Seberapa Sering Ibu Menyusui Harus Memompa ASI?

- Memompa ASI hanya diperlukan jika bayi tidak bisa menyusu langsung, berat badan bayi kurang naik, payudara bengkak, atau ibu bekerja.
- Ibu yang bekerja disarankan memompa ASI setiap 2-3 jam selama jam kerja untuk menjaga produksi ASI stabil dan mencegah payudara bengkak.
- Jika bayi lahir dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyusu langsung, ibu bisa mulai memompa dalam dua jam pertama setelah melahirkan.
Bagi banyak ibu menyusui, memompa ASI adalah bagian dari perjalanan memberi makan bayi, terutama saat situasi tidak memungkinkan untuk menyusui langsung. Entah karena harus kembali bekerja, bayi yang masih kesulitan menyusu langsung, atau sekadar ingin menjaga stok ASI di rumah, pompa ASI menjadi alat andalan yang sering digunakan.
Namun, tidak sedikit yang masih ragu. Kalau sudah menyusui langsung, apakah tetap perlu memompa? Seberapa sering harus dilakukan? Apakah terlalu sering bisa mengganggu produksi ASI atau bahkan berdampak negatif?
Memahami kapan dan seberapa sering memompa ASI bisa membuat proses menyusui jadi lebih lancar. Artikel ini akan membahas berbagai kondisi yang membuat sesi memompa penting dilakukan, rekomendasi frekuensinya, serta tips agar ibu bisa memompa dengan lebih nyaman dan efisien.
1. Apakah perlu memompa ASI jika menyusui langsung?
Kalau kamu adalah ibu rumah tangga yang bisa menyusui langsung tanpa campur susu formula, biasanya tidak perlu memompa ASI. Bayi secara alami mengosongkan payudara saat menyusu, dan ini membantu tubuh ibu mengatur produksi ASI sesuai kebutuhan si kecil. Proses menyusu langsung ini menciptakan "feedback loop" alami: makin sering bayi menyusu, makin banyak ASI yang diproduksi.
Memompa justru bisa mengganggu keseimbangan ini. Bisa jadi produksi ASI jadi terlalu banyak (oversupply) atau malah terlalu sedikit. Belum lagi, menyusui langsung jauh lebih praktis dan hemat karena tidak perlu alat tambahan. Selama bayi menyusu dengan baik dan berat badannya naik sesuai kurva, memompa ASI bukan hal yang wajib.
2. Kapan pompa ASI dibutuhkan?
Meskipun menyusui langsung ideal, tetapi ada kondisi tertentu yang membuat pompa ASI sangat berguna, misalnya:
Bayi belum bisa menyusu langsung. Misalnya pada bayi lahir prematur atau sedang sakit. Dalam kondisi ini, kamu bisa memompa ASI 8–10 kali sehari untuk menjaga suplai dan tetap memberi nutrisi penting bagi si kecil.
Bayi tidak mendapat cukup ASI. Kalau kenaikan berat badan bayi masih belum sesuai atau tampak kurang puas setelah menyusu, memompa setelah menyusui bisa membantu meningkatkan produksi ASI. Tujuannya adalah mengosongkan payudara dengan optimal agar produksi meningkat.
Payudara bengkak atau terasa penuh. Memompa atau memerah sedikit ASI bisa meredakan nyeri, mencegah saluran ASI tersumbat, dan menghindari mastitis (radang payudara).
Akan terpisah dari bayi. Kalau kamu kembali bekerja atau sering harus meninggalkan bayi, memompa adalah solusi supaya stok ASI tetap tersedia saat kamu tidak sedang di rumah.
Puting datar, masuk ke dalam, atau berlekuk. Pompa ASI bisa digunakan sebentar sebelum menyusui untuk membantu puting keluar dan memudahkan pelekatan dengan lebih baik.
3. Seberapa sering ibu bekerja perlu memompa ASI?

Untuk ibu yang bekerja, disarankan untuk memompa ASI setiap 2–3 jam selama jam kerja, atau sekitar 2–4 kali dalam satu shift 8 jam, untuk meniru jadwal menyusu bayi dan menjaga produksi ASI tetap stabil.
Setiap sesi memompa biasanya berlangsung selama 15–20 menit. Memompa secara rutin dengan jeda seperti ini dapat mencegah payudara bengkak dan membantu menjaga produksi ASI yang konsisten.
Untuk shift kerja yang lebih panjang, ibu mungkin perlu memompa hingga empat kali. Penting juga untuk mulai membangun stok ASI dengan mulai pumping kira-kira dua minggu sebelum kembali bekerja, dan tetap memompa pada waktu yang konsisten sesuai dengan ritme menyusu bayi untuk menjaga pasokan. Kalau ingin lebih cepat, kamu bisa memompa kedua payudara sekaligus. Selain menghemat waktu, cara ini juga membantu meningkatkan produksi ASI.
4. Haruskah memompa ASI segera setelah melahirkan
Jika bayi lahir dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyusu secara langsung, misalnya karena lahir prematur, sedang sakit, atau dipisahkan dari bayi setelah persalinan, kamu bisa mulai memompa dalam dua jam pertama setelah melahirkan. Awali dengan memerah tangan (hand expression), lalu lanjutkan dengan memompa setiap 2–3 jam. Gunakan pompa listrik atau pompa rumah sakit jika memungkinkan.
Pada hari-hari awal, kamu hanya akan memproduksi kolostrum, yaitu ASI pertama yang kental dan kaya akan zat gizi. Meskipun sedikit, tetapi ini sangat penting untuk kekebalan tubuh bayi. Terus memompa akan membantu produksi ASI meningkat perlahan. Namun, kalau kamu bisa menyusui langsung dan bayi bertambah berat badannya dengan baik, sebaiknya tidak usah buru-buru memompa. Keinginan menimbun ASI bisa jadi kontraproduktif karena bisa menimbulkan oversupply dan payudara yang terus-menerus penuh sehingga kamu jadi tidak nyaman.
5. Tips agar sukses memompa ASI
Supaya sesi memompa ASI berjalan lancar, coba tips ini:
Minum banyak air putih untuk bantu produksi ASI.
Konsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Cari tempat yang nyaman dan tenang untuk memompa.
Pastikan pompa ASI dalam kondisi baik dan bersih.
Cuci tangan dan semua bagian pompa sebelum digunakan.
Jika perlu, konsultasikan dengan konsultan laktasi atau tenaga kesehatan.
Memompa ASI bisa sangat membantu dalam berbagai situasi, tetapi tidak semua ibu menyusui membutuhkannya. Yang penting adalah memahami kondisi tubuh dan kebutuhan bayi. Dengan informasi yang tepat, kamu bisa lebih percaya diri dalam menjalani perjalanan menyusui.
Referensi
"Do I Need a Breast Pump?" Breastfeeding Support. Diakses pada Agustus 2025.
"How Often Should I Pump?" Healthline. Diakses pada Agustus 2025.
"Pumping FAQ – Breastfeeding Parents." KidsHealth. Diakses pada Agustus 2025.
"How Frequently Can You Pump Breast Milk?" Pantai (Malaysia). Diakses pada Agustus 2025.