Trombosis Arteri, Penyumbatan Pembuluh Darah yang Bisa Mengancam Nyawa

- Gejala trombosis arteri termasuk serangan jantung, stroke, mini stroke, dan iskemia ekstremitas kritis yang memerlukan pertolongan medis segera.
- Trombosis arteri disebabkan oleh aterosklerosis dan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, pola makan tidak sehat, dan obesitas.
- Diagnosis trombosis arteri melibatkan pemeriksaan fisik, tes darah untuk deteksi protein troponin, studi pencitraan atau USG untuk visualisasi arteri, dan elektrokardiogram.
Suatu hari kamu bangun tidur, menyeduh kopi, dan bersiap memulai hari. Namun, tiba-tiba lengan terasa sangat nyeri, dingin, dan pucat. Dalam hitungan menit, jari-jarimu sulit digerakkan. Banyak orang tak menyadari gejala seperti ini bisa jadi tanda dari kondisi serius yang disebut trombosis arteri, gangguan yang dapat terjadi secara mendadak dan berpotensi mengancam nyawa.
Trombosis arteri terjadi ketika bekuan darah terbentuk di dalam arteri, yakni pembuluh darah yang membawa darah kaya akan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Berbeda dari trombosis vena yang lebih sering dikaitkan dengan duduk terlalu lama atau perjalanan jauh, trombosis arteri sering kali berkaitan dengan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding arteri, serta kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Ketika aliran darah ke organ penting seperti jantung, otak, atau kaki terganggu, dampaknya bisa sangat cepat dan fatal.
Meski terdengar menakutkan, tetapi memahami apa itu trombosis arteri dan mengenali gejalanya sejak dini dapat menyelamatkan hidup. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang penyebab, gejala, risiko, serta langkah-langkah pencegahan dari kondisi yang diam-diam dapat menyerang siapa saja, terutama pada orang dewasa atau memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah.
1. Gejala
Gumpalan darah biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun sampai menyebabkan terhalangnya aliran darah ke bagian tubuh tertentu. Jika sudah menghalangi aliran darah, maka dapat menyebabkan beberapa masalah serius, yang meliputi:
Serangan jantung: Saat aliran darah ke otot jantung tiba-tiba tersumbat, yang ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, dan pusing.
Stroke: Saat aliran darah ke otak terputus. Gejala utamanya berupa satu sisi wajah terkulai, satu sisi tubuh mengalami kelemahan, dan bicara cadel.
Serangan iskemik transien atau mini stroke: Terjadi saat aliran darah ke otak tersumbat sementara, yang menyebabkan gejala stroke sementara.
Iskemia ekstremitas kritis: Saat suplai darah ke tungkai tersumbat, menyebabkan nyeri, berubah warna, dan terasa dingin.
Itu semua adalah kondisi darurat medis.
2. Penyebab
Trombosis arteri biasanya terjadi pada orang-orang yang mengalami penyumbatan arteri oleh timbunan lemak. Ini dikenal sebagai aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan arteri mengeras dan menyempit seiring waktu dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Selain itu, ada beberapa risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena aterosklerosis, seperti:
Memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Penuaan.
Merokok.
Pola makan yang tidak sehat.
Kurang atau jarang berolahraga.
Kelebihan berat badan atau obesitas.
Konsumsi alkohol secara berlebihan dan rutin.
Riwayat aterosklerosis dalam keluarga.
3. Diagnosis

Untuk mendiagnosis trombosis arteri, beri tahu dokter riwayat medis selengkap mungkin. Juga, beri tahu dokter jika khawatir memiliki gumpalan darah atau faktor risikonya. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menganalisis gejalanya.
Jika dokter mencurigai serangan jantung, dokter mungkin merekomendasikan kamu untuk tes darah untuk memeriksa protein yang disebut troponin. Untuk mendeteksi gumpalan, dokter akan merekomendasikan studi pencitraan atau USG untuk memvisualisasikan arteri.
Pemeriksaan dengan elektrokardiogram, yang mengukur aktivitas listrik jantung, juga dapat menunjukkan penyumbatan aliran darah. Dalam beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan prosedur yang lebih invasif, seperti angiogram. Prosedur ini melibatkan memasukkan kateter melalui arteri di paha, lengan, atau selangkangan.
4. Pengobatan
Ada beragam perawatan untuk trombosis arteri, mulai dari pemberian obat-obatan hingga pembedahan.
Obat pengencer darah resep dokter untuk membantu melarutkan gumpalan.
Suntikan obat yang disebut trombolitik yang dapat melarutkan beberapa bekuan darah.
Operasi embolektomi untuk menghilangkan bekuan darah.
Operasi untuk melebarkan arteri yang terdampak. Misalnya, angioplasti yang melibatkan penempatan tabung berlubang di dalam arteri untuk menahannya agar tetap terbuka.
Operasi untuk mengalihkan darah di sekitar arteri yang tersumbat, misalnya cangkok bypass arteri koroner.
5. Komplikasi yang bisa terjadi
Trombosis arteri dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
Serangan jantung: Gejala serangan jantung mungkin termasuk sakit dada, nyeri rahang, nyeri punggung, nyeri leher, sesak napas, dan pusing.
Stroke: Gejala stroke mungkin termasuk mati rasa, kesulitan berjalan, kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya pada satu mata, penglihatan ganda, bicara cadel, dan kebingungan.
6. Pencegahan

Hampir tidak mungkin untuk mencegah pembekuan darah sepenuhnya, tetapi ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko trombosis arteri. Hal utama yang bisa kamu lakukan adalah:
Jauhi rokok
Makan makanan yang sehat dan seimbang
Olahraga teratur
Jaga berat badan yang sehat
Bagi individu yang berisiko tinggi mengalami pembekuan darah, dokter mungkin merekomendasikan konsumsi obat-obatan seperti:
Statin untuk mengelola kolesterol tinggi
Obat darah tinggi
Obat antikoagulan dan antiplatelet untuk mengurangi risiko pembekuan darah
Akhir kata, trombosis arteri adalah kondisi yang dapat mengancam jiwa. Orang yang menduga bahwa mereka memilikinya tidak boleh menunda pengobatan. Mendapatkan perawatan segera dapat menyelamatkan hidup individu dengan trombosis arteri.
Referensi
"What to know about arterial thrombosis." Medical News Today. Diakses Agustus 2025.
"Arterial thrombosis." NHS Inform. Diakses Agustus 2025.