Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Gejala Tumor Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang tua

Seorang anak sakit kepala memegang kepalanya dengan kedua tangan.
ilustrasi anak sakit kepala (vecteezy.com/Prakasit Khuansuwan)
Intinya sih...
  • Sakit kepala parah di pagi hari bisa jadi gejala tumor otak pada anak.
  • Lingkar kepala bayi yang bertambah cepat dari normal perlu dicurigai sebagai tanda tumor otak.
  • Gangguan keseimbangan, mual dan muntah, serta gangguan penglihatan juga bisa menjadi gejala tumor otak pada anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tumor otak merupakan jenis tumor padat yang paling sering terjadi pada anak-anak. Tumor otak primer adalah tumor yang berawal dari jaringan otak itu sendiri dan biasanya tidak menyebar ke luar otak. Sebagian besar kanker pada sistem saraf pusat berasal dari tumor otak.

Secara sederhana, tumor adalah pertumbuhan jaringan abnormal. Ada dua jenis tumor otak, yaitu jinak dan ganas. Tumor jinak tidak mengandung sel kanker, biasanya memiliki batas yang jelas, dan jarang kambuh setelah diangkat. Namun, meski jinak, ukurannya bisa menekan area penting di otak sehingga menimbulkan gejala yang mirip tumor ganas. Sementara itu, tumor ganas mengandung sel kanker, tumbuh cepat, dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Meskipun jarang menyebar ke bagian tubuh lain, tetapi tumor ganas bisa kambuh setelah pengobatan.

Yang perlu diketahui, tumor otak pada bayi dan anak-anak berbeda dengan tumor otak pada orang dewasa, baik dari jenis sel yang terlibat maupun cara tubuh merespons pengobatan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala sejak dini.

1. Sakit kepala

Sakit kepala bisa menjadi gejala tumor otak pada anak. Namun, tidak semua sakit kepala berarti tumor. Hal yang perlu dicurigai adalah sakit kepala yang lebih parah pada pagi hari karena saat tidur tekanan dalam otak bisa meningkat akibat posisi berbaring.

Pada anak yang belum bisa bicara, tanda sakit kepala bisa terlihat dari perilakunya. Misalnya, lebih rewel atau mudah marah. Sakit kepala ini biasanya makin sering muncul dan terasa makin berat dari waktu ke waktu.

2. Ukuran kepala bayi membesar

Pada bayi, salah satu tanda yang bisa terlihat adalah lingkar kepala yang bertambah lebih cepat dari normal. Itulah sebabnya bayi rutin diukur lingkar kepalanya sejak lahir hingga pemeriksaan bulanan. Jika pertumbuhan kepala terlalu cepat dan tidak sebanding dengan tinggi atau berat badan, orang tua perlu berkonsultasi ke dokter anak.

3. Gangguan keseimbangan dan koordinasi

Seorang anak jatuh di aspal dan menangis.
ilustrasi anak jatuh karena kehilangan keseimbangan (pexels.com/Trần Long)

Bila tumor tumbuh di dekat batang otak, anak bisa mengalami masalah keseimbangan. Jatuh atau tersandung memang wajar pada balita yang baru belajar berjalan. Namun, bila gangguan keseimbangan makin sering dan makin parah, ini patut dicurigai.

Selain itu, anak mungkin kehilangan keterampilan yang sebelumnya sudah dikuasai, seperti duduk tegak, berjalan stabil, atau mengontrol gerakan tubuh. Koordinasi dan kekuatan tubuh bisa terlihat melemah, dan cara berjalan bisa berubah.

4. Mual dan muntah

Mual dan muntah biasanya dikaitkan dengan flu atau sakit perut biasa. Namun, jika gejala ini terus berulang, terutama disertai sakit kepala, bisa jadi penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam otak akibat tumor. Jika kondisi ini terjadi, segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

5. Gangguan penglihatan

Tumor otak juga dapat memengaruhi saraf penglihatan. Gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Gerakan mata yang tidak normal.
  • Mata juling (kedua mata tidak mengarah ke titik yang sama).
  • Penglihatan kabur atau ganda.

Jika gejala ini terlihat, pemeriksaan mata dan otak perlu segera dilakukan.

6. Kejang

Seorang ibu yang dengan tenang menangani anak kejang.
ilustrasi ibu yang tenang menangani anak kejang (unsplash.com/Itai Shlemberg)

Tumor yang berada di permukaan otak bisa memicu kejang. Pemicu kejang bisa bermacam-macam, bahkan hal sederhana seperti tertawa. Kejang pada anak selalu perlu ditangani serius karena bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk kemungkinan adanya tumor otak.

7. Perubahan pubertas

Pada remaja, tumor otak bisa memengaruhi hormon dan menyebabkan pubertas terlambat. Misalnya, pada anak perempuan tidak ada tanda pubertas pada usia 13 tahun atau belum menstruasi pada usia 16 tahun. Pada anak laki-laki, keterlambatan pubertas ditandai dengan testis yang tidak membesar pada usia 14 tahun.

Ada juga kondisi yang disebut pubertas terhenti (arrested puberty), yang mana tanda-tanda pubertas muncul lalu berhenti. Contohnya, anak perempuan yang sempat menstruasi lalu siklusnya berhenti kembali.

Perlu diingat, banyak dari gejala-gejala di atas disebabkan oleh kondisi kesehatan yang lebih umum, bukan selalu tumor otak. Namun, jika orang tua merasa ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan, segera periksakan anak ke dokter anak.

Pemeriksaan seperti pemindaian MRI bisa membantu memastikan apakah ada kelainan pada otak yang menjadi penyebab gejala.

Jadi, kuncinya adalah kewaspadaan. Orang tua yang jeli memperhatikan perubahan pada anak bisa membantu mendeteksi masalah lebih cepat sehingga pengobatan bisa lebih efektif.

Referensi

"Symptoms of Brain Tumours in Children." Cancer Research UK. Diakses pada September 2025.

"Brain Tumors in Children: 8 Warning Signs You Should Know." Johns Hopkins Medicine. Diakses pada September 2025.

"Pediatric Brain Tumors – Symptoms and Causes." Mayo Clinic. Diakses pada September 2025.

"Brain Tumors in Children." Nationwide Children’s Hospital. Diakses pada September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Gejala Tumor Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang tua

30 Sep 2025, 06:43 WIBHealth