Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Waspada, ini bisa terjadi saat selama masa mudik

Traveling merupakan salah satu kegiatan untuk menghilangkan kejenuhan dan menyegarkan pikiran. Meskipun tujuannya untuk bersenang-senang atau pulang ke kampung halaman, tetapi kita tetap perlu menjaga diri selama melakukan perjalanan agar terhindar dari penyakit. Salah satu yang perlu diwaspadai yaitu traveler's diarrhea atau diare wisatawan.

Diare ini dapat terjadi saat kamu sedang bepergian atau kembali dari tempat liburan. Bisa juga terjadi saat masa liburan atau masa mudik Lebaran. Nah, agar lebih mewaspadainya, berikut ulasan seputar traveler's diarrhea yang menarik buat disimak.

1. Apa itu traveler's diarrhea?

Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi traveling (pexels.com/Sümeyye Ka.)

Dilansir Mayo Clinic, traveler's diarrhea merupakan gangguan saluran pencernaan yang umumnya menyebabkan buang air besar cair dan kram perut.

Diare ini disebabkan akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kita lebih berisiko terkena diare saat bepergian ke tempat dengan iklim atau praktik sanitasinya yang berbeda dari tempat asal.

Traveler's diarrhea biasanya tidak menyebabkan hal serius pada kebanyakan orang. Namun, tetap saja bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Diperkirakan sekitar 30 hingga 70 persen wisatawan dapat mengalami kondisi ini, tergantung pada tujuan dan musim saat melakukan perjalanan.

Diare yang terus-menerus juga berisiko menyebabkan dehidrasi. Saat diare, tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Dehidrasi berbahaya jika terjadi pada anak-anak, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

2. Apa saja gejalanya?

Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi sakit perut (pixabay.com/derneuemann)

Traveler's diarrhea dapat terjadi tiba-tiba di tengah perjalanan maupun setelah kembali ke rumah. Kebanyakan penderitanya mulai membaik dalam 1 hingga 2 hari dan pulih sepenuhnya dalam seminggu. Namun, kita bisa mengalami beberapa episode diare ini dalam satu perjalanan.

Gejala traveler's diarrhea yang umum dapat meliputi:

  • Menceret tiga kali atau lebih dalam sehari.
  • Tidak bisa menahan buang air besar.
  • Kram perut.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Demam.

Terkadang, kita bisa mengalami dehidrasi sedang hingga berat, muntah terus-menerus, demam tinggi, buang air besar berdarah, atau nyeri hebat di perut atau rektum.

Kalau mengalami gejala-gejala tersebut atau diare yang tak kunjung sembuh, segera periksa ke dokter.

Baca Juga: Mengalami Diare dan Muntah Berbarengan? Ini 6 Penyebabnya

3. Penyebab dan faktor risiko

Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi jajan pinggir jalan (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Kita biasanya mengalami diare setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperkirakan sekitar 80 hingga 90 persen diare ini disebabkan oleh bakteri. Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan diare adalah Escherichia coli. Selain itu, Campylobacter jejuni, Shigella spp., dan Salmonella spp juga dapat menimbulkan gangguan saluran pencernaan ini.

Orang-orang dengan kondisi berikut ini punya risiko lebih besar terkena traveler's diarrhea:

  • Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Remaja atau dewasa muda yang cenderung lebih berani mencoba berbagai makanan atau mungkin kurang waspada dalam menghindari makanan yang terkontaminasi.
  • Orang dengan diabetes, penyakit pada saluran pencernaan seperti radang usus, penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit jantung yang parah.
  • Orang yang minum obat penurun asam lambung atau antasida. Asam lambung cenderung menghancurkan mikroorganisme, seperti kuman dan bakteri.
  • Orang yang melakukan perjalanan pada musim tertentu saat risiko diare tinggi.

4. Diagnosis

Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi pemeriksaan oleh dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Apabila diare belum sembuh dalam tiga hari atau gejala memburuk, sebaiknya temui dokter dan beri tahu kalau kamu baru bepergian.

Dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga mungkin akan menganjurkan pemeriksaan lanjutan, seperti tes sampel feses untuk mengidentifikasi parasit atau bakteri penyebab diare, serta tes darah untuk memeriksa infeksi.

5. Bagaimana cara mengobatinya?

Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi minum obat (pexels.com/JESHOOTS.com)

Traveler's diarrhea umumnya akan membaik dalam beberapa hari. Kalau kamu mengalaminya, usahakan untuk tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih atau mengonsumsi cairan elektrolit, seperti larutan oralit. Saat diare, hindari asupan kafein dan alkohol karena dapat meningkatkan dehidrasi.

Selain itu, obat-obatan antidiare, seperti loperamide, obat yang mengandung bismuth subsalicylate kerap digunakan untuk meredakan diare.

Kalau gejalanya parah atau memburuk, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk diare yang disebabkan oleh bakteri. Sementara itu, obat antiparasit akan diresepkan untuk diare akibat parasit. Obat-obatan akan diberikan sesuai kondisi kita.

6. Upaya pencegahan

Traveler’s Diarrhea: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi minum air kemasan (freepik.com/jcomp)

Hal yang perlu diingat saat bepergian ke daerah atau negara lain yaitu selalu memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Untuk mencegah diare, kita bisa mempraktikkan ini:

  • Mengonsumsi makanan yang matang, hindari makan daging atau makanan laut yang mentah dan setengah matang.
  • Minum air kemasan yang masih tersegel dengan baik, atau merebus air terlebih dahulu dan biarkan dingin lalu simpan dalam wadah tertutup yang bersih.
  • Hindari terlalu sering jajan di pinggir jalan.
  • Memilih buah yang dikupas, seperti pisang, jeruk dan lainnya.
  • Hindari susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi, termasuk es krim.
  • Sering mencuci tangan, terutama sebelum makan dan saat hendak menyentuh wajah serta setelah menggunakan toilet. Jika air bersih tidak tersedia, kamu dapat menggunakan hand sanitizer.
  • Apabila makan di restoran, pastikan permukaan meja serta alat-alat makan sudah bersih.

Jangan sampai saat traveling kita terkena traveler's diarrhea, ya! Saat traveling, tidak ada salahnya untuk mencoba aneka kuliner baru. Namun, pilihlah makanan dan minuman yang terjaga kebersihannya serta jangan lupa untuk rajin cuci tangan, ya.

Baca Juga: Perlukah Minum Antibiotik untuk Mengobati Diare?

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya