Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Carpal Tunnel Syndrome dan Tendonitis

ilustrasi pergelangan tangan nyeri (freepik.com/krakenimages.com)
ilustrasi pergelangan tangan nyeri (freepik.com/krakenimages.com)
Intinya sih...
  • Gejala carpal tunnel syndrome meliputi nyeri di ibu jari dan tiga jari pertama, sensasi ditusuk jarum pada malam hari, kelemahan tangan, bengkak, dan penyusutan otot.
  • Gejala tendonitis termasuk nyeri di atas tendon yang terkena, pembengkakan, kemerahan, suara berderak saat gerakan pergelangan tangan.
  • Faktor risiko carpal tunnel syndrome  antara lain masalah kelenjar pituitari, autoimun, retensi cairan; sedangkan faktor risiko tendonitis meliputi postur tubuh dan artritis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Carpal tunnel syndrome dan tendonitis adalah dua kondisi yang sering menyebabkan nyeri dan gangguan pada pergelangan tangan. Kendati demikian, carpal tunnel syndrome dan tendonitis memiliki penyebab dan gejala yang berbeda. Keduanya umum terjadi pada individu yang sering melakukan gerakan tangan berulang, seperti mengetik, mengangkat beban, atau menggunakan alat musik. 

Meskipun gejalanya bisa serupa—seperti nyeri, kesemutan, atau kelemahan pada tangan—penting untuk memahami perbedaannya agar diagnosis dan penanganan dapat dilakukan dengan tepat. Kenali perbedaan utama antara carpal tunnel syndrome dan tendonitis, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya dalam ulasan berikut ini.

1. Gejala

Gejala carpal tunnel syndrome (CTS), meliputi:

  • Gejala biasanya terjadi pada ibu jari dan tiga jari pertama.
  • Sensasi seperti ditusuk jarum di tangan dan jari-jari pada malam hari.
  • Kecanggungan atau kelemahan di tangan.
  • Tangan dan jari-jari yang bengkak.
  • Penyusutan otot pada kasus yang parah.
  • Gejala sering kali lebih buruk di malam hari.

Sementara itu gejala tendonitis, termasuk:

  • Nyeri langsung di atas tendon yang terkena.
  • Pembengkakan di sepanjang tendon.
  • Kemerahan.
  • Suara berderak atau berbunyi klik saat pergelangan tangan digerakkan.
  • Tendonitis biasanya memburuk saat beraktivitas.

2. Penyebab

Latihan mengetik di website typing practice(unsplash.com/Vardan Papikyan)
Latihan mengetik di website typing practice(unsplash.com/Vardan Papikyan)

Aktivitas dan gerakan berulang tertentu yang dilakukan dalam jangka waktu lama yang dapat menyebabkan CTS meliputi:

  • Penggunaan komputer yang sering.
  • Penggunaan perkakas tangan untuk bekerja.
  • Memainkan alat musik.

Seperti halnya CTS, peregangan tendon yang berlebihan melalui gerakan berulang dapat menyebabkan kondisi tendonitis. Beberapa tindakan berulang yang dapat menyebabkan tendonitis di antaranya.

  • Merenda.
  • Bermain tenis.
  • Memalu.
  • Mengetik.

3. Faktor risiko

Berikut ini beberapa faktor risiko yang terkait dengan perkembangan CTS:

  • Masalah dengan kelenjar pituitari atau kelenjar tiroid.
  • Kondisi autoimun seperti artritis reumatoid.
  • Gangguan metabolisme seperti diabetes yang dapat membuat saraf lebih rentan terhadap kompresi.
  • Retensi cairan akibat kehamilan atau menopause.
  • Tumor atau kista.
  • Gagal jantung kongestif.
  • Kekurangan vitamin atau toksisitas.
  • Obesitas.
  • Usia (lebih umum terjadi pada usia 45 hingga 54 tahun pada perempuan dan 75 hingga 84 tahun pada laki-laki).
  • Jenis kelamin (perempuan lebih berisiko).

Faktor risiko tendonitis:

  • Postur tubuh dan kebiasaan berjalan.
  • Artritis.
  • Diabetes.
  • Infeksi.
  • Efek samping dari obat-obatan tertentu seperti statin, meskipun langka.

4. Pengobatan

ilustrasi suplemen (freepik.com/freepik)
ilustrasi suplemen (freepik.com/freepik)

CTS biasanya dapat diobat secara konservatif dengan:

  • Penggunaan kawat atau belat pada pergelangan tangan yang terkena.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid.
  • Latihan.
  • Mengistirahatkan sendi yang sakit.
  • Suntikan plasma kaya trombosit.
  • Suntikan steroid.

Jika pengobatan ini tidak efektif, dokter mungkin menyarankan pembedahan sebagai pilihan terakhir.

Sementara itu, tendonitis sering kali membaik dengan pengobatan rumahan, seperti:

  • Mengistirahatkan tendon selama 2 hingga 3 hari.
  • Mengompres tendon selama 20 menit setiap 2 hingga 3 jam.
  • Mengompres pergelangan tangan dengan perban elastis.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Kasus tendonitis yang serius atau kronis mungkin memerlukan pengobatan tambahan seperti suntikan steroid atau pembedahan.

5. Pencegahan

Risiko terkena CTS mungkin dapat dikurangi dengan cara:

  • Beristirahat secara teratur dari aktivitas yang melibatkan pergelangan tangan.
  • Mengganti kibor atau mouse.
  • Meregangkan pergelangan tangan sepanjang hari.
  • Segera menemui dokter jika mengalami nyeri pergelangan tangan.
  • Memperbaiki postur pergelangan tangan.

Risiko terkena tendonitis mungkin dapat dikurangi dengan melakukan:

  • Pemanasan sebelum berolahraga dan peregangan setelahnya.
  • Menggunakan peralatan olahraga yang tepat, seperti raket yang pas.
  • Bekerja sama dengan pelatih olahraga atau pelatih pribadi untuk meningkatkan teknik.
  • Beristirahat secara teratur dari latihan yang berulang-ulang.
  • Meningkatkan volume latihan secara perlahan alih-alih meningkatkannya secara tiba-tiba.

Jadi, carpal tunnel syndrome adalah kompresi saraf median. Kondisi ini biasanya menyebabkan nyeri dan kesemutan di pergelangan tangan dan jari-jari. Sementara itu, tendonitis adalah peradangan pada salah satu tendon pergelangan tangan dan biasanya disebabkan oleh stres fisik yang berulang-ulang. Dalam banyak kasus, kedua kondisi tersebut dapat diobati secara konservatif. Pembedahan biasanya dilakukan untuk kasus-kasus yang serius.

Referensi 

"Tendonitis vs Carpal Tunnel." Centeno-Schultz Clinic. Diakses pada Mei 2025. 
"Tendonitis vs Carpal Tunnel." Healthline. Diakses pada Mei 2025. 
"Tendonitis vs Carpal Tunnel." Medical News Today. Diakses pada Mei 2025.
"Carpal Tunnel Syndrome and Tendonitis." North Florida Hand and Wrist. Diakses pada Mei 2025. 
Alessia Genova et al., “Carpal Tunnel Syndrome: A Review of Literature,” Cureus, March 19, 2020, https://doi.org/10.7759/cureus.7333.
"Carpal Tunnel Syndrome Facts and Statistics." Verywell Health. Diakses Mei 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us