Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cegah Ambeien dengan Makan Makanan Tinggi Serat dan Sering Minum Air

ilustrasi makan buah (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)
ilustrasi makan buah (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Pernah dengar tentang wasir atau ambeien? Ini adalah kondisi saat pembuluh darah di bagian bawah rektum dan anus membengkak. Berdasarkan studi dalam jurnal Gastroenterology, diperkirakan 4,4 persen populasi dunia hidup dengan ambeien.

Ambeien bukan hal yang sepele karena menimbulkan ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Bila tidak diobati, orang dengan ambeien akan mengalami pendarahan dubur, nyeri, dan sensasi gatal sepanjang hidupnya.

Pada Selasa (6/9/2022), dr. M. Syah Abdaly, SpPD, menjelaskan tentang “Kenali Penyebab Wasir dan Cara Mengatasinya” yang disiarkan langsung di Instagram @manukahealth.id. Perkaya pengetahuanmu, yuk!

1. Keluhannya bukan hanya benjolan, tetapi juga pendarahan saat buang air besar

Dalam bahasa kedokteran, ambeien disebut sebagai hemoroid. Dokter Daly menjelaskan definisi ambeien, yaitu pelebaran pembuluh darah vena di daerah anus. Vena sendiri merupakan pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.

Sebagian orang berpikir bahwa gejala ambeien hanya berupa benjolan di daerah anus. Pendarahan bisa terjadi karena dinding pembuluh darah yang tipis bergesekan dengan feses. Darah itu akan keluar saat buang air besar.

2. Faktor risikonya banyak, salah satunya kurang serat dan cairan

ilustrasi segelas air (unsplash.com/manu schwendener)
ilustrasi segelas air (unsplash.com/manu schwendener)

Menurut dr. Daly, penyebab ambeien sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terkena ambeien. Salah satunya adalah pola hidup yang salah seperti kurang minum air dan kurang serat.

"Kurang cairan dan serat bisa membuat buang air besar menjadi keras. Ketika mengejan, tekanan di dalam perut meningkat dan membuat pembuluh darah melebar. Akhirnya, terjadilah ambeien," terangnya.

Kebutuhan serat harian kita cukup tinggi, yaitu 25–30 gram. Karena itu, kita harus mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 3–5 porsi per hari.

Makanan pedas dan daging merah juga merupakan faktor risiko. Ini karena ada zat di dalam cabai bernama kapsaisin yang bisa melebarkan pembuluh darah. Konsumsi daging merah juga harus dibatasi karena bisa menyebabkan sembelit.

3. Selain itu, usia dan aktivitas tertentu juga merupakan faktor risiko ambeien

ilustrasi lansia (pexels.com/Tristan Le)
ilustrasi lansia (pexels.com/Tristan Le)

Sebenarnya ambeien bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling banyak dialami oleh orang berusia 50 tahun ke atas. Ini karena jaringan ikat di rektum dan anus melemah seiring bertambahnya usia.

Beberapa aktivitas yang kita anggap sepele ternyata merupakan faktor risiko ambeien, seperti buang air besar terlalu lama, sering mengangkat benda berat, hingga tidak aktif bergerak.

"Kebanyakan nongkrong di toilet tapi tidak kelar-kelar, bahkan sambil main game, itu tidak baik dan merupakan faktor risiko ambeien. Tidak heran sekarang usia 30-an sudah banyak yang ambeien karena lifestyle yang salah," ujar dr. Daly.

Faktor risiko lainnya adalah tekanan di dalam perut. Bisa karena tumor, bisa juga karena hamil. Janin dan hormon progesteron yang meningkat selama hamil bisa memperlebar pembuluh darah di anus dan memperlambat gerakan usus.

4. Terdapat beberapa derajat ambeien, dari ringan sampai berat

Pada dasarnya, ambeien dibagi menjadi dua, yaitu wasir dalam (hemoroid internal) dan wasir luar (hemoroid eksternal). Seperti namanya, wasir dalam terletak di dalam rektum. Kalau wasir luar, terdapat benjolan di kulit di sekitar lubang anus yang bisa dilihat dan diraba.

Terdapat beberapa derajat ambeien, dari 1 sampai 4. Makin besar angka, makin berat kondisinya. Berikut pemaparannya:

  • Derajat 1: Keluar darah ketika buang air besar. Kemungkinan ada benjolan yang masih kecil di dalam.
  • Derajat 2: Keluar benjolan ketika buang air besar, tetapi bisa masuk lagi ke dalam setelah BAB.
  • Derajat 3: Keluar benjolan, baik saat buang air besar atau tidak. Akan tetapi, benjolan tersebut bisa dimasukkan ke dalam dengan tangan.
  • Derajat 4: Benjolan keluar sendiri dan sulit dimasukkan kembali. Kalau sudah seperti ini, perlu tindakan pembedahan.

5. Disarankan memantau kondisi feses setelah buang air besar

Kebanyakan orang akan langsung menyiram fesesnya setelah buang air besar tanpa melihatnya karena merasa jijik. Padahal, mengecek feses itu penting untuk mengetahui kondisi kesehatan kita.

"Kalau feses berwarna hitam atau merah segar, kemungkinan ada pendarahan di saluran cerna. Kalau warnanya pucat, mungkin ada masalah di empedu atau saluran empedu," tutur dr. Daly.

Tidak hanya warna, konsistensi feses juga perlu diperhatikan. Feses yang normal adalah yang lunak. Kalau keras dan bentuknya seperti kotoran kambing, itu adalah tanda bahwa kita kekurangan serat.

Apabila ada kecurigaan yang mengarah ke ambeien, segera periksakan diri ke dokter. Pemeriksaan ambeien meliputi colok dubur (rectal examination), hingga teropong anus, rektum, dan usus besar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Nuruliar F
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us