TBC Genital: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

- TBC genital dapat menyebabkan infertilitas pada perempuan dan laki-laki.
- Gejala TBC genital termasuk massa pada ovarium, nyeri menstruasi, pembengkakan di sekitar area selangkangan, dan kesulitan buang air kecil pada laki-laki.
- TBC genital menyebar melalui infeksi primer atau penularan seksual dan sering kali sulit dideteksi.
Tidak banyak yang tahu bahwa tuberkulosis (TBC atau TB) juga bisa menyerang organ reproduksi atau yang dikenal sebagai tuberkulosis genital. Ini adalah infeksi sekunder yang disebabkan oleh penyebaran Mycobacterium tuberculosis dari bagian tubuh lain, biasanya paru-paru.
Penyakit ini terutama menyerang perempuan usia produktif. Namun, kadang-kadang laki-laki juga dapat mengalami kondisi ini.
Meskipun relatif jarang terjadi, tetapi TBC genital dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk infertilitas. Yuk, kita bahas lebih dalam seputar TBC genital.
1. Gejala
TBC genital sering kali muncul tanpa gejala yang spesifik sehingga menyulitkan diagnosis. Namun, jika gejala muncul, gejala yang umum meliputi:
- Adanya massa pada ovarium yang sering disalahartikan sebagai tumor.
- Infertilitas dan predisposisi terhadap kehamilan ektopik.
- Aliran menstruasi sedikit atau nyeri menstruasi parah.
- Kulit klitoris memerah dan terasa nyeri.
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks.
- Adanya titik keras dan nyeri dengan tepi kasar dan dasar berwarna merah.
- Pada laki-laki, gejala berupa kesulitan buang air kecil dan terkadang retensi urine jika saluran kemih tersumbat.
- Kemandulan akibat saluran keluar sperma yang tersumbat.
- Pembengkakan di sekitar area selangkangan.
2. Penyebab

Ada dua cara utama TBC genital menyebar:
- Dari infeksi primer: TBC yang sudah ada di paru-paru atau organ lain dapat berpindah melalui aliran darah atau sistem limfatik dan berkembang biak di organ reproduksi.
- Penularan seksual: TBC genital juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan seseorang yang memiliki infeksi TBC genital aktif. Hal ini dapat terjadi melalui kontak dengan lesi kulit yang terinfeksi atau cairan tubuh selama aktivitas seksual.
3. Diagnosis
TBC genital sering kali tidak terdeteksi dengan tes TBC standar. Namun, penyumbatan tuba falopi yang terkait dengan TBC genital dapat didiagnosis melalui histerosalpingogram (HSG), yang mana pewarna radiopak dimasukkan melalui serviks ke dalam rahim.
Selanjutnya, dilakukan rontgen berurutan untuk melacak jalannya pewarna ke dalam rahim dan kemudian melalui tuba falopi ke rongga panggul. HSG dapat menunjukkan penyumbatan tuba atau penyempitan rongga rahim yang merupakan perlengketan.
4. Pengobatan

Metode yang umum dilakukan untuk mengobati TBC genital, meliputi:
- Kemoterapi antituberkular: Kemoterapi yang diberikan kepada pasien selama enam hingga sembilan bulan.
- Obat-obatan: Ini adalah pengobatan yang paling direkomendasikan karena efisien dan hemat biaya. Ini termasuk pengobatan selama dua bulan dengan obat seperti rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol.
- Pembedahan: Dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan juga dipilih untuk mengobati TBC genital pada pasien.
5. Komplikasi
Pada perempuan, tuba falopi paling sering terkena, yang menyebabkan penyumbatan atau kerusakan yang menghalangi kemampuan sperma untuk mencapai sel telur, yang dapat mengakibatkan infertilitas.
Komplikasi lainnya meliputi dispareunia, menstruasi tidak teratur, dan penyakit radang panggul kronis.
Pada laki-laki, TBC pada epididimis atau testis dapat mengakibatkan penyumbatan yang mencegah pelepasan sperma, yang berpotensi menyebabkan infertilitas.
TBC bahkan dapat melibatkan batang penis dan kepala penis dan dapat menyebabkan ulkus, pembesaran benjolan, dan kerusakan parah. Ini juga dapat menghalangi hubungan seksual yang normal.
Meskipun jarang terjadi, tetapi TBC genital adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan, termasuk infertilitas. Deteksi dini dan rejimen pengobatan yang komprehensif adalah kunci untuk mengelola kondisi ini secara efektif.
Referensi
"Genital Tuberculosis: Causes, Symptoms and Treatment". ART Fertility Clinics. Diakses November 2024.
G. Angeline Grace, D. Bella Devaleenal, and Mohan Natrajan, “Genital Tuberculosis in Females,” The Indian Journal of Medical Research 145, no. 4 (April 1, 2017): 425–36, https://doi.org/10.4103/ijmr.ijmr_1550_15.
"Female genital tuberculosis and infertility: Symptoms, diagnosis and treatment". HindustanTimes. Diakses pada November 2024.
"Treatment for Genital Tuberculosis". Nova IVF. Diakses pada November 2024.
Reddy Ravikanth, Kanagasabai Kamalasekar, and Nishchil Patel, “Extensive Primary Male Genital Tuberculosis,” Journal of Human Reproductive Sciences 12, no. 3 (January 1, 2019): 258, https://doi.org/10.4103/jhrs.jhrs_3_19.