Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?

Daging merah berasal dari sapi, kambing, atau domba

Hari Raya Iduladha tinggal menghitung hari. Seperti yang kita tahu, hewan kurban yang umum disembelih di Indonesia adalah sapi, kambing, atau domba, ada pula yang menyembelih kerbau dan unta. Semua hewan tersebut memiliki daging merah (red meat).

Perayaan Iduladha identik dengan 'pesta daging'. Namun apakah aman mengonsumsi daging merah bagi pengidap hipertensi? Atau justru malah makin memperburuk keadaan? Simak jawabannya berikut ini!

1. Daging merah mengandung trimethylamine N-oxide

Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?pexels.com/mali

Berdasarkan studi berjudul "Does Red Meat Metabolism Induce Hypertension?" yang diterbitkan di "Journal of Pulmonary & Respiratory Medicine" tahun 2015, ditemukan adanya senyawa trimethylamine N-oxide (TMAO) dalam daging merah. Disinyalir, ada hubungan antara TMAO dan penyakit jantung dan berpotensi memengaruhi tekanan darah.

Dalam penelitian lain, pria paruh baya yang makan 8-20 porsi daging sapi dan domba per bulan mengalami peningkatan tekanan darah sistolik rata-rata 0,70 mmHg setiap tahun. Ini mengacu pada studi berjudul "Relation of Vegetable, Fruit, and Meat Intake to 7-year Blood Pressure Change in Middle-aged Men: The Chicago Western Electric Study" yang dipublikasikan di "American Journal of Epidemiology" tahun 2004.

2. Semakin merah warna daging, semakin banyak karnitin di dalamnya

Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?pixabay.com/Ann1992

Menurut laporan dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH), semakin merah warna daging, semakin banyak kadar karnitin di dalamnya. Karnitin adalah senyawa kation amonium dengan rumus kimia C7H15NO3.

Daging sapi adalah makanan dengan kandungan karnitin tertinggi, yaitu mencapai 56-162 mg per 4 ons. Coba bandingkan dengan 4 ons daging ayam yang hanya mengandung 3-5 mg karnitin.

Karnitin disebut-sebut bisa meningkatkan tekanan darah sistolik, sehingga asupannya perlu dibatasi bagi pengidap hipertensi.

3. Zat besi heme dari daging merah berhubungan dengan tekanan darah tinggi

Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?unsplash.com/Loija Nguyen

Daging merah adalah sumber utama zat besi heme, yaitu jenis zat besi yang berasal dari hemoglobin hewani. Rupanya, menurut studi berjudul "Red Meat Consumption Linked with Hypertension" yang diterbitkan dalam "The Pharmaceutical Journal" tahun 2008, zat besi ini berkorelasi langsung dengan tekanan darah tinggi.

Sebaliknya, zat besi non-heme (berasal dari tumbuhan) berperan untuk mencegah dan mengendalikan tekanan darah tinggi. Menurut penelitian, mengonsumsi daging merah 102,6 gram per 24 jam bisa menaikkan tekanan darah sistolik sebanyak 1,25 mmHg.

Baca Juga: Kesehatan Mental Hewan Kurban Berpengaruh pada Kualitas Dagingnya

4. Meningkatkan risiko hipertensi pada perempuan lansia dan paruh baya

Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?pixabay.com/Steve Buissinne

Perempuan paruh baya dan lansia disarankan untuk membatasi asupan daging merah. Sebab, daging merah bisa meningkatkan risiko hipertensi pada mereka. Ini dibuktikan lewat studi berjudul "Meat Intake and The Risk of Hypertension in Middle-aged and Older Women" yang diterbitkan di "Journal of Hypertension" tahun 2008.

Sementara, daging unggas yang tergolong sebagai daging putih tidak berkorelasi langsung dengan risiko hipertensi pada perempuan paruh baya atau yang berusia lebih tua. Penelitian ini melibatkan 28.676 perempuan di Amerika Serikat.

5. Risiko hipertensi semakin besar jika memakan daging merah olahan

Apakah Aman Mengonsumsi Daging Merah bagi Pengidap Hipertensi?unsplash.com/Bruno Kelzer

Mana yang lebih besar risikonya, apakah daging merah biasa atau olahan? Jawabannya, tentu saja daging merah olahan! Ini berdasarkan studi berjudul "Processed and Unprocessed Red Meat Consumption and Hypertension in Women" yang dipublikasikan dalam "The American Journal of Clinical Nutrition" tahun 2014.

Studi ini melibatkan 44.616 perempuan Prancis bebas penyakit yang menanggapi kuesioner diet tervalidasi. Hasilnya, perempuan yang mengonsumsi daging merah olahan ≥5 porsi per minggu (asumsi 1 porsi adalah 50 gram) memiliki tingkat hipertensi 17 persen lebih tinggi daripada perempuan yang hanya mengonsumsi daging merah olahan sebanyak <1 porsi per minggu.

Jenis daging olahan adalah sosis, ham, kornet, dendeng, bacon, daging kalengan, dan sebagainya.

Dari kumpulan studi di atas yang dihimpun dari berbagai sumber, sudah jelas ada keterkaitan antara konsumsi daging merah dan hipertensi. Jika kamu memiliki riwayat hipertensi, lebih baik hindari atau batasi konsumsinya. Tetap prioritaskan pola makan sehat!

Baca Juga: Kandungan Gizi pada Daging Domba, Apakah Lebih Sehat dari Kambing?

Topik:

  • Nurulia
  • Jumawan Syahrudin
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya