5 Penyakit yang Mirip HMPV, Salah Satunya COVID-19

Selang 2 tahun setelah pandemik COVID-19, dunia kembali dihebohkan dengan wabah penyakit HMPV. Sama seperti COVID-19, wabah ini muncul di China pada akhir tahun lalu dan membuat petugas medis di sana kelabakan. Dilansir WebMD, Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang termasuk dalam famili pneumoviridae.
Meski sempat membuat dunia waspada, HMPV sendiri sebetulnya merupakan virus lama yang sudah ditemukan lebih dari 20 tahun lalu oleh ilmuwan Belanda. Mereka yang tertular virus ini biasanya akan mengalami berbagai gejala yang mirip dengan flu ringan seperti batuk, bersin, hidung meler, hingga sakit tenggorokan.
Mengingat gejalanya yang cukup umum, HMPV juga memiliki kemiripan dengan beberapa penyakit saluran pernapasan lainnya. Penyakit apa aja kira-kira? Berikut jawabannya!
1. Influenza (Flu)

Flu merupakan penyakit yang sangat umum terjadi di Indonesia, dan dianggap sebagai penyakit yang ringan. Saking ringannya, gak sedikit orang mengobati penyakit ini dengan obat warung. Dilansir Mayo Clinic, flu sendiri disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sistem pernapasan. Ketika ini terjadi, sejumlah organ pada sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru akan mengalami infeksi.
Biasanya infeksi ini ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, rasa lelah tak berkesudahan, hingga keringat berlebihan. Meski sering kali dianggap sebagai penyakit yang ringan, pada orang-orang dengan kondisi tertentu, flu bisa jadi penyakit yang cukup parah. Biasanya hal ini terjadi pada mereka yang berusia lanjut, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, mereka yang memiliki penyakit seperti asma dan paru-paru, obesitas, hingga anak-anak berusia di bawah 2 tahun atau lebih muda dari itu.
2. Respiratory syncytial virus (RSV)

RSV adalah infeksi sistem pernapasan dan paru-paru yang disebabkan oleh respiratory syncytial virus. Sama seperti HMPV, virus penyebab RSV juga berasal dari famili pneumoviridae. Nah mengingat kedua virus ini berasal dari famili virus yang sama, gak heran jika gejala kedua penyakit ini juga mirip satu sama lain. Dilansir Mayo Clinic, gejala RSV sendiri meliputi hidung tersumbat, batuk kering demam, sakit tenggorokan, hingga sakit kepala.
Biasanya, gejala ini baru akan muncul sekitar empat sampai enam hari setelah kita terpapar virus RSV. Kabar baiknya, mayoritas anak-anak dan orang dewasa biasanya hanya menderita RSV ringan. Namun penyakit ini bisa jadi berbahaya bagi bayi di bawah usia 1 tahun, bayi prematur, lansia, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, serta penderita penyakit jantung dan paru-paru. Dalam kasus yang parah, RSV bisa menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis.
3. Adenovirus

Adenovirus adalah sekelompok virus yang bisa menyebabkan infeksi pada manusia. Namun berbeda dengan penyakit atau virus sebelumnya, adenovirus bukan hanya bisa menginfeksi sistem pernapasan aja.
Dilansir Cleveland Clinic, selain sistem pernapasan, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan, kandung kemih, bahkan saraf. Gejala dari infeksi adenovirus sendiri sangat tergantung pada bagian tubuh mana yang terkena infeksi. Namun kebanyakan kasus adenovirus menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan.
Jika yang terinfeksi adalah sistem pernapasan, maka penderitanya akan mengalami sejumlah gejala seperti flu. Pada sistem pencernaan, adenovirus bisa menyebabkan peradangan usus atau lambung yang dikenal dengan istilah gastroenteritis. Di kandung kemih, adenovirus akan menyebabkan infeksi saluran kemih dan menyerang otak jika yang terinfeksi adalah sistem saraf. Mayoritas gejala adenovirus hanya berlangsung selama beberapa hari, tapi pada kasus yang parah, gejala bisa bertahan selama beberapa minggu dan membutuhkan perawatan medis.
4. Pneumonia

Kamu pasti sudah sering mendengar nama penyakit ini, namun gak semua orang benar-benar tahu apa sih pneumonia itu. Dilansir Cleveland Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara pada paru-paru. Kantung udara yang meradang membuat nanah bisa masuk dan menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri dada, batuk berlendir, demam tinggi, sesak nafas, hingga kebingungan yang umumnya terjadi pada pasien lansia. Berbeda dengan penyakit sistem pernapasan lainnya, pneumonia ini gak hanya bisa disebabkan oleh virus, karena bakteri dan jamur juga bisa jadi biang kerok untuk penyakit ini.
Nah, beda penyebab, maka tingkat keparahannya juga akan berbeda. Pneumonia yang disebabkan oleh virus dan bakteri merupakan jenis pneumonia yang paling umum terjadi, sedangkan kasus pneumonia yang disebabkan oleh jamur cukup jarang ditemukan namun merupakan jenis yang paling berbahaya. Pneumonia biasanya bukan penyakit berbahaya, tapi ada baiknya untuk tetap memeriksakan diri ke rumah sakit. Terutama jika penderitanya adalah lansia, bayi, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
5. COVID-19

Muncul pertama kali di tahun 2019, COVID-19 sempat membuat dunia kalang kabut sebelum akhirnya mereda di tahun 2021. Dilansir Cleveland Clinic, COVID-19 sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi sistem pernapasan.
Pertama-tama, virus masuk melalui hidung, mulut, atau mata, bergerak ke bagian belakang saluran hidung, untuk kemudian berkembang biak. Virus kemudian memasuki jaringan paru-paru dan menyebabkan berbagai gejala seperti demam, batuk kering, sesak napas, kelelahan, hingga kehilangan kemampuan mengecap rasa atau penciuman.
Gejala COVID-19 biasanya muncul 2-14 hari setelah seseorang terpapar virus. Meski saat pandemi kemarin, penyakit ini menimbulkan banyak korban jiwa. Namun COVID-19 sendiri gak selalu berakibat fatal. Mereka yang mengalami kasus ringan bisa melakukan isolasi selama 2 Minggu di dalam rumah, dan mengonsumsi obat yang diberikan dokter. Sedangkan mereka yang mengalami gejala serius wajib melakukan perawatan di rumah sakit sampai sembuh.
Lima penyakit di atas merupakan penyakit infeksi sistem pernapasan yang memiliki gejala mirip dengan HMPV. Namun mengingat virus penyebabnya berbeda, kelima penyakit ini juga berbeda satu sama lain, dan membutuhkan penanganan yang berbeda.
Buat kamu yang mengalami gejala seperti batuk, pilek, atau demam selama berhari-hari, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter. Meski gejala awalnya ringan, kita gak pernah tahu apa sih yang terjadi pada tubuh kita. Untuk hal ini, dokter jelas lebih tahu dan dapat menanganinya lebih baik.
Referensi
“What Is Human Metapneumovirus?”. WebMD. Diakses Januari 2025.
“Human Metapneumovirus (HMPV)”. Cleveland Clinic. Diakses Januari 2025.
“Flu: Symptoms and Causes”. Mayo Clinic. Diakses Januari 2025.
“Influenza (Flu)”. Cleveland Clinic. Diakses Januari 2025.
“Respiratory Syncytial Virus: Symptoms and Causes”. Mayo Clinic. Diakses Januari 2025.
“Adenovirus”. Cleveland Clinic. Diakses Januari 2025.
“Adenovirus Infections in Children”. WebMD. Diakses Januari 2025.
“Pneumonia: Symptoms and Causes”. Mayo Clinic. Diakses Januari 2025.
“Pneumonia”. Cleveland Clinic. Diakses Januari 2025.
“Coronavirus (COVID-19)”. Cleveland Clinic. Diakses Januari 2025.
“Coronavirus: Symptoms and Causes”. Mayo Clinic. Diakses Januari 2025.