Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?

Tetap waspada dan terapkan protokol kesehatan ketat

Kasus COVID-19 varian Omicron makin menyebar ke banyak negara. Di Indonesia, kasus varian sudah ditemukan di beberapa wilayah. Bahkan, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, kasus Omicron kini didominasi oleh transmisi lokal.

Meskipun gejala yang muncul tidak seberat varian sebelumnya, para peneliti tetap khawatir dan mengimbau agar kita tidak meremehkan varian Omicron. Mengapa begitu? Yuk, simak uraian berikut ini sampai habis!

1. Gejala yang ditimbulkan tidak selalu ringan

Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?ilustrasi pasien di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), gejala COVID-19 varian Omicron tidak separah varian Delta. Meskipun begitu, virus penyebab COVID-19 varian Omicron tetaplah berbahaya.

Seseorang yang terinfeksi varian ini juga menimbulkan spektrum gejala yang bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, hingga bergejala berat bahkan bisa sampai berakibat fatal. Jadi, varian Omicron lebih ringan dari varian Delta, tetapi bukan berarti bergejala ringan.

2. Berisiko lebih parah pada kelompok rentan

Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?ilustrasi pasien COVID-19 (unsplash.com/Mufid Majnun)

Menurut keterangan pada laman resmi WHO, varian Omicron diketahui lebih cepat menyebar dibanding varian sebelumnya. Jadi, penting untuk mencegah penularan agar varian Omicron tidak makin meluas.

Varian Omicron perlu dicegah penularannya karena saat tertular, maka ada risiko mengalami keluhan yang parah. Pada kelompok lansia, orang-orang dengan komorbid, dan bagi yang belum mendapatkan vaksinasi akan lebih berisiko mengembangkan penyakit yang parah.

Baca Juga: Kerusakan Otak pada COVID-19 Lebih Parah dari Alzheimer

3. Ada risiko long COVID setelah sembuh

Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?ilustrasi long COVID (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Seseorang yang telah terinfeksi atau penyintas akan memiliki risiko kesehatan jangka panjang yang disebut dengan long COVID. Long COVID masih menjadi hal baru yang perlu dipelajari.

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), meskipun tidak mengalami gejala COVID-19, beberapa orang dapat mengalami kondisi long COVID. Keluhan yang dialami bisa berupa keluhan baru, keluhan yang muncul kembali, atau keluhan yang berlanjut meskipun telah dinyatakan sembuh dari infeksi.

4. Meningkatnya kapasitas rumah sakit

Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?ilustrasi pasien di rumah sakit (unsplash.com/Amir Arabshahi)

Karena Omicron mempunyai tingkat penyebaran yang lebih cepat, maka kasus dapat meningkat secara bersamaan. Makin banyak pasien yang dirawat inap dalam waktu yang bersamaan, maka ini bisa meningkatkan kapasitas rumah sakit.

Lonjakan kasus Omicron yang bersamaan dapat membebani sistem kesehatan. Angka kasus yang makin meningkat tak hanya menyulitkan rumah sakit, tetapi juga berbagai aspek seperti sekolah, transportasi publik, pertokoan, dan lain-lain.

5. Meningkatkan peluang virus bermutasi

Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?ilustrasi mutasi virus (pixabay.com/PIRO4D)

Hal terakhir yang membuat para peneliti khawatir yaitu apabila suatu varian makin menyebar ke area yang lebih luas, maka ini akan meningkatkan peluang virus untuk bermutasi. Akibatnya, akan muncul berbagai varian virus baru di kemudian hari.

Makin banyak varian virus baru yang bermunculan, maka peneliti akan membutuhkan waktu lagi untuk mempelajari varian baru tersebut. Varian baru yang muncul bisa menjadi lebih parah atau kurang parah, atau bisa juga punya kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan tubuh.

Para peneliti mengimbau untuk tetap waspada terhadap COVID-19 varian Omicron. Meskipun tidak separah varian sebelumnya, varian Omicron juga dapat menimbulkan gejala berat terutama pada kelompok rentan.

Selain itu, tingkat penularan yang cepat pada Omicron juga meningkatkan peluang virus bermutasi. Yuk, jaga diri dan keluarga agar tidak terinfeksi COVID-19 varian apa pun!

Baca Juga: Studi: Omicron Bisa Lama Menempel di Permukaan Benda

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya