggu. Kondisi ini dikenal sebagai regurgitasi di mana isi lambung kembali naik ke tenggorokan atau mulut. Umumnya, sensasi ini sering dirasakan bersamaan dengan sendawa atau mual.
3. Perut kembung dan begah
Perut kembung dan begah merupakan gejala umum asam lambung naik saat puasa. Kondisi ini terjadi akibat produksi gas berlebih di lambung dan usus yang dipicu oleh asam lambung meningkat karena perut kosong dalam waktu lama. Sensasi kembung ini dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan terganggu saat beribadah.
4. Mual dan muntah

Ketidakseimbangan produksi asam lambung dapat memicu rasa mual, terutama saat sahur atau menjelang berbuka. Dalam kasus yang lebih parah, mual dapat disertai muntah jika terlalu banyak makan saat berbuka atau mengonsumsi makanan pemicu asam lambung. Sebut saja makanan berlemak, pedas, atau asam.
Gejala mual dan muntah ini sering muncul setelah makan. Penjelasannya, saat berpuasa, lambung kosong dalam waktu lama, ketika tiba-tiba diisi dengan makanan berlebih atau sulit dicerna, produksi asam lambung dapat meningkat drastis. Hal tersebut dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung, lho.
5. Nyeri di bagian atas perut
Nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas perut alias ulu hati juga merupakan gejala umum asam lambung naik saat puasa. Rasa sakit ini terjadi akibat peradangan di lapisan lambung atau tekanan asam meningkat ketika perut kosong dalam waktu lama.
6. Sendawa

Sendawa berlebihan menjadi salah satu tanda khas asam lambung naik saat puasa. Hal ini terjadi karena gas yang terperangkap di dalam perut dan mencoba keluar melalui mulut. Biasanya sendawa tersebut juga mengeluarkan aroma kurang sedap dan dapat disertai rasa asam di mulut.
Kendati demikian, berpuasa justru dapat memperbaiki gejala ini. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Internal Medicine menunjukkan bahwa dari 130 orang pengidap asam lambung, 66 orang di antaranya yang melaksanakan puasa Ramadan mengalami perbaikan gejala. Salah satunya berkurangnya frekuensi sendawa. Hal ini menunjukkan bahwa puasa, jika dilakukan dengan pola makan tepat saat berbuka dan sahur, dapat membantu mengurangi gejala sendawa pada penderita asam lambung.
Cara mencegah asam lambung saat puasa
Meskipun memiliki masalah asam lambung, kamu tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
- Pilih menu sahur yang tepat. Kamu bisa mengonsumsi makanan tinggi serat dan protein yang lambat dicerna. Selain itu, hindari makanan pemicu asam lambung seperti gorengan, makanan pedas, asam, atau berkafein, ya
- Makan dengan porsi kecil. Berbukalah dengan porsi kecil dan bertahap. Kamu bisa mulai dengan makan kurma atau buah, lalu lanjutkan dengan hidangan utama setelah beberapa menit
- Sahur pada akhir waktu. Sahur mendekati waktu imsak membantu menjaga kadar asam lambung tetap stabil dan mempersingkat waktu perut kosong, lho
- Minum air putih yang cukup. Konsumsi 8 gelas per hari dengan 2 gelas saat sahur dan sisanya secara bertahap dari berbuka hingga tidur untuk mengontrol asam lambung
- Hindari berbaring setelah makan. Beri jeda 2—3 jam setelah makan sebelum tidur untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan
- Tidur dengan posisi setengah bersandar. Gunakan pula bantal tambahan di belakang kepala untuk mencegah cairan asam lambung mengalir ke kerongkongan saat tidur.
Referensi:
"Safely Fasting: Free from Acid Reflux". GWS Medika. Diakses Maret 2025.
"Coping with Heartburn and Acid Reflux While Fasting: Ramadan Edition". SSMC. Diakses Maret 2025.
"Stomach Acid Interferes When Fasting: Here's How to Overcome It". EMC. Diakses Maret 2025.
Wibawa, I.D.N. dkk. 2016. "The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease". Acta Medica Indonesiana, 48(3), 169-174.
Bohamad, S. dkk. 2023. "Impact of Ramadan Fasting on the Severity of Symptoms Among a Cohort of Patients With Gastroesophageal Reflux Disease". Cureus. DOI: 10.7759/cureus.36787.
"Fasting and its Impact on Gastroesophageal Reflux Symptoms". Houston Heartburn Center. Diakses Maret 2025.