Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendengaran Selektif: Definisi, Plus Minus, dan Cara Melatihnya

ilustrasi mendengarkan (pixabay.com/RobinHiggins)
ilustrasi mendengarkan (pixabay.com/RobinHiggins)

Telinga kita terus menangkap suara di lingkungan sekitar sepanjang waktu. Ada orang yang sangat sensitif dan mudah terganggu dengan kebisingan, tetapi ada juga yang bisa memusatkan perhatian pada suara tertentu dan mengabaikan yang lain.

Yang kedua disebut sebagai pendengaran selektif. Pelajari lebih lanjut seputar pendengaran selektif, plus minus, serta cara melatihnya. Here we go!

1. Definisi pendengaran selektif

Mengutip WebMD, pendengaran selektif adalah ketika kita memusatkan perhatian pada informasi yang spesifik, terutama saat berada di lingkungan yang bising. Secara sadar atau tidak, kita bisa mendengarkan apa yang relevan dan mengabaikan yang tidak.

Pendengaran selektif bukanlah bakat, melainkan suatu keterampilan yang bisa dikembangkan dan diasah oleh siapa pun. Tidak ada hubungannya dengan ketajaman pendengaran, karena ini merupakan cara otak memprioritaskan suara yang dianggap penting.

2. Bagaimana cara kerjanya?

ilustrasi otak manusia (pixabay.com/TheDigitalArtist)
ilustrasi otak manusia (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Auditory cortex atau korteks pendengaran adalah bagian otak yang memproses apa yang kita dengar. Bahkan, di ruangan yang penuh dengan kebisingan, saraf korteks pendengaran hanya terhubung dengan suara yang kita pilih untuk didengarkan.

Otak bisa memilih nada, frekuensi, dan sinyal tertentu yang diinginkan. Contohnya, ketika kita sedang deep talk dengan seseorang, kita hanya fokus pada orang tersebut dan mengganggap suara lain sebagai noise.

3. Plus minus pendengaran selektif

Dilansir Connect Hearing, pendengaran selektif merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi otak dari rangsangan pendengaran berlebih. Ini karena otak tidak bisa memproses semua informasi sensorik yang terjadi secara bersamaan.

Namun, tanpa disadari, ini membuat sebagian orang menolak informasi atau pemikiran yang tidak sejalan dengan yang dipercayai. Padahal, penting bagi kita untuk menerima perspektif baru untuk memperluas wawasan.

4. Bisa terjadi sejak masa kanak-kanak

ilustrasi anak-anak bermain mobil-mobilan (pexels.com/Polesie Toys)
ilustrasi anak-anak bermain mobil-mobilan (pexels.com/Polesie Toys)

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neuropsychologia tahun 2006, anak-anak berusia tiga tahun bisa mendengarkan secara selektif dan mengabaikan suara yang lain. Para peneliti berpendapat bahwa mekanisme saraf pada anak-anak tersebut sangat mirip dengan orang dewasa.

Akan tetapi, mengutip Verywell Family, ini bisa membuat orang tua frustrasi karena anak-anaknya hanya memperhatikan ketika mereka mendengar kata-kata yang mereka sukai. Misalnya, hanya menyahut jika dijanjikan dibelikan mainan dan mengabaikan ketika diminta untuk mandi.

Bagaimana cara mengatasinya? Untuk memastikan otak anak siap menerima informasi, ucapkan namanya, jalin kontak mata, dan berikan sentuhan lembut. Selain itu, contohkan kepada anak bagaimana cara mendengarkan yang baik.

5. Cara melatih pendengaran selektif

Pada dasarnya, pendengaran selektif itu menguntungkan untuk dikuasai. Karena terkadang kita berada dalam situasi di mana kita harus fokus pada suara yang relevan dan menghilangkan yang tidak penting.

Untuk meningkatkan kemampuan pendengaran selektif, kita harus berlatih mendengarkan dengan fokus. Selain itu, jangan melakukan beberapa hal secara bersamaan karena bisa membuat perhatian terbagi.

Misalnya, jika kita sedang menonton film dan teman kita mengajak berbincang, maka pause film tersebut dan berikan perhatian penuh pada lawan bicara. Laman Healthline menyarankan untuk memperhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.

Nah, itulah serba-serbi mengenai pendengaran selektif yang perlu kita ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Nuruliar F
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us